Rabu, 07 Desember 2016

LAPORAN PRAKTIKUM "Pengamatan Tipe Vegetasi Tanaman Makanan Ternak



LAPORAN PRAKTIKUM
ILMU LINGKUNGAN TERNAK
Pengamatan Tipe Vegetasi Tanaman Makanan Ternak


Oleh

                           KELOMPOK IV

NAMA                       :  NURAENI PRIMAWATI
KELAS                      :  B
STAMBUK                :  L1A1 14 060
ASISTEN                   : NURIADIN





JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015

I.                   PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lingkungan merupakan hal yang paling penting untuk dilindungi dan dijaga kelestariannya karena merupakan tempat dimana seluruh makhluk hidup tinggal. Baik manusia, hewan maupun tumbuhan serta faktor biotik dan abiotik sebagai pendukungnya. Terdapat berbagai ilmu yang mempelajari tentang lingkungan dan salah satunya adalah ekologi.
Vegetasi adalah kumpulan beberapa tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis dan hidup bersama pada suatu tempat. Diantara individu individu tersebut terdapat interaksi yang erat antara tumbuh-tumbuhan itu sendiri maupun dengan binatang-binatang yang hidup dalam vegetasi itu dan fakto-faktor lingkungan. Dengan demikian berarti bahwa vegetasi bukan hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan saja, akan tetapi merupakan suatu kesatuan  dimana individu-individu penyusunnya saling tergantung satu sama lain dan disebut suatu
komunitas tumbuhan. Apabila pengertian tumbuh-tumbuhan ditekankan pada hubungan yang erat antara komponen organisme dan factor lingkungan, maka hal ini disebut ekosistem.
Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komponen jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan.  Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling berinteraksi, sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastis karena pengaruh anthropogenik.
1.2.Tujuan
            Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tipe vegetasi tanaman makanan ternak  pada suatu daerah.
1.3.Manfaat
            Adapun manfaat dari praktikum ini adalah agar dapat  mengetahui tipe vegetasi tanaman makanan ternak  pada suatu daerah.







II.                TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Vegetasi
            Pengertian umum vegetasi adalah kumpulan beberapa tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis dan hidup bersama pada suatu tempat. Diantara individu individu tersebut terdapat interaksi yang erat antara tumbuh-tumbuhan itu sendiri maupun dengan binatang-binatang yang hidup dalam vegetasi itu dan fakto-faktor lingkungan. Dengan demikian berarti bahwa vegetasi bukan hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan saja, akan tetapi merupakan suatu kesatuan  dimana individu-individu penyusunnya saling tergantung satu sama lain dan disebut suatu komunitas tumbuhan. Apabila pengertian tumbuh-tumbuhan ditekankan pada hubungan yang erat antara komponen organisme dan factor lingkungan, maka hal ini disebut ekosistem (setyo, 2012).

2.2.Tipe-Tipe Vegetasi
            Savana merupakan padang rumput dan semak yang terpencar di antara rerumputan, serta merupakan daerah peralihan antara hutan dan padang rumput. Di beberapa daerah yang tidak begitu kering, savana mungkin terjadi karena keadaan tanah dan atau kebakaran yang berulang.  kawasan savana pada umumnya kurang terancam oleh eksploitasi ekonomi dibandingkan hutan hujan, meskipun demikian savana kadang-kadang mendapat tekanan berupa pengembalaan (grazing) ternak dan penggunaan pertanian lainnya (Djufri, 2012).
2.3.Pengukuran Berat Basah Dan Berat Kering
            Kadar air merupakan presentasi kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (web basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100%, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100%. Kadar air 6 merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan, yang dinyatakan dalam persen (%). Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting pada bahan
pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur dan citarasa pada bahan pangan. Kadar air cenderung menurun dengan meningkatnya lama pengeringan, proses pengeringan sangat dipengaruhi oleh lama pengeringan. Pengeringan dengan menggunakan suhu yang tinggi dapat mengakibatkan pengeringan yang tidak merata, yaitu bagian luar kering sedangkan bagian dalam masih banyak mengandung air (Mubyarto, 2012).
            Pengukuran berat basah tanaman dengan cara menimbang tanaman yang sudah dibersihkan dari kotoran. Pengukuran dilakukan setelah tanaman berumur 4 bulan. Sedangkan untuk berat kering dengan cara memasukkan tanaman yang sudah dibersihkan dari kotoran ke dalam oven dengan suhu 700 C hingga didapatkan berat yang konstan (Wahyu,2008)
2.4.Metode  Analisis Vegetasi
            Mengkaji analisis vegetasi dengan menggunakan metode petak, petak-petak berukuran 20 x 100 m dengan interval tiap-tiap petak adalah 100 m. Dari setiap petak berukuran 20 x 100 m tersebut dibagi lagi ke dalam sub petak-sub petak yang berukuran 20 x 20 m. Masing-masing jalur diletakkan dari ketinggian 1000 sampai dengan ketinggian 1600 m dpl, dengan jarak tiap-tiap jalur adalah 500 m. Pembuatan jalur dilakukan dengan cara memotong kontur/tegak lurus terhadap ketinggian. Dari masing-masing sub petak tersebut kemudian dibagi ke dalam plot-plot pengamatan yang berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 2 x 2 m untuk pengamatan vegetasi tingkat semai, 5 x 5 m untuk, pancang, 10 x 10 m dan tiang, 20 x 20 m tingkat pohon (Liamah, 2013).

