Kamis, 01 Desember 2016

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR GENETIKA TERNAK “Karakteristik Sifat Kualitatif dan Kuantitatif pada Ternak Ayam Kampung”



LAPORAN PRAKTIKUM I
DASAR GENETIKA TERNAK
“Karakteristik Sifat Kualitatif dan Kuantitatif pada Ternak Ayam Kampung”

 
Oleh:

Nama                   :  Nuraeni Primawati
Nim                      :  L1A1 14 095
Kelas                    :  B
Kelompok            :  VI (Enam)
Asisten                 :  Neli Marlina



JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

I.PENDAHULUAN
I.I Latar Belakang
            Ayam kampung mudah dikenali karena banyak berkeliaran di desa-desa hampir di seluruh wilayah Indonesia. Penyebaran ayam kampung merata di seluruh pelosok Indonesia dan kehidupannya benar-benar telah menyatu dengan masyarakat. Keanekaragaman ayam kampung dalam satu wilayah masih sangat besar dan bervariasi dalam wama bulu, bobot badan, pertumbuhan dan produksi telur (Sartika & Iskandar, 2007). Keunggulan ayam kampung, mempunyai produksi daging dengan rasa dan tekstur yang khas, dan khasiat telur yang spesifik dan biasa digunakan untuk campuran minuman jamu tradisional. Selain itu ayam kampung tahan terhadap beberapa jenis penyakit. Keunikan ayam kampung masih perlu digali lebih jauh sehingga menguntungkan peternak. Belum banyak upaya berkelanjutan untuk memanfaatkan ayam kampung sebagai sumber daya (genetic resources) dalam program pemuliaan untuk membentuk bibit ayam bagi industri peternakan (Sulandri dkk., 2007). Langkah awal terpenting sebelum meningkatkan mutu genetik dan produktivitas ayam kampung melalui program seleksi dan perkawinan guna mengembangkan dan memanfaatkan ayam kampung secara baik dan menguntungkan adalah mendokumentasi data biologis ayam kampung secara lengkap dan komprehensif. Usaha-usaha identifikasi dan karakterisasi ayam kampung dianggap penting karena disamping berguna untuk keperluan koleksi plasma nutfah Indonesia, juga berguna untuk membantu program pemuliaan. Identifikasi biologis dilakukan terutama pada ciri-ciri fenotip baik secara kualitatif serta secara kuantitatif termasuk pengukuran produktivitas dan reproduktivitasnya.
            Berdasrkan latar belakang maka perlu dlakukan praktkum tentang karakterstk sfat kualtatf dan kauanttat

I.2 Tujuan
            Adapun tujuan dari praktikum sifat kualitatif dan kuantitatif ternak ayam adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahu ciri-ciri kuantitatif dan kualitatif pada ayam,
2.      Mencatat dan mengetahui berat badan yang dimiliki ayam.
1.3  Manfaat
            Adapun manfaat dari praktikum sifat kualitatif dan kuantitatif pada ayam adalah sebagai berikut:
1.      Mendapatkan ilmu cara menghitung berat badan ayam
2.      Dapat Mengetahui ciri kualitatif yang dimiliki ayam.











