Kamis, 01 Desember 2016

LAPORAN DASAR GENETIKA TERNAK “Karakteristik Sifat Kualitatif dan Kuantitatif pada Kambing Kacang”

LAPORAN PRAKTIKUM III
DASAR GENETIKA TERNAK
“Karakteristik Sifat Kualitatif dan Kuantitatif pada Kambing Kacang


Oleh:
Nama                   :  Nuraeni Primawati
Nim                      :  L1A1 14 095
Kelas                    :  B
Kelompok            :  VI (Enam)
Asisten                 :  Neli Marlina



JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

I.  PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bangsa ternak adalah kelompok ternak yang memiliki karakteristik (sifat khas) yang sama dan sifat karakteristik tersebut berbeda dengan individu ternak dengan kelompok ternak lainya. Dengan kata lain karakteristik tersebut hanya dimiliki oleh individu ternak dalam kelompoknya yang tidak dimiliki oleh kelompok bangsa ternak lainya. Individu ternak dalam satu kelompok bangsa pun masih terdapat ketidaksamaan. Karakter yang dapat digunakan untuk menentukan bangsa ternak dan membedakanya antara bangsa ternak dapat berdasarkan pengamatan morfologi, konformasi, sifat kualitatif dan kuantitatif.
Morfologi dan konformasi ternak yang dapat untuk menyatakan bangsa ternak pada umunya adalah dengan melihat dan menyebutkan susunan anggota tubuh ternak. sedangkan sifat kualitatif dan kuantitatif selain dapat untuk menentukan bangsa ternak juga dapat untuk menduga dan menentukan kemungkinan pengembanganya dimasa mendatang. Dasar dari penyataan sifat ternak adalah harus menguasai dalam penyebutan anggota tubuh ternak.
Sifat kualitatif bangsa ternak adalah penentuan dalam karakter ternak dimana individu-individu dapat diklasifikasikan kedalam satu dari dua kelompok atau lebih ternak, dan pengelompokan ini berbeda jelas satu sama lainya. Sifat kualitatif ini dapat didasarkan kenampakan yang tidak dapat diukur dan sedikit atau bahkan tidak ada hubunganya dengan kemampuan produksi. Sifat kualitatif yang dimiliki oleh individu ternak diantaranya  adalah warna tubuh, bentuk, dan panjang telinga, ada tidaknya tanduk dan lain-lain. Berdasarkan genetisnya sifat kualitatif ditentukan oleh banyak gen. Sifat kuantitatif bangsa ternak adalah penentuan dalam karakter ternak dimana individu-individu ternak dipengarui oleh perbedaan lingkungan seperti perlakuan tatalaksanaan pemeliharaan atau management, tetapi bukan oleh genetisnya.
Sifat kuantitatif ini dapat diukur dengan parameter tertentu dan antara sifat yang baik dengan jelek terdapat perbedaan yang tajam. Sifat kuantitatif diantaranya adalah produksi daging, telur, dan susu, ukuran tubuh pertambahan berat badan dan lain-lain. Berdasarkan genetisnya sifat kuantitatif ditentukan oleh hanya satu pasang gen atau satu gen tunggal.
Adnya perbedaan karakteristik sifat kualitatif dan kuantitatif maka ternak dapat juga digolongkan brdasarkan jenis ternak seperti ternak jenis sapi, kerbau, domba, kambing, unggas, dan lain-lain. Juga dapat menentukan tipe produksinya seperti tipe perah, tipe daging dan tipe petelur.





1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.      Mengetahui ciri-ciri kuantitatif dan kualitatif pada kambing.
2.      Mengetahui berat badan yang dimiliki kambing.
1.3 Manfaat
Adapun  manfaat yang dapat diperoleh dalam  praktikum ini yaittu :
1.      Mengetahui cara perhitungan berat badan pada kambing ?
2.      Mengetahui ciri kualitatif dan kuantitatif yang dimiliki kambing ?












