Jumat, 10 Maret 2017

LAPORAN LENGKAP ILMU TANAMAN DAN MAKANAN TERNAK


LAPORAN LENGKAP

ILMU TANAMAN DAN MAKANAN TERNAK




Oleh:

NURAENI PRIMAWATI
NIM. L1A1 14 095











JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
HALAMAN PENGESAHAN


Judul                           : 1. Koleksi benih turi
                                       2. Kualitas benih
Nama                           : Nuraeni Primawati
Nim                             : L1A1 14 095
Jurusan/Fakultas          : Peternakan/Peternakan


Menyetujui
Asisten Praktikum



Rachmita Dewi S. Toba
NIM:L1A1 12 025


Tanggal disetujui :    Desember 2015









HALAMAN KONSULTASI
No.
Hari/Tgl
Materi Konsultasi
Paraf














 


Kendari,    November 2015
                                                        Menyetujui,
                                                                    Asisten Praktikum,



                                                                             Rachmita Dewi S. Toba








Laporan Praktikum I Ilmu Tanaman dan Makanan Ternak

KOLEKSI BENIH TURI



Oleh:

NAMA                           : NURAENI PRIMAWATI
NIM                                : L1A1 14 095
KELAS                          : B
KELOMPOK                : III (TIGA)
AST. PEMBIMBING   : RACHMITA DEWI.S TOBA















JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
I.                   PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang
   Tanaman makanan ternak adalah hijauan yang dibudidayakan untuk bisa dimanfaatkan sebagai bahan makanan utama bagi ternak khususnya ruminansia. Perlu adanya pembelajaran mengenai ilmu tanaman makanan ternak guna untuk lebih mempermudah para peternak berikunya. Ilmu tanaman makanan ternak adalah ilmu pengeahuan tentang pengenalan jenis-jenis tanaman hijauan makanan ternak dalam kedudukan ekologisnya. Tumbuhan hijauan pakan sangat diperlukan, sehingga perlu dilestarikan guna melakukan pembudidayaan yang secara bertahap sebagai penerus potensi jenis vegetasinya.
Benih turi merupakan salah satu jenis vegetasi yang termasuk jenis makanan ternak yang sangat disukai oleh ternak kambing. Benih turi adalah jenis kacang-kacangan yang bunganya mirip dengan sabit dan polongnya menggantung. Sehingga polongnya nampak seperti kacang panjang akan tetapi daunnya majemuk sepeti daun lamtoro.
Dalam praktikum ini, yang dilakukan adalah metode pengoleksian benih turi dengan mengamati pertumbuhan kecambahnya. Pada dasarnya hal ini penting dilakukan guna sebagai koleksi tanaman makanan ternak sehingga dengan ketersediaan pertumbuhan jenis pakan ternak seperti ini akan dapat tumbuh banyak khususnya di bagian Kota Kendari dan akan mempermudah para peternak untuk mendapatkan bahan pakan turi.
Praktikum ini berguna  sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa agar dapat mengetahui bagaimana cara melakukan pembudidayaan terhadap tanaman turi dengan jenis yang unggul dan dapat dipercaya sabagai sumber pakan utama bagi ternak yang ingin dikembangbiakkan. Tanaman ini juga banyak mengandung khasiat diantaranya sebagai alat kecantikan dan sebagai obat tradisional.
 Seperti yang dijelaskan diatas bahwa tanaman turi banyak khasiatnya. Selain sabagai obat dan alat kecantikan, juga dapat digunakan sebagai bahan makanan ternak. Daun turi yang katanya banyak mengandung saponin, tannin dan flavonoid. Dalam beberapa literatur kebanyakan pohon turi  ditemukan di wilayah pemukiman warga tempat pengambilan sampel. Berdasarkan latar belakang terebut, untuk dapat membudidayakan tanaman makanan ternak seperti ohon turi ini, agar dapat ditemukan secara mudah. sehingga  dengan demikian perlu dilakukan praktikum Koleksi Benih Turi.
B.       Tujuan
              Tujuan yang ingin dicapai pada praktikum Koleks Benih Turi adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui jenis-jenis turi,
2.      Untuk mengetahui cirri-ciri pohon turi,
3.      Untuk mengetahui kondisi alam asal benih turi yang diperoleh, dan
4.      Untuk mengetahui kondisi geografis asal benih turi yang diperoleh.



