LAPORAN PRATIKUM
DASAR TEKNOLOGI HASIL TERNAK
( Uji Kualitas
Susu )
Oleh
KELOMPOK : V
(LIMA)
ANGGOTA
: NURAENI PRIMAWATI
: RISLAN
: WA IPA
: MUHAMAD SOALEH
: SUMAGE LIPU
: AHMAD FAISAL
: WA ODE NUR AMALIA
ASISTEN
: WA ODE MARLILI
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Dasar Teknologi Hasil
Ternak “Tentang Uji Kualitas Susu“
Sholawat dan salam senantiasa tercurah kepada Rasulullah SAW beserta
keluarga, sahabat dan umatnya yang senantiasa istiqomah menegakkan risalahnya.
dan diharapkan kemakluman dari bapak/ibu dosen.
Penulis menyadari bahwa laporan praktikum ini masih
jauh dari sempurna dan masih banyak kekurangan. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang
membacanya.
Kendari,
25 Oktober 2015
Penyusun
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………
|
i
|
DAFTAR ISI…………………………………………………………...............
|
ii
|
I. PENDAHULUAN
|
|
A.
Latar Belakang…...……………………………………………………..
|
1
|
B. Tujuan
…………………………………………………………………..
C. Manfaat
…………………………………………………………………
|
2
2
|
II. PEMBAHASAN
|
|
A.
Susu Sapi ……………………………………………………………….
|
3
|
B.
Uji rebus(boiling
test)………………………………………….…………….
|
3
|
C.
Uji alcohol …………………………..………………………………….
|
4
|
D.
Uji reduktase …………………………………………………………...
|
4
|
III. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
|
|
A.
Waktu dan tempat ………………………………………………….......
|
5
|
B. Alat
dan Bahan…………………………………………………………
C. Prosedur
kerja ………………………………………………………….
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
…………………………………………………………………….
B. Pembahasan
…………………………………………………………….
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
……………………………………………………………..
B. Saran
…………………………………………………………………...
|
5
6
7
7
8
8
|
Daftar Pustaka
………………………………………………………………...
|
I.
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Susu adalah sekresi susu yang praktis bebas dari kolesterum yang
diperoleh dari pemerahan sempurna dari seekor sapi atau lebih. Susu tidak saja
dihasilkan oleh ternak sapi tetapi juga dihasilkan ternak kambing. Susu
merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi karena mengandung
hampir semua zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Susu merupakan bahan pangan
yang tersusun oleh lemak, protein, air, karbohidrat, mineral dan
vitamin-vitamin dengan nilai gizi yang tinggi dan seimbang. Didalam susu juga
terdapat sejumlah mikroba, baik mikroba yang patogen maupun mikroba non
patogen.
Susu
merupakan produk hasil ternak dengan nilai gizi tinggi dan banyak dikonsumsi
oleh masyarakat baik anak kecil, remaja, dan orang dewasa. Susu adalah produk
biologis yang rentan terkontaminasi oleh mikroba. Disebabkan oleh kandungan
nutrien dan kondisi lingkungan susu yang cocok untuk pertumbuhan mikroba. Susu mengandung sumber zat-zat makanan penting
seperti air, protein, lemak, mineral Ca dan P, dan vitamin serta kolostrum.
Kualitas
atau mutu susu merupakan bagian penting dalam produksi dan perdagangan susu.
Derajat mutu susu hanya dapat dipertahankan selama waktu tertentu, yang
selanjutnya akan mengalami penurunan dan berakhir dengan kerusakan susu. Untuk
mengukur derajat mutu susu dapat dilakukan
dengan uji kebersihan atau uji
penyaringan, uji didih, uji alkohol, uji reduktase, uji katalase dan uji
derajat keasaman. Uji-uji tersebut dilakukan
dengan tujuan untuk memeriksa keadaan dan kualitas susu yang aman dan
layak untuk dikonsumsi.
Menggunakan
metoda-metoda pengukuran derajat mutu susu maka dapat ditentukan kelayakan
produk susu. Laporan uji kualitas susu menampilkan metoda-metoda pengujian
kualitas susu terhadap kelayakan untuk dikonsumsi atau tidak.
