LAPORAN PRAKTIKUM III
DASAR GENETIKA TERNAK
“Karakteristik
Sifat Kualitatif dan Kuantitatif pada Kambing Kacang”
Oleh:
Nama : Nuraeni Primawati
Nim : L1A1 14 095
Kelas : B
Kelompok :
VI (Enam)
Asisten : Neli Marlina
JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS
PETERNAKN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2015
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa ternak adalah kelompok ternak yang memiliki
karakteristik (sifat khas) yang sama dan sifat karakteristik tersebut berbeda
dengan individu ternak dengan kelompok ternak lainya. Dengan kata lain
karakteristik tersebut hanya dimiliki oleh individu ternak dalam kelompoknya
yang tidak dimiliki oleh kelompok bangsa ternak lainya. Individu ternak dalam
satu kelompok bangsa pun masih terdapat ketidaksamaan. Karakter yang dapat
digunakan untuk menentukan bangsa ternak dan membedakanya antara bangsa ternak
dapat berdasarkan pengamatan morfologi, konformasi, sifat kualitatif dan
kuantitatif.
Morfologi dan konformasi ternak yang dapat untuk menyatakan
bangsa ternak pada umunya adalah dengan melihat dan menyebutkan susunan anggota
tubuh ternak. sedangkan sifat kualitatif dan kuantitatif selain dapat untuk
menentukan bangsa ternak juga dapat untuk menduga dan menentukan kemungkinan
pengembanganya dimasa mendatang. Dasar dari penyataan sifat ternak adalah harus
menguasai dalam penyebutan anggota tubuh ternak.
Sifat kualitatif bangsa ternak adalah penentuan dalam
karakter ternak dimana individu-individu dapat diklasifikasikan kedalam satu
dari dua kelompok atau lebih ternak, dan pengelompokan ini berbeda jelas satu
sama lainya. Sifat kualitatif ini dapat didasarkan kenampakan yang tidak dapat
diukur dan sedikit atau bahkan tidak ada hubunganya dengan kemampuan produksi.
Sifat kualitatif yang dimiliki oleh individu ternak diantaranya adalah
warna tubuh, bentuk, dan panjang telinga, ada tidaknya tanduk dan lain-lain.
Berdasarkan genetisnya sifat kualitatif ditentukan oleh banyak gen. Sifat
kuantitatif bangsa ternak adalah penentuan dalam karakter ternak dimana
individu-individu ternak dipengarui oleh perbedaan lingkungan seperti perlakuan
tatalaksanaan pemeliharaan atau management, tetapi bukan oleh genetisnya.
Sifat kuantitatif ini dapat diukur dengan parameter tertentu
dan antara sifat yang baik dengan jelek terdapat perbedaan yang tajam. Sifat
kuantitatif diantaranya adalah produksi daging, telur, dan susu, ukuran tubuh
pertambahan berat badan dan lain-lain. Berdasarkan genetisnya sifat kuantitatif
ditentukan oleh hanya satu pasang gen atau satu gen tunggal.
Adnya perbedaan karakteristik sifat kualitatif dan
kuantitatif maka ternak dapat juga digolongkan brdasarkan jenis ternak seperti
ternak jenis sapi, kerbau, domba, kambing, unggas, dan lain-lain. Juga dapat
menentukan tipe produksinya seperti tipe perah, tipe daging dan tipe petelur.
1.2
Tujuan
Adapun tujuan
dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui ciri-ciri kuantitatif
dan kualitatif pada kambing.
2. Mengetahui
berat badan yang dimiliki kambing.
1.3
Manfaat
Adapun
manfaat yang dapat diperoleh dalam
praktikum ini yaittu :
1. Mengetahui cara
perhitungan berat badan pada kambing ?
2. Mengetahui ciri
kualitatif dan kuantitatif yang dimiliki kambing ?
II. TINJAU PUSTAKA
2.1 Karakteristik Kambing kacang
Ternak merupakan
hasil dari suatu proses domestikasi yang pada akhirnya akan terbentuk berbagai
bangsa ternak. Ternak di Indonesia berdasarkan proses domestikasinya secara
umum dikelompokan sebagai ternak asli dan ternak lokal. Berdasarkan peraturan
Menteri Pertanian Nomor: 36/Permentan/ot.140/8/2006 tentang sistem perbibitan
ternak nasional ternak asli adalah ternak yang kerabat liarnya berasal dari dan
proses domestikasinya terjadi di Indonesia sedangkan ternak lokal adalah ternak
hasil persilangan atau introduksi dari luar yang telah dikembangbiakan di
Indonesia sampai generasi kelima atau lebih yang teradaptasi pada lingkungan
dan atau manajemen setempat. Ternak asli karena berada pada suatu wilayah
tertentu dan bersifat lokalitas maka sering pula disebut sebagai ternak local (Kurnianto, 2009).