C.      Manfaat
              Manfaat yang ingin dicapai pada Praktikum Koleksi Benih Turi adalah sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui jenis-jenis turi,
2.      Dapat mengetahui cirri-ciri pohon turi,
3.      Dapat mengetahui kondisi alam asal benih turi yang diproleh, dan
4.      Dapat mengetahui kondisi geografis asal benih turi yang diperoleh















I.                   TINJAUAN PUSTAKA
A.Benih Turi
            Turi  (Sesbania  grandiflora)  merupakan  tanaman  asli  Indonesia,yang termasuk keluarga kacang-kacangan dari famili Papilionaceae. Kacang turi adalah salah satu jenis kacang-kacangan dari pohon  turi yang berbentuk bulat berwarna kuning kecoklatan dan mempunyai rasa  yang  khas dan aroma yang khas  jenis  kacang-kacangan  (Zakiyatul,  2005).
            Turi adalah jenis tanaman yang sangat banyak khasiatnya, bukan hanya sebagai makanan ternak saja akan tetapi juga sebagai obat tradisioal dan alat kecantikan Daun  turi  mengandung  saponin,  tanin,  flavonoid,  glikosida,  peroksidase,  vitamin  A  dan  B. Kandungan dari daun turi yaitu saponin tanin, dan flavonoid yang diduga mempunyai aktivitas sebagai antibakteri.  Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk  mengetahui aktivitas antibakteri pada tanaman daun turi dengan senyawa saponin, tanin dan flavonoid dengan metode dilusi padat dan teknik bioautografi(Prasetyono, 2012).
B.Jenis-jenis Turi
            Ada  dua  jenis  turi  dibedakan menurut warna bunganya, ialah turi berbunga warna putih yang disebut sebagai turi putih,  dan  turi berbunga merah violet disebut turi merah. Hampir seluruh bagian tumbuhan ini bermanfaat bagi manusia, bunganya banyak mengandung vitamin.  Biji  turi  memiliki  kandungan  kimia  yaitu  kalsium  oksalat,  sulfur,kalium, natrium, beta karoten, vitamin A, vitamin B serta zat besi (Towaha dkk., 2010).
C.Ciri-ciri Pohon Turi
            Dalam beberapa literatur kebanyakan pohon turi memiliki cirri-ciri seperti yang dijelaskan para ilmuan yaitu dengan karkteristik batang tanaman ini sedikit bercabang dengan tinggi 8-15 m dan berdiameter 25-30 cm. kulit luar batangnya berwarna abu-abu kehitaman, kasar, terdapat retakan vertical yang panjang selebar 1-2 cm. kulit kayu bila ditoreh akan mengeluarkan lender berwarna kuning kemerahan.Daunnya majemuk menyirip sepanjang 30 cm dengan jumlah anak daun genap (berpasangan) sekitar 20-50 anak daun pertangkai. Bentuk daun lonjong atau oval. Bungganya berbentuk tandan, tumbuh pada ketiak daun. Kelopak bunga berbentuk bulan sabit dan mahkota bunga menggantung seperti lonceng. Berdasarkan varietasnya bunga dibagi menjadi 2 macam, yaitu berwarna merah dan berwarna putih. Polongnya menggantung berbentk ramping dan lurus dengan ujung meruncing. Ukuran panjang polong 30-50 cm dengan lebar 1-1,5 cm. ketika masih muda, polong berwarna hijau, kemudia setelah tua berwarna kuning (Rusdi dkk.,2009).
D.Kondisi Geografis Kota Kendari
Kota kendari terletak di Jazirah tenggara. Pulau Sulawesi georafis terletak dibagian selatan garis khatulistiwa. Memanjang dari utara ke selatan dan membentang dari barat ke timur diantara 120ͦ 45’ – 124 ͦ30’ bujur sangkar. Kota kendari dengan potensi sumber daya 3 dimensi yang terus melakukan pembanguunan dengan pertumbuhan dan perkembangan ekonomi yang cukup pesat, telah mengundang migrasi dan pertambahan penduduk yang cukup tinggi (Yanti,2012).