III.             METEDOLOGI PRAKTIKUM


3.1.Waktu dan  Tempat
            Praktikum pengamatan tipe-tipe vegetasi dilksanakan pukul 15.00 WITA-selesai, dilahan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.
3.2.Alat dan  Bahan
3.2.1.Alat yang digunakan dalam praktikum  pengamatan tipe-tipe vegetasi adalah sebagai berikut:
Tabel 1: Alat yang Digunakan dalam Praktikum  Pengamatan Tipe-Tipe Vegetasi 
No.
Nama alat
Kegunaan
1.
Meteran
Untuk mengukur jarak antar cluster
2.
Tali raffia
Untuk membatasi area pengamatan
3.
Parang
Untuk memotong sampel vegetasi
4.
Kantong plastic
Sebagai wadah vegetasi tanaman
5.
Frem 100x100 cm
Sebagai patok
6.
Kamera
Untuk dokumentasi
7.
Alat tulis menulis
Untuk menulis hasil pengamatan

3.2.1.Bahan  yang digunakan dalam praktikum  pengamatan tipe-tipe vegetasi adalah sebagai berikut:
Tabel 2: Bahan yang digunakan dalam praktikum  pengamatan tipe-tipe vegetasi  
No.
Nama bahan
Kegunaan
1.
Sampel vegetasi
Sebagai bahan amatan

3.3.Prosedur Kerja
            Adapun prosedur kerja dalam praktikum pengamatan tipe vegetasi tanaman adalah sebagai berikut:
1.      Menentukan lahan atau lokasi yang akan digunakan untuk menganalisis vegetasi tumbuhan.
2.      Menyiapkan alat dan bahan dalam praktikum pengamatan tipe vegetasi tanaman.
3.      Menempatkan frem ukuran 1x1 m pada lahan dan memotong tumbuhan yang ada dalam frem.
4.      Memperluas hingga  sebnyak 10 cuplikan
5.      Memasukkan sampel kedalam kantong plastik
6.      Mengidentifikasi spesies yang berada pada lahan tersebut.
7.      Mencatat spesies tanaman yang ditemukan.
8.      Menimbang berat basah dan berat kering dari sampel tanaman vegetasi
9.      Melakukan dokumentasi
10.  Membuat laporan









IV.             PEMBAHASAN


4.1.Hasil pengamatan.
            Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dalam praktikum pengamatan tipe vegetasi tanaman makanan ternak diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 3: Data hasil pengukuran berat basah dan berat kering
No.
Cluster
Cuplikan
Berat basah (gr)
Berat kering (gr)
1.
I
1
600
430
2
710
410
2.
II
1
310
220
2
700
440
3.
III
1
520
410
2
830
610
4.
IV
1
1120
820
2
590
310
5.
V
1
400
240
2
710
520