II. TINJAUAN PUSTAKA
2.I Ayam Kampung
            Ayam kampung merupakan salah satu jenis ternak unggas yang telah memasyarakat dan telah tersebar diseluruh pelosok nusantara. Bagi masyarakat indonesia, ayam kampung sudah bukan hal yang asing. Untuk  membedakannya, kini dikenal dengan istilah ayam buras (singkatan dari “Ayam Bukan Ras”).
Keunggulan dan kelemahan ayam kampung adalah sebagai berikut:
a. Keunggulan:
1) Ayam kampung yang dilepas bebas biasanya memiliki tingkat kekebalan tubuh yang tinggi dan menghemat biaya makanan.
2) Umumnya ayam cukup diberi makan pagi hari saat akan dilepas berupa sisa-sisa makanan dan tambahan bekatul secukupnya.
3) Selebihnya ayam dianggap dapat mencari makan sendiri disekitar rumah.
b. Kelemahan
1) Kelemahannya diantaranya yaitu ayam lambat untuk berkembang biak lebih banyak, karena tingkat kematian pada anak ayam relatif lebih tinggi. Waktu mengasuh terlalau lama yang berarti mengurangi produktifitas.
2) Kendali akan keberadaan ayam kurang, sehingga kemungkingan dimangsa predator maupun hilang lebih tinggi. Cara pemeliharaan ini kurang produktif (Anwar,2011:17-18)
2.2 Sifat Kualitatif
            Usaha identifikasi dan karakterisasi jenis-jenis Ayam Kampung penting dilakukan. Hal ini mengingat kegunaannya untuk keperluan koleksi plasma nutfah Indonesia dan membantu dalam program pemuliaan. Identifikasi dan karakterisasi dapat dilakukan terutama pada ciri-ciri fenotipik, baik secara kualitatif (warna bulu, kulit, shank (metatarsus), paruh, pial atau pun bentuk jengger) maupun secara kuantitatif dalam bentuk morfometrik komponen utama (panjang shank, tibia, femur, sternum dan panjang sayap). Identifikasi fenotipik secara deskriptif diperlukan untuk mengetahui ciri khas tampilan atau performans Ayam Kampung. Hal ini ditujukan untuk memudahkan dalam pembedaan secara visual antara ayam kampung yang satu dengan Ayam Kampung yang lainnya (Sartika 2007).
            Sifat-sifat produksi dan reproduksi (produktivitas) atau sifat yang dapat diukur seperti bobot badan, ukuran-ukuran tubuh, produksi daging dan telur disebut sebagai sifat kuantitatif. Ekspresi sifat ini ditentukan oleh banyak pasangan gen (poligen) dan dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Berdasarkanukuran tubuhnya, diketahui bahwa ayam hutan merah Sumatera memiliki ukuran tubuh yang lebih besar dibandingkan dengan ayam hutan hijau, tetapi ayam hutan merah jawa memiliki ukuran tubuh lebih kecil dan berat tubuh yang lebih ringan dibandingkan dengan ayam hutan merah Sumatera maupun ayam hutan hijau ( Restymaya Tirama Tarigan, 2010 ).
           





III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.I Waktu dan Tempat
            Praktiku ini dilaksanakan di kandang Ayam Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo Kendari, pada hari jum’at, 06 November 2015 mulai pukul 15:30 WITA sampai selesai.
3.2 Alat dan Bahan
           Alat yang digunakan pada praktikum sifat kualitatif dan kuantitatif pada ayam dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel I. Alat dan Kegunaan yang digunakan pada praktikum karakteristik sifat kualitatif dan kuantitatif ayam kampung
No.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Alat Tulis
 Untuk mencatat data hasil pengamatan
2.
Meteran
 Untuk mengukur tubuh ternak
 3.
Pita Ukur
 Untuk mengukur lingkar dada objek
 4.
Kamera
 Sebagai alat dokumentasi
 5.
Timbangan Digital
 Untuk mengetahui berat badan ayam
 6.
Jangka Sorong
 Untuk mengukur diameter shank,paruh dan panjang kepala

        Bahan yang digunakan pada praktikum sifat kualitati dan kuantitatif pada ayam dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2. Bahandan Kegunaan yang digunakan pada praktikum karakteristik sifat kualitatif dan kuantitatif ayam kampung
No.
Nama Bahan
Kegunaan
1.
Ayam Betina
Sebagai objek pengamatan
2.
Ayam Jantan
Sebagai objek pengamatan




3.4 Prosedur Kerja
          Prosedur atau cara kerja pada praktikum sifat kualitatif dan kuantitatif pada ayam dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a.       Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
b.      Mengamati ciri-ciri sifat kualitatif dan kuantitaif yang dimiliki ayam kampung
c.       Mengukur panjang Shank, panjang kepala, panjanh badan, tinggi badan, lebar dada.
d.      Mencatat hasil pengamatan
e.       Membuat laporan










IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.I Hasil
   4.I.I Karakteristik bangsa ternak berdasarkan sifat kualitatif dari hasil pengamatan bangsa ternak
Tabel 3. Sifat Kualitatif
Tabel 3. Karakteristik sifat kualitatif pada ternak ayam
No.
Sifat Kualitatif
Jantan