           
           













III.    METODOLOGI PRAKTIKUM
A.      Waktu dan Tempat
   Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu, 13 November 2015-07 Desember 2015. Dimulai pada pukul 09:00 WITA sampai selesai dan bertempat di Laboratorium Pabrik Pakan Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo, Kendari.
B.       Alat dan Bahan
 Alat yang digunakan pada Praktikum Koleksi Benih dapat dilihat pada     Tabel 1. 
Tabel 1. Alat dan Kegunaan yang digunakan pada Praktikum Koleksi Benih
No.
Alat
Kegunaan
1.
Polybag
Sebagai media untuk menanam bibit
2.
alat tulis menulis
Untuk mencatat data pengamatan
3.
Kamera
Sebagai alat dokumentasi
4.
Pacul
Untuk menggali taah
5.
Sekop
Untuk mencampur tanah,pupuk,dan


serbuk gergaji

            Bahan yang digunakan pada Praktikum Koleksi Benih dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan Kegunaan yang digunakan pada Praktikum Koleksi Benih
No
Bahan
Kegunaan
1.
Biji Turi
Sebagai objek pengamatan
2.
Indigovera
Sebagai objek pengamatan
3.
Pupuk Kandang
Sebagai bahan campuran 
4.
Serbuk Gergaji
Sebagai bahan campuran
5.
Air
Untuk menyiram tanaman turi dan Indigovera


C.      Prosedur Kerja
      Prosedur kerja pada praktikum Koleksi Benih adalah sebagai berikut:
1.      Mencampur pupuk kandang dan sekam padi serta tana,
2.      Mengisi tanah kedalam 100 polybag,
3.      Menyusun polybag dengan rapi,
4.      Menyiram polybag sampai kenyang air,
5.      Menanam biji turi dan indigovera masing-masing 50 polybag dengan masing-masing berisi 3 biji benih,
6.      Menyiram kembali polbag,
7.      Memasang plat kelompok, dan
8.      Melakukan pengamatan dan mencatat hasil pengamatan.










IV.        HASIL DAN PEMBAHASAN
A.           Hasil Pengamatan
    Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan melalui penyulaman biji turi, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Penyulaman Biji Turi
No.
Jumlah Polybag Biji Turi
Biji yangTumbuh
Biji yang di sulam
1
50
32
18

B.            Pembahasan
1.   Jenis-jenis Benih Turi
  Berdasarkan hasil pengamatan dilokasi pengambilan benih sampel turi terdapat  beberapa jenis tanaman seperti ini yang ditemukan diantaranya adalah jenis turi merah. Benih ini berasal dari Kelurahan Ponggolaka, Kecamatan Puuwatu. Jenis seperti ini banyak ditemukan di sekitar jalanan terutama di wilayah-wilayah pemukiman warga Kelurahan Ponggolaka.
Pengambilan benih sampel turi dilakukan secara manual yakni dengan memanjat kemudian memetik satu persatu secara perlahan agar tidak terhambur sebagaimana mestinya struktur buah yang sudah tua dan layak diambil sebagai bibit, strukturnya pasti sudah melemah.
Di lokasi pengambilan sampel, benih turi ang ingin dibudidayaka ini kurang lebih sekitar 85% terdiri dari jenis turi putih. Jenis turi merah sangat jarang ditemukan khususnya di wilayah ibu kota sekalipun, bisa dikatakan tidak ada. Di Kecamatan Baruga, jenis turi merah tidak ditemukan sepohon pun.
 2.  Ciri-ciri Pohon Turi
   Adapun ciri-ciri benih turi yang diperoleh dilokasi pengambilan sampel adalah batang yang mempunyai sedikit cabang/ ranting, tingginya diperkirakan 12-15 M. Diameter batangnya sekitar 25-30 cm. kulit luar dari batangnya berwarna abu -abu kehitaman, struktur batangnya nampak kasar, dan terdapat banyak retakan-retakan vertikal kecil. Polong buah benih pada pohon turi yang diperoleh memiliki ciri menggantung pada ranting seperti bentuk polong pada kacang panjang. Struktur buah ramping dan memanjang. Berdasarkan sampe yang diperoleh, buah yang masih muda bijinya berwana hijau. Apabila sudah tua bijinya warna kuning. Akan tetapi biji turi yang diambil sebagai sampel ada  yang telah rusak dan tidak dapat digunakan sebagai bibit unggul untuk bahan budidaya vegetasi jenis ini. Bunga pohon turi yang diambil di lokasi, memiliki ciri warna putih dan bentuknya seperti sabit dan bertandan. Mahkotanya menggantung dam berwarna putih. Sebenarnya bunga turi bukan hanya ada satu jenis, banyak jenis lain mengenai biji turi diantaranya yang berwaena merah. Akan tetapi jenis pada praktikum ini hanya ditemukan jenis turi merah
Berdasarkan hal tersebut sesuai dengan pendapat Rusdi (2009), yang menyatakan bahwa batag tanaman turi, dengan ciri-ciri sedikit cabang dengan tinggi 8-15 m dan berdiameter 25-30 cm. polong menggantung, dengan ukuran panjang polong 30-50 cm. bunga berbentuk tandan, tumbuh pada ketiak daun. Kelopak bunga berbentuk bulat sabit dan mahkota bunga menggantung seperti lonceng.