1.2 Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dilaksanakannya praktikum pengamatan
tentang uji kualitas susu “uji rebus (boiling test) dan uji alkohol” adalah sebagai berikut:
1.
Untuk mengetahui uji rebus (boiling test) pada susu
2.
Untuk
mengetahui uji alkohol pada susu
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Susu Sapi
Susu
segar merupakan cairan
yang berasal dari ambing
sapi sehat dan
bersih, yang diperoleh dengan
cara pemerahan yang benar, yang
kandungan alaminya tidak dikurangi
atau tidak ditambah
sesuatu apapun dan belum
mendapat perlakuan apapun kecuali
pendinginan. Susu mempunyai nilai
gizi yang tinggi,
karena mengandung
unsur-unsur kimia yang dibutuhkan oleh
tubuh seperti protein
dan emak yang tinggi.
Penyusun utama susu adalah air (87,9 %), protein (3,5
%), lemak (3,5- 4,2 %), vitamin dan
mineral (0,85 %). Komponen susu ini merupakan sebuah kisaran yang dapat berubah
sesuai dengan faktor usia ternak, penyimpanan bahan, dan pengolahan bahan menjadi
produk olahan.Nilai pH susu
antara 6,5 sampai
6,6 merupakan kondisi yang
sangat menguntungkan bagi mikroorganisme karena pH
mendekati netral (pH
6,5-7,5) paling baik untuk
pertumbuhan bakteri sehingga susu
akan mudah rusak (Firmansyah,2004).
Susu mengandung bermacam-macam unsuredan sebagian besar terdiri dari
zat makanan yang juga diperlukan bagi pertumbuhan bakteri. Oleh karenanya
pertumbuhan bakteri dalam susu sangat cepat, pada suhu yang sesuai. Jenis-jenis
Micrococcus dan Corybacterium sering terdapat dalam susu yang baru diambil.
Pencemaran berikutnya timbul dari sapi, alat-alat pemerahan yang kurang bersih
dan tempat-tempat penyimpanan yang kurang bersih, debu, udara, lalat dan
penanganan oleh manusia(Buckle, et. al., 2005).
2.2 Uji rebus (boiling
test)
Uji masak merupakan uji kualitas susu dengan memasak susu
atau mendidihkan susu. Uji bernilai positif jika terdapat butir-butir protein
kareana pH tinggi, susu mulai pecah, terdapat kolostrum, dan dari susu sapi
yang hampir kering, menyatakan bahwa beberapa jenis bakteri dapat melakukan
fermentasi pada susu sehingga merubah laktosa menjadi asam laktat sehingga susu
tersebut mengalami penggumpalan jika masih menyatu dan homogen maka susu
tersebut baik dan layak untuk dikonsumsi (Sudarwanto,2005).
2.3 Uji
Alkohol
Uji alkohol dilakukan untuk mengetahui adanya susu yang
rusak, apabila terdapat butir–butir susu pada dinding tabung menunjukkan susu
tersebut positif telah rusak. Susu segar yang berkualitas baik tidak akan pecah
atau menggumpal bila dipanaskan atau dididihkan. Sebaliknya, susu yang bermutu
jelek akan mengalami penggumpalan bila dipanaskan. Hal itu terjadi karena
adanya asam yang dihasilkan oleh mikroba dari peruraian laktosa. Asam tersebut
mengakibatkan protein susu mudah mengalami denaturasi dan penggumpalan bila
dilakukan pemanasan. Jadi, susu yang telah banyak ditumbuhi mikroba akan
menjadi asam dan mudah pecah bila dipanaskan (Soriah,2010).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum ini
dilaksanakan Laboratorium
Jurusan Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo
Kendari, pada hari Sabtu, 21 November 2015 mulai pukul 16:00 WITA sampai selesai.
3.2
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan
pada praktikum uji kualitas susu
“uji rebus (boiling test)” adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Alat dan
kegunaan yang digunakan pada praktikum uji kualitas susu
“uji rebus (boiling test)”.