II. TINJAU PUSTAKA
2.1     Karakteristik Kambing kacang
Ternak merupakan hasil dari suatu proses domestikasi yang pada akhirnya akan terbentuk berbagai bangsa ternak. Ternak di Indonesia berdasarkan proses domestikasinya secara umum dikelompokan sebagai ternak asli dan ternak lokal. Berdasarkan peraturan Menteri Pertanian Nomor: 36/Permentan/ot.140/8/2006 tentang sistem perbibitan ternak nasional ternak asli adalah ternak yang kerabat liarnya berasal dari dan proses domestikasinya terjadi di Indonesia sedangkan ternak lokal adalah ternak hasil persilangan atau introduksi dari luar yang telah dikembangbiakan di Indonesia sampai generasi kelima atau lebih yang teradaptasi pada lingkungan dan atau manajemen setempat. Ternak asli karena berada pada suatu wilayah tertentu dan bersifat lokalitas maka sering pula disebut sebagai ternak local (Kurnianto, 2009). 
Domestikasi pada ternak kambing telah menghasilkan 2 rumpun ternak kambing yang dominan di Indonesia yaitu kambing kacang dan kambing etawah. Kambing kacang merupakan kambing asli Indonesia, bentuk badannya kecil sedangkan 41 kambing etawah tubuhnya lebih besar dari kambing kacang (Subandriyo, 2005). Kambing etawah adalah kambing jamnapari dari India, didatangkan untuk meningkatkan mutu genetik dengan jalan upgrading terhadap kambing kacang dengan cara menggaduhkan atau menjual pejantan kambing etawah serta keturunannya kepada petani peternak. Ternak hasil persilangan ini mempunyai besar tubuh serta tipe telinga sangat beragam dan terdapat diantara kambing kacang dan kambing etawah sehingga dikenal sebagai Peranakan Etawah (PE). Menurut Zein dkk (2012) persilangan kambing kacang dan etawah menghasilkan kambing peranakan etawah sebagai hasil persilangan antara kambing etawah dengan kambing kacang yang tampilannya mirip kambing etawah, kambing jawarandu sebagai hasil persilangan antara kambing peranakan etawa dengan kambing kacang dan tampilannya lebih mirip kambing kacang
Selain kambing kacang dan kambing peranakan etawah, beberapa plasma nutfah kambing lokal yang ada di Indonesia yang berhasil dikarakterisasi antara lain kambing marica (Sulawesi Selatan), kambing samosir (Pulau Samosir), kambing muara (Tapanuli Utara), kambing kosta (Banten), kambing gembrong (Bali), kambing benggala (Nusa Tenggara Timur). Diantara kambing lokal Indonesia hasil karakterisasi yang termasuk kategori besar adalah kambing PE dan kambing muara, kategori sedang adalah kambing kosta, gembrong dan benggala, dan kategori kecil adalah kambing kacang, kambing samosir dan kambing marica (Pamungkas dkk, 2009).
Populasi ternak kambing di Kabupaten Bolango tahun 2011 secara keseluruhan adalah 5.872 ekor (BPS, 2012) dan secara fenotipik sebagian besar sekilas terlihat memiliki ciri yang dimiliki oleh kambing kacang dan sebagian kecil kambing PE. Ternak-ternak kambing ini telah dipelihara masyarakat setempat secara turuntemurun sehingga menghasilkan puluhan generasi, beradaptasi dengan lingkungan setempat, dan beberapa diantaranya memiliki karakteristik khas yang hanya dimiliki oleh ternak tersebut. Akibat pola pemuliaan yang tidak terarah ternak kambing di Kabupaten Bone Bolango diduga telah mengalami percampuran genetik dengan kambing PE melalui kawin silang.
2.2 Karakteristik Sifat Kualitatif pada kambing kacang
 bangsa ternak adalah penentuan dalam karakter ternak dimana individu-individu dapat di klasifikasikan ke dalam satu dari dua kelompok atau lebih ternak, dan pengelompokkan ini berbeda jelas satu sama lainnya. Sifat kualitatif ini dapat didasarkan kenampakan yang tidak dapat diukur dan sedikit atau bahkan tidak ada hubungannya dengan kemampuan produksi. Sifat kualitatif yang dimiliki oleh individu ternak diantaranya adalah  warna tubuh,bentuk dan panjang telinga, kualitatif  di tentukan oleh banyak gen.
2.3 Karakteristik Sifat kuantitatif pada kambing kacang
bangsa ternak adalah penentuan dalam karakter ternak di mana individu-individu ternak dipengaruhi oleh perbedaan lingkungan seperti perlakuan tatalaksana pemeliharaan atau management, tetapi bukan oleh genetisnya. Sifat kuantitatif ini dapat di ukur dengan parameter tertentu dan antara sifat yang baik dan jelek terdapat perbedaan yang tajam. Sifat kuantitatif diantaranya adalah produksi daging, telur,susu,ukuran tubuh pertambahan berat badan dan lain-lain. Berdasarkan genetisnya sifat kuantitatif di tentukan oleh hanya satu pasang gen atau satu gen tunggal.

III. METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
            Praktikum mata kuliah  Dasar Genetika Ternak. dilaksanakan    pada  hari jumat 28 November  2015  jam 16.00 - 15.30 WITA, bertempat di Pesantren Hidayatullah Kendari Permai.
3.2. Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
            Adapun alat  yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel I. Alat dan Kegunaan yang digunakan pada praktikum karakteristik sifat kualitatif dan kuantitatif pada kambing kacang
No.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Alat Tulis
 Untuk mencatat data hasil pengamatan
2.
Meteran
 Untuk mengukur tubuh ternak
3.
Pita Ukur
 Untuk mengukur panjang badan, panjang kepala, tanduk, dan lingkar badan.
4.
Kamera
 Sebagai alat dokumentasi
5.
Timbangan
 Untuk mengetahui berat badan kambing
6.
Tongkat Ukur
 Untuk mengukur Tinggi Badan pada kambing  

3.2.2  Bahan  
            Adapun bahan yang digunakan adalah sebagai berikut :
Tabel 2. Bahandan Kegunaan yang digunakan pada praktikum karakteristik sifat kualitatif dan kuantitatif kambing kacang
No.      Bahan                                                  Kegunaan
1.                  Kambing  jantan                       Objek pengamatan
2.                  Kambing  betina                       Objek pengamatan
3.3.3. Prosedur Kerja
Prosedur kerja yang dilakukan pada praktikum kali ini yaitu:
1.      Menyiapkan alat dan bahan yaitu 14  ekor kambing kacang, alat tulis, meteran.
2.      Mengamati sifat kualitatif pada kambing kacang seperti warna bulu, bentuk tubuh, dan ada tidaknya tanduk.
3.      Mengamati sifat kuantitatif pada kambing kacang seperti panjang badan, lingkar dada, tinggi pinggul, lebar pinggul, panjang kepala, panjang tanduk, lebar dada, dan lebar kepala.
4.      Mencatat hasil pengamatan
5.      Melakukan dokumentasi pada ternak
6.      sMembuat laporan.







IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
   4.1.1 Karakteristik bangsa ternak berdasarkan sifat kualitatif dari hasil pengamatan  ternak Kambing Kacang
Tabel 3. Sifat Kualitatif
No.
Karakteristik
Jantan
Betina
Jumlah (N)
Persentase   (%)
Jumlah (N)
Persentase (%)
1.
warna bulu
8
8
7
7

-hitam putih
2
25%
-
-

-putih cokelat
-
-
1
14,3%

-cokelat putih
-
-
2
28,5%

-cokelat hitam
-
-
1
14,3%

-cokelat
2
25%
1
14,3%

-htam cokelat
2
12,5%
-
-

-putih
1
12,5%
1
14,3%

-putih,hitam, -cokelat
1
12,5%
1
14,3%

-hitam
-
-
-
-
2.
bentuk bulu
8
8
7
7

-kasar
3
37,5%
3
42,9%

-halus
5
62,5%
4
57,1%
2.
bentuk tanduk
8
8
7
7

-panjang
5
62,5%
4
57,1%

-pendek
3
37,5%
3
42,9%
3.
unyeng-unyeng
8
8
7
7

-ada
8
100%
7
100%

-tidak ada
-
-
-
-



4.1.2 2 Karakteristik bangsa ternak berdasarkan sifat kuantitatif dari hasil pengamatan bangsa ternak dan membandingkan dengan catatan atau pustaka
Tabel 4.Sifat Kuantitatif
NO
karakteristik
rata-rata
rataan
koefisien keragaaman
1
BB (Kg)
22,67
6,699925
3,38362
2
PB (cm)
55,2
13,24739
4,166859
3
LP (cm)
17,46667
10,78932
1,618884
4
TB (cm)
62
8,579044
7,226912
5
LD (cm)
68,33333
7,46101
9,158725
Keterangan: BB = Bobot Badan                    TB = Tinggi Badan
                     PB = Panjang Badan                  LD = Lebar Dada
                     LP = Lebar Pinggul
4.2.Pembahasan
4.2.1 kambing kacang
kambing kacang dan kambing peranakan etawah, sampai saat ini telah berhasil dilakukan eksploitasi dan eksplorasi terhadap beberapa plasma nutfah kambing yang ada di Indonesia. kambing yang telah berhasil di karakterisasi antara lain kambing marica (Sulawesi Selatan), kambing samosir (Pulau Samosir), kambing muara (Tapanuli Utara), kambing kosta (Banten), kambing gembrong (Bali), kambing peranakan etawah (Indonesia), kambing kacang (Indonesia, Malaysia, Filipina), kambing benggala (Nusa Tenggara Timur). Dari delapan bangsa ternak kambing lokal Indonesia yang telah dikarakterisasi yang termasuk kategori besar adalah kambing peranakan etawah (PE) dan kambing muara, kambing kategori sedang adalah kambing kosta, gembrong dan benggala, sedangkan 14 yang termasuk kategori kecil adalah kambing kacang,