Tabel 3: Data hasil identifikasi jenis tanaman makanan ternak
No.
Cluster
Cuplikan
TMT
Jenis
TMT
(%)
Non TMT(%)
1.
I
1
100
-
Alang-alang
II
2
90
10
Alang-alang dan komba-komba
2.
1
100
-
Alang-alang
2
100
-
Alang-alang dan sentro
3.
III
1
100
-
Alang-alang dan sentro
2
100
-
Alang-alang dan sentro
4.
IV
1
99
1
sentruminosa dan alang-alang
2
100
-
Alang-alang dan legum
5.
V
1
100
-
Alang-alang dan legum
2
100
-
Alang-alang
4.2.Pembahasan
4.2.1. Tipe Vegetasi Tanaman
Vegetasi adalah kumpulan beberapa tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis dan hidup bersama pada suatu tempat. Diantara individu individu tersebut terdapat interaksi yang erat antara tumbuh-tumbuhan itu sendiri maupun dengan binatang-binatang yang hidup dalam vegetasi itu dan fakto-faktor lingkungan. Dengan demikian berarti bahwa vegetasi bukan hanya kumpulan dari individu-individu tumbuhan saja, akan tetapi merupakan suatu kesatuan  dimana individu-individu penyusunnya saling tergantung satu sama lain dan disebut suatu
komunitas tumbuhan. Apabila pengertian tumbuh-tumbuhan ditekankan pada hubungan yang erat antara komponen organisme dan factor lingkungan, maka hal ini disebut ekosistem.
4.2.3. Pengukuran Berat Basah Dan Berat Kering
            Kadar air merupakan presentasi kandungan air suatu bahan yang dapat dinyatakan berdasarkan berat basah (web basis) atau berdasarkan berat kering (dry basis). Kadar air berat basah mempunyai batas maksimum teoritis sebesar 100%, sedangkan kadar air berdasarkan berat kering dapat lebih dari 100%. Kadar air 6 merupakan banyaknya air yang terkandung dalam bahan, yang dinyatakan dalam persen (%). Kadar air juga salah satu karakteristik yang sangat penting pada bahan
pangan, karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur dan citarasa pada bahan pangan. Kadar air cenderung menurun dengan meningkatnya lama pengeringan, proses pengeringan sangat dipengaruhi oleh lama pengeringan. Pengeringan dengan menggunakan suhu yang tinggi dapat mengakibatkan pengeringan yang tidak merata, yaitu bagian luar kering sedangkan bagian dalam masih banyak mengandung air
            Pengukuran berat basah tanaman dengan cara menimbang tanaman yang sudah dibersihkan dari kotoran. Pengukuran dilakukan setelah tanaman berumur 4 bulan. Sedangkan untuk berat kering dengan cara memasukkan tanaman yang sudah dibersihkan dari kotoran ke dalam oven dengan suhu 700 C hingga didapatkan berat yang konstan
4.2.4 Tipe-Tipe Vegetasi
            Savana merupakan padang rumput dan semak yang terpencar di antara rerumputan, serta merupakan daerah peralihan antara hutan dan padang rumput. Di beberapa daerah yang tidak begitu kering, savana mungkin terjadi karena keadaan tanah dan atau kebakaran yang berulang.  kawasan savana pada umumnya kurang terancam oleh eksploitasi ekonomi dibandingkan hutan hujan, meskipun demikian savana kadang-kadang mendapat tekanan berupa pengembalaan (grazing) ternak dan penggunaan pertanian lainnya




V.                PENUTUP


5.1.Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa jumlah vegetasi tanaman makanan ternak dalam kawasan tersebut sangat  banyak yang hanya terdiri dari tipe vegetasi jenis stepa (padang rumput).
5.2.Saran
            Adapun saran yang dapat saya ajukan dalam praktikum ini adalah sebaiknya pelaksanaan praktikum vegetasi dilakukan pada kawasan yang lebih luas dan dalam jumlah vegetasi rumput yang tinggi agar dalam praktikum ini praktikan dapat lebih tepat dalam memprediksikan jumlah ternak yang dapat digembalakan pada kawasan tersebut.


DAFTAR  PUSTAKA
Djufri. 2012. Analisis vegetasi pada savana tanpa tegakan akasia (acacia   nilotica)  Di taman nasional baluran jawa timur.Surabaya: Universitas    Syiah
Kuala. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, Biologi Edukasi Vol 4,     Nomor 2, hlm 104-111

Liamah, dkk. 2013. Perbandingan analisis vegetasi lingkungan alami Tetrastigma glabratum di hutan lindung gunung prau Sebelum dan sesudah eksploitasi.          Prosiding Seminar Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan             Lingkungan 2013 ISBN 978-602-      17001-1-2. Semarang: Universitas      Diponegoro.

Mubyarto. 2012. Perubahan Warna Yang Terjadi Pada Jagung Hibrida Varietas   BISI 2 dan NK22. Makassar: Universitas Hasanudin.

Setyo,  D.M. 2012. Analisis Vegetasi Dan Asosiasi Antara Jenis- Jenis Pohon         Utama Penyusun Hutan Tropis Dataran           Rendah Di Taman Nasional
            Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat. Lombok: Universitas Merdeka        Madiun. Agri-tek Volume 13 Nomor 2
           
Wahyu, G.L, Solichatun, dan Sugiyarto. 2008. Pertumbuhan, Kandungan Klorofil, dan Laju Respirasi Tanaman Garut (Maranta arundinacea L.) setelah Pemberian Asam Giberelat (GA3). Surakarta: Universitas             Sebelas Maret


1 komentar:

  1. Terimakasih Admin, Artikel ini sangat bermanfaat.
    Sekalian mohon ijin ya numpang iklan promosi menawarkan Produk berikut ini :

    - CaO / Kapur Bakar/ Kalsium Oksida.
    - CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
    -CaCo3 /Kalsium Karbonat.
    - Kaptan / Kapur Pertanian
    - Dolomite.
    - Zeolite .
    - Bentonite.

    Untuk informasi dan pemesanan produk Silahkan hubungi :

    Bpk Asep
    081281774186
    085793333234


    Silahkan Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.

    BalasHapus