Domestikasi pada ternak kambing telah menghasilkan 2 rumpun ternak
kambing yang dominan di Indonesia yaitu kambing kacang dan kambing etawah.
Kambing kacang merupakan kambing asli Indonesia,
bentuk badannya kecil sedangkan 41 kambing etawah tubuhnya lebih besar dari
kambing kacang (Subandriyo, 2005). Kambing etawah adalah kambing jamnapari dari
India, didatangkan untuk meningkatkan mutu genetik dengan jalan upgrading terhadap
kambing kacang dengan cara menggaduhkan atau menjual pejantan kambing etawah
serta keturunannya kepada petani peternak. Ternak hasil persilangan ini
mempunyai besar tubuh serta tipe telinga sangat beragam dan terdapat diantara
kambing kacang dan kambing etawah sehingga dikenal sebagai Peranakan Etawah
(PE). Menurut Zein dkk (2012) persilangan kambing kacang dan etawah
menghasilkan kambing peranakan etawah sebagai hasil persilangan antara kambing
etawah dengan kambing kacang yang tampilannya mirip kambing etawah, kambing
jawarandu sebagai hasil persilangan antara kambing peranakan etawa dengan
kambing kacang dan tampilannya lebih mirip kambing kacang
Selain kambing
kacang dan kambing peranakan etawah, beberapa plasma nutfah kambing lokal yang
ada di Indonesia yang berhasil dikarakterisasi antara lain kambing marica
(Sulawesi Selatan), kambing samosir (Pulau Samosir), kambing muara (Tapanuli
Utara), kambing kosta (Banten), kambing gembrong (Bali), kambing benggala (Nusa
Tenggara Timur). Diantara kambing lokal Indonesia hasil karakterisasi yang
termasuk kategori besar adalah kambing PE dan kambing muara, kategori sedang
adalah kambing kosta, gembrong dan benggala, dan kategori kecil adalah kambing
kacang, kambing samosir dan kambing marica (Pamungkas dkk, 2009).
Populasi ternak
kambing di Kabupaten Bolango tahun 2011 secara keseluruhan adalah 5.872 ekor
(BPS, 2012) dan secara fenotipik sebagian besar sekilas terlihat memiliki ciri
yang dimiliki oleh kambing kacang dan sebagian kecil kambing PE. Ternak-ternak
kambing ini telah dipelihara masyarakat setempat secara turuntemurun sehingga
menghasilkan puluhan generasi, beradaptasi dengan lingkungan setempat, dan
beberapa diantaranya memiliki karakteristik khas yang hanya dimiliki oleh
ternak tersebut. Akibat pola pemuliaan yang tidak terarah ternak kambing di
Kabupaten Bone Bolango diduga telah mengalami percampuran genetik dengan
kambing PE melalui kawin silang.
2.2
Karakteristik Sifat Kualitatif pada kambing
kacang
bangsa ternak adalah penentuan dalam karakter
ternak dimana individu-individu dapat di klasifikasikan ke dalam satu dari dua
kelompok atau lebih ternak, dan pengelompokkan ini berbeda jelas satu sama
lainnya. Sifat kualitatif ini dapat didasarkan kenampakan yang tidak dapat
diukur dan sedikit atau bahkan tidak ada hubungannya dengan kemampuan produksi.
Sifat kualitatif yang dimiliki oleh individu ternak diantaranya adalah warna tubuh,bentuk dan panjang telinga, kualitatif di tentukan oleh banyak gen.
2.3
Karakteristik Sifat kuantitatif pada kambing
kacang
bangsa ternak adalah penentuan dalam
karakter ternak di mana individu-individu ternak dipengaruhi oleh perbedaan
lingkungan seperti perlakuan tatalaksana pemeliharaan atau management, tetapi
bukan oleh genetisnya. Sifat kuantitatif ini dapat di ukur dengan parameter
tertentu dan antara sifat yang baik dan jelek terdapat perbedaan yang tajam.
Sifat kuantitatif diantaranya adalah produksi daging, telur,susu,ukuran tubuh
pertambahan berat badan dan lain-lain. Berdasarkan genetisnya sifat kuantitatif
di tentukan oleh hanya satu pasang gen atau satu gen tunggal.
III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu
dan Tempat
Praktikum
mata kuliah Dasar Genetika Ternak. dilaksanakan pada
hari jumat 28 November 2015 jam 16.00 - 15.30 WITA, bertempat
di Pesantren Hidayatullah Kendari
Permai.