1.        Kondisi Alam Asal Bibit Turi
a)             Topografi
Kota kendari dengan keadaan topogarfinya mulai dengan gunung rendah sekitar 49%, tanah bukit 25% dan dataran rendah 26%, serta berdasarkan geologisnya 67% sedimen, metamorphosis 20% dan batuan beku 13%.  Usaha peternakan di Kota Kendari sangat potensial dikembangkan selain menunjang protein hewani bagi pemenuhan gizi masyarakat karena selain dapat dikomsumsi sendiri, juga dapat dijual sehingga dapat menambah pendapatan keluarga(Supri, 2006).
Berdasarkan lokasi pengambilan sampel yaitu Kecamatan Puuwatu, Kota Kendari. Pohon turi berdasarkan letak lokasi banyak terdapat didepan rumah/pemukiman penduduk Kecamatan Puuwatu. Jenis yang ditemukan tidak bervariasi, hanya terdapat jenis turi putih.
b)       Curah Hujan
Berdasarkan lokasi pengambilan sampel, curah hujan pada saat pengambilan benih turi diperkirakan antara pertengahan musim kering dengan curah hujan yag sangat minim untuk terjadi. Biasanya seperti teori umum yang telah kita ketahui pada saat bulan Nopember sampai dengan bula maret, angin bertiup kencang dan banyak mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik. Yang mana pada bulan ini terjadi musim hujan.