Betina


Karakteristik
Jumlah
Presentasi
Jumlah
Presentasi
1
Warna Bulu
9

21


-Berwarna
9
100%
17
80,95%

-Tidak Berwarna
 -
-
4
19,04%
2
Bentuk Jengger
9

22


-Pea
2
22,22%
5
22,72%

-Rose
-
-
1
4,54%

-Tunggal
7
77,78%
16
72,72%
3
Warna Paruh
9

22


-Hitam
-
-
10
45,45%

-Merah
1
11.11%
-
-

-Kuning
7
77,77%
6
27,27%

-Putih
-
-
2
9,09%

-Hitam kekuningan
1
11,11%
3
13,63%

-Hitam Keputihan
-
-
1
4,54%
4
Warna Jengger
9

21


-Merah
9
100%
21
100%
5
Warna Shank
9

21


-Hitam
2
22,22%
7
33,33%

-Kuning
7
77,77%
10
47,61%

-Cokelat Kehitaman
-
-
1
4,76%

-Hitam Kekuningan
-
-
1
4,76%

-Hijau Kekuningan
-
-
1
4,76%

-Putih
-
-
1
4,76%
6
Corak Bulu
9

21


-Lurik
6
66,66%
17
80,95%

-Polos
-
-
2
9,09%

-Columbia
3
33,33%
-
-

-Tidak berwarna
-
-
2
9,09%
7
Warna Pial
8

20


-Merah
7
87,5%
10
50%

-Tidak Berwarna
 -
-
10
50%

-Merah Muda
1
12,5%
-
-
8
Bentuk Pial
 9

21


-Panjang Sekali
1
11,11%
1
4,76%

-Panjang
4
44,44%
 -
-

-Sedang
 -
-
1
4,76%

-Pendek sekali
1
11,11%
3
14,28%

-Pendek
2
22,22%
7
33,33%

-Tidak Berbentuk
1
11,11%
9
42,85%
9
Kerlik Bulu
8

17


-Perak
 -
-
2
11,76%

-Emas
7
87,5%
11
64,70%

-Merah Keemasan
1
14,28%
 -
-

-Putih Kehitaman
 -
-
1
5,88%

-Cokelat Kehitaman
 -
-
1
5,88%

-Columbia
 -
-
1
5,88%

-Tidak berwarna
 -
-
1
5,88%

4.I.2 Karakteristik bangsa ternak berdasarkan sifat kuantitatif dari hasil pengamatan bangsa ternak dan membandingkan dengan catatan atau pustaka
Tabel 4.Sifat Kuantitatif
Tabel 4. Karakteristik sifat kuantitatif pada ternak ayam
Karakteristik
Jumlah
Rata-rata
Rataan
Koefisien Keragaman
BB
44,07
7,345
0.765722
10.42507
         PB      
428
71,333
37.42548
52.46563
PT
227
37,83333
15.56171
41.13226
 [PK
64
10,66667
19.20069
180.0065
PSYP
428
71,33333
28.3596
39.75644
PC
57
9,5
6.156298
64.80313
PS
119
19,83333
10.38107
52.34154
PP
4
0,666667
1.632993
244.949
LD
422
70,33333
18.86443
26.82146
DS
4
0,666667
1.21106
181.659

Keterangan : BB = Bobot Badan
                      PB = Panjang Badan
                      PT = Panjang Tibia
                     PK = Panjang Kepala
                     PS = Panjang Sayap
                     PC = Panjang Cakar
                     PS = Panjang Shank
                     LD = Lingkar Dada
                     DS = Diameter Senk

4.2 Pembahasan
4.2.1 Sifat Kualitatif
4.2.1.1 Warna dan Corak Bulu
            Berdasarkan hasil pengamatan pada tabel 3 menunjukkan bahwa warna bulu pada ayam kampung jantan berwarna sedangkan pada ayam kampung betina ada yang berwarna dan tidak berwarna. Corak pada ayam kampung jantan bertipe lurik dan columbia dengan kerlip bulu dominan emas. Corak pada ayam kampung betina tipe Lurik dan polos dengan kerlip bulu dominan emas. Frekuensi fenotipik warna bulu ayam kampung jantan dan betina disajikan pada tabel 3.
Gambar 1.  Betina  berwarna dan tidak berwarna dan ayam jantan berwarna
4.2.1.2 Bentuk dan Warna Jengger
            Bentuk jengger pada ayam kampung jantan di dominasi dengan bentuk tunggal sebanyak 77,77% sisanya dengan bentuk jengger berjenis pie sedangkan untuk bentuk jengger ayam kampung betina di dominasi dengan bentuk jengger tunggal dengan persentase sebanyak 76,19% sisanya di dominasi dengan bentuk jengger pea dan rose. Warna jengger pada ayam kampung jantan dan betina di dominasidengan warna merah. Frekuensi fenotipik bentuk, warna dan gambar jengger ayam kampung jantan dan betina dapat dilihat pada Tabel 1 Gambar 2.
            Dalam praktikumn ini, bentuk jengger tunggal lebih tinggi frekuensi fenotipiknya jika dibandingkan dengan bentuk jengger lainnya. Hal ini diduga sudah terjadinya perkawinan silang antara berbagai macam jenis Ayam Kampung, sehingga interaksi atau saling memengaruhi antara gen-gen yang dimiliki muncul (Mulyono et al. 2009).
Gambar 2. Bentuk jengger ayam kampung jantan dan betina bentuk tunggal dan  bentuk pie.