3.2. Alat dan
Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel I. Alat dan
Kegunaan yang digunakan pada praktikum karakteristik sifat kualitatif dan
kuantitatif pada kambing kacang
No.
|
Nama Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Alat Tulis
|
Untuk mencatat data hasil
pengamatan
|
2.
|
Meteran
|
Untuk mengukur tubuh ternak
|
3.
|
Pita Ukur
|
Untuk mengukur panjang badan, panjang kepala, tanduk, dan lingkar badan.
|
4.
|
Kamera
|
Sebagai alat dokumentasi
|
5.
|
Timbangan
|
Untuk mengetahui berat badan kambing
|
6.
|
Tongkat Ukur
|
Untuk mengukur Tinggi Badan pada kambing
|
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang
digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 2.
Bahandan
Kegunaan yang digunakan pada praktikum karakteristik sifat kualitatif dan
kuantitatif kambing kacang

1.
Kambing jantan Objek
pengamatan
2.
Kambing
betina Objek
pengamatan

3.3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja
yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu:
1. Menyiapkan
alat dan bahan yaitu 14
ekor kambing kacang, alat tulis,
meteran.
2. Mengamati
sifat kualitatif pada kambing kacang seperti
warna bulu, bentuk tubuh, dan ada tidaknya tanduk.
3. Mengamati
sifat kuantitatif pada kambing kacang seperti
panjang badan, lingkar dada, tinggi pinggul, lebar pinggul, panjang kepala,
panjang tanduk, lebar dada, dan lebar kepala.
4. Mencatat
hasil pengamatan
5. Melakukan
dokumentasi pada ternak
6. sMembuat laporan.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Karakteristik bangsa ternak
berdasarkan sifat kualitatif dari hasil pengamatan ternak Kambing Kacang
Tabel 3. Sifat Kualitatif
No.
|
Karakteristik
|
Jantan
|
Betina
|
||
Jumlah (N)
|
Persentase (%)
|
Jumlah (N)
|
Persentase (%)
|
||
1.
|
warna bulu
|
8
|
8
|
7
|
7
|
|
-hitam putih
|
2
|
25%
|
-
|
-
|
|
-putih cokelat
|
-
|
-
|
1
|
14,3%
|
|
-cokelat putih
|
-
|
-
|
2
|
28,5%
|
|
-cokelat hitam
|
-
|
-
|
1
|
14,3%
|
|
-cokelat
|
2
|
25%
|
1
|
14,3%
|
|
-htam cokelat
|
2
|
12,5%
|
-
|
-
|
|
-putih
|
1
|
12,5%
|
1
|
14,3%
|
|
-putih,hitam, -cokelat
|
1
|
12,5%
|
1
|
14,3%
|
|
-hitam
|
-
|
-
|
-
|
-
|
2.
|
bentuk bulu
|
8
|
8
|
7
|
7
|
|
-kasar
|
3
|
37,5%
|
3
|
42,9%
|
|
-halus
|
5
|
62,5%
|
4
|
57,1%
|
2.
|
bentuk tanduk
|
8
|
8
|
7
|
7
|
|
-panjang
|
5
|
62,5%
|
4
|
57,1%
|
|
-pendek
|
3
|
37,5%
|
3
|
42,9%
|
3.
|
unyeng-unyeng
|
8
|
8
|
7
|
7
|
|
-ada
|
8
|
100%
|
7
|
100%
|
|
-tidak ada
|
-
|
-
|
-
|
-
|
4.1.2
2 Karakteristik bangsa ternak berdasarkan sifat kuantitatif dari hasil
pengamatan bangsa ternak dan membandingkan dengan catatan atau pustaka
Tabel 4.Sifat
Kuantitatif
NO
|
karakteristik
|
rata-rata
|
rataan
|
koefisien keragaaman
|
1
|
BB (Kg)
|
22,67
|
6,699925
|
3,38362
|
2
|
PB (cm)
|
55,2
|
13,24739
|
4,166859
|
3
|
LP (cm)
|
17,46667
|
10,78932
|
1,618884
|
4
|
TB (cm)
|
62
|
8,579044
|
7,226912
|
5
|
LD (cm)
|
68,33333
|
7,46101
|
9,158725
|
Keterangan: BB = Bobot Badan TB = Tinggi Badan
PB = Panjang Badan LD = Lebar Dada
LP = Lebar Pinggul
4.2.Pembahasan
4.2.1 kambing kacang
kambing kacang
dan kambing peranakan etawah, sampai saat ini telah berhasil dilakukan
eksploitasi dan eksplorasi terhadap beberapa plasma nutfah kambing yang ada di
Indonesia. kambing yang telah berhasil di karakterisasi antara lain kambing
marica (Sulawesi Selatan), kambing samosir (Pulau Samosir), kambing muara
(Tapanuli Utara), kambing kosta (Banten), kambing gembrong (Bali), kambing
peranakan etawah (Indonesia), kambing kacang (Indonesia, Malaysia, Filipina),
kambing benggala (Nusa Tenggara Timur). Dari delapan bangsa ternak kambing
lokal Indonesia yang telah dikarakterisasi yang termasuk kategori besar adalah
kambing peranakan etawah (PE) dan kambing muara, kambing kategori sedang adalah
kambing kosta, gembrong dan benggala, sedangkan 14 yang termasuk kategori kecil
adalah kambing kacang,
4.2.2 Sifat
Kualitatif
Berdasarkan hasil pengamatan kambing
jantan dan betina maupun domba ekor gemuk (DEG) jantan dan betina diperoleh
data kualitatif dan data kuantitatif yang tertera pada tabel hasil pengamatan.