c)             Iklim
Kota Kendari sebagaimana daera-daerah lainnya di Indonesia hanya terdapat dua musim yaitu kemarau dan penghujan. Keadaan ini sanga dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup diatas wilayahnya. Wilayah iklim Kota Kendari berdasarkan system oldeman termasuk type iklim D3 yaitu dengan 3-4 bulan basah dan 5-6 bulan kering.
Berdasarkan keadaan iklim Kota Kendari yang mengenal dua musim yakni penghujan dan kemarau, maka berkaitan  erat dengan keadaan iklim Kecamatan Puwatu. Akan tetapi pada saat pengambilan sampel benih turi, kondisi iklimnya adalah musim kemarau yang terjadi diatas suhu rata-rata.
2.        Kondisi Geografis Asal Benih Turi
a)             Gambaran Umum Lokasi
Biji turi yang diambil berasal dari Kecamatan Puwatu, Kelurahan Ponggolaka. Di daerah ini persentase jumlah benih turi bisa mencapai 80%. Demikian dikatakan mencapai tingkat tersebut karena karena di daerah ini banyak sekali pohon turi yang ditemukan dipingiran jalan. Dengan kondisi daerah yang seperti ini, baiknya dilestarikan sejenis tanaman seperti turi ini. Mungkin karena kondisi tanah yang bagus dan kelembaban serta pH tanah yang memungkinkan sehingga tanaman sejenis ini banyak tumbuh di daerah Puwatu.
b)            Batas Wilayah Lokasi
Luas wilayah kecamatan sangat beragam, diantaranya jumlah kecamatan di Kota Kendari juga sangat banyak, contohnya Poasia yang merupakan wilayah Kecamatn paling luas, menyusul Kecamatan Mandonga dan Kecamatan Kendari dan Kecamatan Baruga.
c)             Kondisi Lingkungan
Berdasarkan lokasi pegambilan sampel, kondisi lingkungan pada saat itu nampak seperti musim kemarau, akan tetapi waktu pengambilan sampel pada bulan November termasuk  musim penghujan walaupun hanya sedikit curah hujannya.
                 Disekitar pohon turi yang diambil sebagai sampel, banyak tumbuh vegetasi lain seperti daun komba-komba dan pepohonan lainnya yang memiliki akar yang dalam dan jarang sekali dtemukan jenis rumput liar dengan akar pendek kecuali rumput lapangan dengan masa hidup yang pendek. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan sekitar daerah pengambilan sampel masih banyak mengandung unnsur hara dan pH yang cukup untuk pertumbuhan sejenis vegetasi lain disekitar pohon turi ini.









V.       PENUTUP
A.   Kesimpulan
                   Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1.      Jenis-jenis turi yang ditemukan di lokasi adalah jenis turi putih
2.      Benih turi yang ditemukan di Kecamatan Puuwatu memiliki ciri-ciri batangnnya dengan sedikit ranting dan tinngginya kurang lebih sekitar 12-15 m, bunganya berwarna putih, bentuknya mirip seperti sabit.
3.      Benih turi yang diperoleh berasal dari Kecamatan Puuwatu, dengan kondisi iklim kemarau.
4.      Benih turi yang diperoleh berasal dari Kecamatan Puuwatu banyak ditemukan menjuntai dipinggiran jalan depan pemukiman warga.
B.        Saran
                  Saran yang dapat kami ajukan yaitu sebaiknya dalam melaksanakan praktikum ini praktikan diharapkan datang tepat waktu, dan saat praktikum semua praktikan harus aktif.






DAFTAR PUSTAKA
Prasetyono,S.D. 2012.Daftar Tanaman Obat Ampuh disekitar Kita.Flash Book. Yogjakarta.

Rusdi., Rosmiaty., Arief, dan Agus. 2009. Pengaruh Pengeringan Daun Turi (Sesbania Grandiflora) terhadap Degradasi Bahan Kering dan Protein dalam Rumen. Fakltas Pertanian  Universitas Tadulako. Palu. 

Sujarto. 2005. Kebijaksanaan Teknologi untuk Pengembangan Wilayah; Pokok-pokok Pemikiran. UI Press: Jakarta.

Supri., Yantoni., dan Anggara. 2006. Kondisi Geografis Wilayah Kota Kendari. Mentri. Kendari

Towaha, R. 2010. Jenis-jenis Turi (Sesbania Grandiflora) dan Ciri-ciri Fisik Pohon Turi. Unhas. Makassar.

Yanti, N. 2012. Letak dan Kondisi Geografis Sulawesi Tenggara. Kisman. Jakarata.

Zakiyatul. 2005. Klasifikasi Umum Benih Turi (Sesbania Grandiflora). Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Bogor.