No
|
Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Alat tulis
|
Untuk menulis hasil pengamatan
|
2.
|
Kompor listrik atau penangas air
|
Untuk memanaskan susu
|
3.
|
Tabung Reaksi
|
Untuk menyimpan sampel susu
|
4.
5.
6.
|
Beker Gelas
Kamera
Stopwacth
|
Untuk menyimpan sampel susu
Sebagai alat dokumentasi
Sebagai
pengukur waktu
|
Bahan yang digunakan pada praktikum uji
kualitas susu “uji rebus (boiling test) dapat dilihat di Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan kegunaan yang digunakan pada praktikum pengamatan pada
uji kualitas susu “uji rebus (boiling test)”.
No
|
Bahan
|
Kegunaan
|
1
|
Susu sapi segar
|
Sebagai bahan pengamatan
|
2
|
Susu sapi basi
|
Sebagai bahan pengamatan
|
Alat yang digunakan pada praktikum uji kualitas susu
“uji alkohol” dapat dilihat di Tabel 3.
Tabel 3. Alat dan kegunaan yang digunakan pada praktikum pengamatan pada uji kualitas susu “uji alcohol”
|
||
No
|
Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Alat tulis
|
Untuk menulis hasil pengamatan
|
2.
|
Tabung reaksi
|
Untuk menyimpan sampel susu
|
3.
4.
|
Pipet tetes
Kamera
|
Untuk mengambil sampel susu
Sebagai alat dokumentasi
|
Bahan yang digunakan pada praktikum uji
kualitas susu “uji alkohol” dapat dilihat di Tabel 4.
Tabel 4. Bahan
dan kegunaan yang digunakan pada praktikum pengamatan pada uji kualitas susu “uji alkohol”.
No
|
Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Susu sapi
|
Sebagai bahan pengamatan
|
2.
|
Alkohol 70%
|
Sebagai bahan campuran
sampel susu
|
3.3
Prosedur
Kerja
Prosedur atau cara kerja pada praktikum uji kualitas susu “uji rebus (boiling
test)” dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Masukkan susu ke dalam tabung reaksi
2.
Sumbat
dengan kapas
3.
Rebus
dengan penangas air selama 10 menit
4. Kemudian diamati, apabila terjadi penjendalan akibat
destruksi lemak atau protein, ini menandakan bahwa susu telah rusak
Prosedur
atau cara kerja pada praktikum
uji kualitas susu “uji alkohol” dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1. Tabung reaksi berisi susu ditambah alkohol 70% dengan
perbandingan 1:1
2. Kocok susu kurang lebih 1 menit
3. Apabila terjadi penjendalan, menandakan kualitas susu
rendah. Jika sebaliknya, maka kualitas susu masih baik.
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun
hasil pengamatan yang telah dilakukan dalam percobaan praktikum dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 5.Hasil pengamatan
uji rebus (boiling test) dan uji alkohol.
No
|
Sampel
|
Uji rebus
|
Uji alkohol
|
1.
|
Susu segar
|
Tidak terjadi penjendalan
|
Tidak terjadi penjendalan
|
2.
|
Susu basi
|
Terjadi penjendalan
|
Terjadi penjendalan
|
4.2
Pembahasan
Susu adalah sekresi susu yang praktis bebas dari kolesterum yang
diperoleh dari pemerahan sempurna dari seekor sapi atau lebih. Susu tidak saja
dihasilkan oleh ternak sapi tetapi juga dihasilkan ternak kambing. Susu
merupakan bahan makanan yang bernilai gizi tinggi karena mengandung
hampir semua zat-zat yang diperlukan oleh tubuh. Susu merupakan bahan pangan
yang tersusun oleh lemak, protein, air, karbohidrat, mineral dan
vitamin-vitamin dengan nilai gizi yang tinggi dan seimbang. Didalam susu juga
terdapat sejumlah mikroba, baik mikroba yang patogen maupun mikroba non
patogen.
Dalam percobaan praktikum tentang uji kualitas susu dapat dilihat pada
hasil pengamatan tersebut bahwa pada perlakuan sampel susu segar, dengan uji
rebus tidak terjadi penjendalan, pada uji alcohol, tidak terjadi penjendalan.