4.2.1.3 Warna Paruh
            Warna paruh ayam kampung jantan di dominasi dengan warna kuning, sedangkan untuk ayam kampung betina di dominasi dengan warna paruh hitam. Frekuensi fenotipe warna paruh ayam kampung jantan dan betina dapat di lihat pada tabel 1 gambar 3.
Gambar 3. Warna paruh ayam kampung jantan dan betina (a) warna paruh kuning keputih, (b) warna paruh hitam keputihan, (c) warna paruh kuning, (d) warna paruh hitam.

4.2.1.4 Warna Shank
            Warna shank (sisik) pada ayam kampung jantan dan betina di dominasi dengan warna kuning. Frekuensi fenotipe warna shank pada ayam kampung jantan dan betina dapat dilihat pada Tabel 1 Gambar 4.
Gambar 4. Warna shank pada ayam kampung jantan dan betina dominan berwarna kuning.
4.2.1.5 Bentuk dan Warna Pial
            Bentuk dan warna pial pada ayam jantan di dominasi dengan warna merah dan bentuk pial yang panjang, sedangkan pada ayam betina di dominasi dengan warna merah dan bentuk pial yang pendek. Frekuensi fenotipe bentuk dan warna pial padaayam kampung jantan danbetina dapat dilihat pada Tabel 1 Gambar 5.
            Bentuk dan warna pial menurut (Susanti et al. 2006) bervariasi sesuai dengan bangsa dari masing-masing ayam. Sama halnya dengan jengger, bentuk dan warna pial dalam beberapa hal memiliki peranan dalam seleksi bibit untuk menentukan produktivitas seekor ayam betina.
Gambar 5. Bentuk pial pada ayam jantan dan betina (a) bentuk pial panjang, (b) bentuk pial pendek.

4.2.2 Sifat Kuantitatif
Sifat kuantitatif adalah sifat yang tidak tampak dari luar dan tidak dapat diamati tetapi dengan mata telanjang, dapat diukur dengan satuan tertentu. Sifat kuantitatif sangat berhubungan denagn produksi. Sifat kuantitatif dipengaruhi oleh sejumlah besar pasang gen yang berperan secara aditif, dominans dan epistatik dan bersama-sama di pengaruhi oleh lingkungan (non genetik), menghasilakan ekspresi fenotip sebagai sifat kuantitatif. Keragaman sifat kuantitatif bersifat kontinyu berkisar antara nilai minimum dan maksimum dan menggambarkan suatu distribusu normal, karena jumlah yang besar dan saham masing-masing alel yang kecil maka peranan gen secara sepasang demi sepasang tidak penting.
Dalam melakukan produksi, sifat kuantitatif mutlak dibutuhkan karena sangat berpengaruh dalam menentukan hasil produksi. Sifat kuantitatif bangsa ternak dapat diukur denagan parameter seperti ukuran tubuh, bobot badan, panjang badan, panjang seng, diameter seng, lingkar kepala, panjang kepala, lingkar badan, dan lain-lain.
Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan menunjukan karakteristik sifat kuantitatif  yang sangat berbeda antara semua ayam. Dengan rata-rata bobot badan semua ayam 7.345, stadar deviasi 0.765722, dan keragaman koefisien 10.42507.