Perbedaan yang paling mencolok
antara domba dan kambing di lihat dari sifat kualitatifnya adalah bentuk muka
dan rambut (bulu) yang mempunyai ciri khas masing- masing. Untuk domba
mempunyai woll yang tebal dan gimbal di bandingkan kambing. Bentuk muka kambing
lebih melengkung di bandingkan domba. Badan domba lebih besar dan pendek di
bandingkan kambing.
Berdasarkan
tabel kuantitatif tersebut kita dapat menghitung berat badan sample ternak yang
telah diamati (dalam hal ini kambing PE dan DEG. Dalam perhitungan berat badan
ternak tersebut dapat menggunakan rumus pendugaan yang pernah diajarkan pada
materi kuliah sebelumnya. Rumus yang paling umum di gunakan yaitu rumus Ario
Darmoko yang melibatkan data kuantitatif berupa Lingkar Dada dan Panjang
Badan.
4.2.3 Sifat Kuantitatif
Sifat kuantitatif adalah
sifat yang tidak tampak dari luar dan tidak dapat diamati dengan mata
telanjang, tetapi dapat diukur dengan satuan terntentu. Sifat kuantitatif
sangat berhubungan dengan produksi.
Sifat kuantitatif
dipengaruhi oleh sejumlah besar pasang gen yang berperan secara aditif,
dimonans dan epistatik dan bersama-sam di pengaruhi oleh lingkungan (non
genetik), menghasilkan ekpresi fenotip sebagai sifat kunatitatif. Keragaman
sifat kuantitatif bersifat kontinyu berkisar antara nilai minimum dan maksimum
dan menggambarkan suatu distribusi normal. Karena jumlah yang besar dan saham
masing-masing alel yang kecil maka peranan gen secara sepasang demi sepasang
tidak penting
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pengamatan dapat di ambil kesimpulan bahwa:
1. Ternak
kambing dapat di identifikasi melalui pengamatan kualitatif maupun
kuantitatifnya yang didasarkan pada pengamatan maupun literatur.
2. Terdapat
perbedaan antara kambing Jantan dan betina
di lihat dari sifat kualitatifnya,meliputi warna bulu,bentuk bulu,bentuk
kepala,bentuk badan dan lain-lain.
5.2 Saran
Saran yang dapat
saya ajukan pada praktikum ini yaitu sebaiknnya praktium ini dilaksanakan
dengan waktu yang cukup lama sehingga mahasiswa dapat lebih memahami tentang
bagaimana cara pengukuran pada badan ternak.
DAFTAR
PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2012. Gorontalo
Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo. Gorontalo
Kurnianto. 2009. Pemuliaan Ternak. Graha
Ilmu. Yogyakarta
Pamungkas, F. A., A. Batubara, M.
Doloksaribu, E. Sihite. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing
Lokal di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor
Subandriyo. 2005. Strategi Pemanfaatan
Plasma Nutfah Kambing Lokal Dan Peningkatan Mutu Genetik Kambing di Indonesia.
Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan.
Bogor.
Zein, M. S. A., S. Sulandari, Muladno,
Subandriyo, dan Riwantoro. 2012. Diversitas Genetik dan Hubungan Kekerabatan
Kambing Lokal Indonesia Menggunakan Marker DNA Mikrosatelit. Jurnal Ilmu Ternak
dan Veteriner (JITV) Vol. 17 No 1 Th. 2012: 25-35.
Terimakasih Admin, Artikel ini sangat bermanfaat.
BalasHapusSekalian mohon ijin ya numpang iklan promosi menawarkan Produk berikut ini :
- CaO / Kapur Bakar/ Kalsium Oksida.
- CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
-CaCo3 /Kalsium Karbonat.
- Kaptan / Kapur Pertanian
- Dolomite.
- Zeolite .
- Bentonite.
Untuk informasi dan pemesanan produk Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.