Pada sampel susu basi, dengan perlakuan uji rebuss Terjadi penjendalan.
Susu segar yang akan diminum harus melalui pasteurisasi terlebih dahulu
guna mencegah penularan penyakit dan mencegah penularan penyakit dan mencegah
kerusakan karena mikroorganisme. Dalam proses pasteurisasi, susu dipanaskan
pada suhu 65oCelcius selama 30 menit. Laktosa adalah
satu-satunya karbohidrat pada susu. Secara kimia sebuah molekul dari laktosa
diproduksi dari gabungan antara stu glukosa dan satu galaktosa sisa yang
dihasilkan oleh sebuah α-lactalbumin yang bergantung pada enzim.
V. PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat dilakukan
dalam percobaan praktikum pada uji kualitas susu sebagai berikut:
1.
Pada uji kualitas susu segar dengan
perlakuan uji alkohol merupakan kestabilan sifat koloidal protein susu
tergantung pada selubung atau mantel air yang menyelimuti butir-butir protein
terutama kasein. Terdapat pada penambahan pertama 5 ml alkohol 70% ke dalam
susu segar setelah dihomogenkan tidak adanya butir-butir susu berarti hasilnya
negatif atau kualitas susu baik untuk dikonsumsi.
2.
Pada susu basi Uji didih atau pemasakan menunjukkan
adanya gumpalan-gumplan putih di dinding tabung reaksi hal ini berimplikasi
bahwa kualitas susu kurang baik untuk dikonsumsi, Pada susu sehingga merubah
laktosa menjadi asam laktat sehingga susu tersebut terjadi penjendalan maka
susu tersebut sudah rusak dan tidak layak untuk dikonsumsi.
5.2 Saran
Adapun
sarang yang dapat kami berikan kepada teman-teman kelompok yaitu, kami harap
pada praktikan untuk berperan aktif
dalam melakukan praktikum dan lebih dalam untuk mengetahui dari uji kualitas
susu segar ini dapat terselesaikan tepaat pada waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro. 1982. Dasar-dasar
Mikrobiologi. Penerbit Djambatan. Jakarta.
Eckles, C.H.,
Combs and H. Macy. 1998. Milk and product. 4 th. Ed. Mc. Graw Hill
Publishing Co. Ltd., New Delhi.
Hidayat, H. 2006. Pengaruh berbagai konsentrasi benzaklin untuk dipping terhadap total
bakteri dan susu. Skripsi. Fakultas Peternakan Undip.
Magnuson, M.,
Christiansson., Svensson. 2007. Bacillus
Sporeus During Housing of Dairy Cows : Factors Affecting Contaminating of
Raw Milk. J. Dairy Sci 90:2745-2754. http:// www.Dairy Sci.org.edu (12 juli 2008).
Soriah, Wahyuningsih . 2010. Hubungan
variasi pakan terhadap mutu susu segar didesa pasirbuncir kecamatan caringin
kabupaten bogor. Jurnal penyuluhan pertanian valume 5 nomor 1 halaman
67-77.
Sudarwanto M. 2005. Bahan kuliah hygiene makanan. Bahan
ajar. Bagian penyakit hewan dan kesehatan masyarakat veteriner, fakultas
kedokteran hewan, institus pertanian bogor.
Tricahyadi
W, Megawati O, dan Soetarto AES. 2007. Upaya Peningkatan Kualitas Susu Sapi
Segar dengan Monitoring Parameter Fisik, Kimia, dan Biologi. www.fisika.ub.ac.id/bss-ub/PDF FILES/BSS_116_1.pdf.
Terimakasih Admin, Artikel ini sangat bermanfaat.
BalasHapusSekalian mohon ijin ya numpang iklan promosi menawarkan Produk berikut ini :
- CaO / Kapur Bakar/ Kalsium Oksida.
- CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
-CaCo3 /Kalsium Karbonat.
- Kaptan / Kapur Pertanian
- Dolomite.
- Zeolite .
- Bentonite.
Untuk informasi dan pemesanan produk Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.