V. PENUTUP
5.1.Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan
bahwa:
1.      Dalam pengamatan karakteristik berdasarkan sifat kualitatif disimpulkan bahwa ayam kampung jantan dan betina di dominasi dengan warna bulu yang berwarna, bentuk jengger tunggal, warna paruh kuning, warna jengger merah, warna shank kuning, corak bulu lurik, warna pial merah, bentuk pial pada ayam kampung jantan dominan panjang sedangkan bentuk pial pada ayam kampung betina dominan pendek/tidak berbentuk, dan kerlik bulu pada ayam kampung jantan dan betina dominan emas.
2.      Dalam pengamatan karakteristik berdasarkan sifat kuantitatif dapat disimpulkan ayam kampung jantan dan betina memiliki rata-rata bobot badan 7.345, Panjang badan 71.333, panjang tibia 37.833, panjang kepala 10.667, panjang sayap 71.333, panjang cakar 9.5, panjang shank 19.833, panjang paruh 0.667, lingkar dada 70.333, diameter shank 0.667. Ayam kampung jantan dan betina memiliki koefisien keragaman BB=10.42507, PB=52.46563, PT=41.13226, PK=180.0065, Psayap=39.75644, PC=64.80313, PS=52.34154, PP=244.949, LD=26.82146, DS=181.659.
5.2 Saran
Saran yang dapat saya ajukan yaitu sebaiknya dalam melaksanakan praktikum ini, praktikan harus datang dengan tepat waktu.

DAFTAR PUSTAKA
Kusuma, D. & N.S. Prijono. 2007. Keanekaragaman Sumber Daya Hayati Ayam Lokal Indonesia : Manfaat dan Potensi . LIPI Press. Jakarta.

Nugraha, R.D. 2007. Perbandingan morfometrik ayam kampung, Wareng Tangerang dan Sentul melalui pendekatan morfometrik. [Skripsi]. Program Studi Ilmu dan Teknologi Peternakan IPB. Bogor.


Pratama, Y. 2006. Sifat-sifat kualitatif ayam Kampung, di Kelurahan Koto Panjang Ikur Koto Kecamatan Koto Tangah Kota Padang. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas, Padang.

Saputra, H. 2006. Penampilan kuantitatif ayam Kampung pada pemeliharaan ekstensif, di Kecamatan Kuranji Kota Padang.

Sartika T, Sulandari S, Zein MSA, Paryanti S. 2006. Karakter fenotipe/genetic eksternal ayam lokal Indonesia. Laporan Akhir Penelitian Kompetitif Riset Karakterisasi molekuler–LIPI. 16 hlm.

Sartika, T. & S. Iskandar. 2007. Mengenal Plasma Nutfah Ayam Indonesia dan Pemanfaatannya. Balai Penelitian Ternak Puslitbangnak: Bogor

Setioko, A.R. dan S. Iskandar. 2005. Review Hasil Hasil Penelitian dan dukungan Teknologi Dalam Pengembangan Ayam Lokal. Prosiding Lokakarya Nasional Inovasi Teknologi Pengembangan Ayam Lokal. Semarang, 25 September 2005. Pusat penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. Hal. 10 – 19.

Sulandri, S., M.S.A. Zein, Sri Paryanti, T. Sartika, J.H.P. Sidadolog, M. Astuti, T. Widjastuti, E. Sujana, I. Setiawan, D. Garnida, S. Iskandar, D. Zainuddin, T. Herawati, I. Wayan, & T. Wibawan. 2007. Keanekaragaman Sumber Daya Hayati Ayam Lokal Indonesia. Manfaat dan Potensi. Pusat Penelitian Biologi LIPI. Jakarta.

Susanti T, Iskandar S, Sopiyana S. 2006. Karakteristik kualitatif dan ukuran-ukuran tubuh ayam Wareng. Mathius IW, Sendow I, Nurhayati, Murdiati TB, Thalib A, Beriajaya, Suparyanto A, Prasetyo LH, Darmono, Wina E, penyunting. Prosiding Seminar Ilmu dan Teknologi Peternakan. 5-6 September 2006. Bogor (Indonesia): Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. hlm. 680-686.

1 komentar:

  1. Terimakasih Admin, Artikel ini sangat bermanfaat.
    Sekalian mohon ijin ya numpang iklan promosi menawarkan Produk berikut ini :

    - CaO / Kapur Bakar/ Kalsium Oksida.
    - CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
    -CaCo3 /Kalsium Karbonat.
    - Kaptan / Kapur Pertanian
    - Dolomite.
    - Zeolite .
    - Bentonite.

    Untuk informasi dan pemesanan produk Silahkan hubungi :

    Bpk Asep
    081281774186
    085793333234


    Silahkan Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.

    BalasHapus