4.2.2 Sifat Kualitatif
Berdasarkan hasil pengamatan kambing jantan dan betina maupun domba ekor gemuk (DEG) jantan dan betina diperoleh data kualitatif dan data kuantitatif yang tertera pada tabel hasil pengamatan.
Perbedaan yang paling mencolok antara domba dan kambing di lihat dari sifat kualitatifnya adalah bentuk muka dan rambut (bulu) yang mempunyai ciri khas masing- masing. Untuk domba mempunyai woll yang tebal dan gimbal di bandingkan kambing. Bentuk muka kambing lebih melengkung di bandingkan domba. Badan domba lebih besar dan pendek di bandingkan kambing.
              Berdasarkan tabel kuantitatif tersebut kita dapat menghitung berat badan sample ternak yang telah diamati (dalam hal ini kambing PE dan DEG. Dalam perhitungan berat badan ternak tersebut dapat menggunakan rumus pendugaan yang pernah diajarkan pada materi kuliah sebelumnya. Rumus yang paling umum di gunakan yaitu rumus Ario Darmoko yang melibatkan data kuantitatif berupa Lingkar Dada dan Panjang Badan. 

4.2.3 Sifat Kuantitatif
Sifat kuantitatif adalah sifat yang tidak tampak dari luar dan tidak dapat diamati dengan mata telanjang, tetapi dapat diukur dengan satuan terntentu. Sifat kuantitatif  sangat berhubungan dengan produksi.
Sifat kuantitatif dipengaruhi oleh sejumlah besar pasang gen yang berperan secara aditif, dimonans dan epistatik dan bersama-sam di pengaruhi oleh lingkungan (non genetik), menghasilkan ekpresi fenotip sebagai sifat kunatitatif. Keragaman sifat kuantitatif bersifat kontinyu berkisar antara nilai minimum dan maksimum dan menggambarkan suatu distribusi normal. Karena jumlah yang besar dan saham masing-masing alel yang kecil maka peranan gen secara sepasang demi sepasang tidak penting








V.  PENUTUP
5.1  Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat di ambil kesimpulan bahwa:
1.       Ternak kambing dapat di identifikasi melalui pengamatan kualitatif maupun kuantitatifnya yang didasarkan pada pengamatan maupun literatur.
2.      Terdapat perbedaan antara kambing Jantan dan betina di lihat dari sifat kualitatifnya,meliputi warna bulu,bentuk bulu,bentuk kepala,bentuk badan dan lain-lain.
5.2 Saran
Saran yang dapat saya ajukan pada praktikum ini yaitu sebaiknnya praktium ini dilaksanakan dengan waktu yang cukup lama sehingga mahasiswa dapat lebih memahami tentang bagaimana cara pengukuran pada badan ternak.






DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2012. Gorontalo Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Gorontalo. Gorontalo 
Kurnianto. 2009. Pemuliaan Ternak. Graha Ilmu. Yogyakarta
Pamungkas, F. A., A. Batubara, M. Doloksaribu, E. Sihite. 2009. Petunjuk Teknis Potensi Plasma Nutfah Kambing Lokal di Indonesia. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Departemen Pertanian. Bogor 
Subandriyo. 2005. Strategi Pemanfaatan Plasma Nutfah Kambing Lokal Dan Peningkatan Mutu Genetik Kambing di Indonesia. Balai Penelitian Ternak, Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor.  
Zein, M. S. A., S. Sulandari, Muladno, Subandriyo, dan Riwantoro. 2012. Diversitas Genetik dan Hubungan Kekerabatan Kambing Lokal Indonesia Menggunakan Marker DNA Mikrosatelit. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner (JITV) Vol. 17 No 1 Th. 2012: 25-35.

1 komentar:

  1. Terimakasih Admin, Artikel ini sangat bermanfaat.
    Sekalian mohon ijin ya numpang iklan promosi menawarkan Produk berikut ini :

    - CaO / Kapur Bakar/ Kalsium Oksida.
    - CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
    -CaCo3 /Kalsium Karbonat.
    - Kaptan / Kapur Pertanian
    - Dolomite.
    - Zeolite .
    - Bentonite.

    Untuk informasi dan pemesanan produk Silahkan hubungi :

    Bpk Asep
    081281774186
    085793333234


    Silahkan Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.

    BalasHapus