Laporan Praktikum II Ilmu Tanaman dan Makanan Ternak

KUALITAS BENIH



Oleh:


NAMA                           : NURAENI PRIMAWATI
NIM                                : L1A1 14 095
KELAS                          : B
KELOMPOK                : III
AST. PEMBIMBING   : RACHMITA DEWI.S TOBA














JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2015
I.                   PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
                   Ilmu tanaman dan makanan ternak memang sangat perlu untuk dibudidayakan. Pengadaan benih dan bibit bermutu merupakan upaya penting untuk mendukung keberhasilan dalam melakukan penghijauan terhadap  benih turi. Mulai tingginya peredaran benih dan bibit secara komersial memerlukan suatu sistem untuk pengendaliannya. Di Indonesia dan beberapa negara berkembang lainnya, pengendalian mutu benih dan bibit dilakukan melalui sistem skarifikasi mutu yang diatur dalam bentuk peraturan pemerintah.
                Dalam kaitannya dengan praktikum uji kualitas benih, benih yang baik dikembangkan harus memenuhi kategori persyaratan, misalnya tidak ada benjolan aneh pada benih ataupun bekas lubang atau habis digigit ulat. Sehingga sangat perlu dalam pemilihan atau harus diseleksi terlebih dahulu sebelum diadakan penanaman pohon.
                 Benih turi yang berkualitas apabila diberi perlakuan misalnya dilakukan pengamplasan, tentunya benih akan lebih cepat berkembang dibanding dengan benih yang tanpa diberikan perlakuan sedikitpun. Benih turi yang ini sangat cocok apabila ditanam di lokasi dengan kondisi lingkungan antara iklim basah dan kering. Jika dilihat dari praktikum Pengoleksian Benih Turi yang sebelumnya telah dilakukan, sesuai dengan percepatan pertumbuhannya, benih ini sangat mudah untuk dikembangbiakkan/diperbanyak.
               Dengan kondisi benih yang berkualitas, tentunya dapat mempermudah para praktikan untuk dapat membudidayakan kecambah-kecambah yang berkualitas. Bukan hanya praktikan, akan tetapi juga para peternak yang kekurangan akan bahan pakan dan menemukan hal/ide untuk menanam kecambah turi dengan mudah pula.
              Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu diadakannya pemilihan kualitas benih yang baik dan memenuhi persyaratan yang sudah ditentukakn sehingga tidak terjadi yang namanya kegagalan dalam pelestarian bibit pakan, yang akan menyababkan kekurangan persediaan pakan ternak.
B.Tujuan
                   Tujuan yang ingin dicapai dalam praktikum kualitas benih adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui cara menghitung kemurnian bennih,
2.      Untuk mengetahui pertumbuhan benih normal,
3.      Untuk mengetahui berapa model uji skarifikasi dan persentase pertumbuhannya,
4.      Untuk mengetahui daya kecambah benih.
C.Manfaat
                   Manfaat yang ingin dicapai dalam praktikum kualitas benih adalah sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui cara menghitunng kemurnian benih,
2.      Dapat mengetahui pertumbuhan benih normal,
3.      Dapat mengetahui model uji skarifikasi dan  persentase pertumbuhannya,
4.      Dapat mengetahui daya kecambah benih.
II.                TINJJAUAN PUSTAKA
A.Kemurnian Benih
              Penentuan kemurnian benih mengacu pada ketentuan sesuai peraturan, Contoh kerja untuk kemurnian benih umumnya setara dengan 2500 butir benih. Komponen benih dibagi dalam 3 bagian, yaitu benih murni (pure seed), benih lain
(other seeds), dan kotoran (inert matter). Setiap komponen ditimbang .Permasalahan dalam penentuan kemurnian benih adalah belum adanya definisi benih murni yang jelas (baku) untuk setiap jenis. Hal ini penting untuk menyeragamkan penentuan kemurnian benih antar instansi yang berwenang untuk
melakukan pengujian mutu benih. (ISTA ,2006).
             
                  







III.METODE PRAKTIKUM
A.Waktu dan Tempat
            Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium Pabrik Pakan Fakultas Peternakan, Universitas Halu Oleo, Kendari. Pada hari Sabtu, 13 November 2015. Pukul 08.30 WITA.
B.Alat dan Bahan
                        Alat yang digunakan pada praktikum Kualitas Benih dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Alat dan Kegunaan  pada Praktikum Kualitas Benih
No.
Alat
Kegunaan
1
Cutter
Untuk melukai ujung benih turi
2
Nampan
Sebagai wadah untuk menyimpan


biji turi
3
Tissue
Sebagai alat untuk melapisi biji


turi di nampan agar tetap lembab
4
Penggaris
Untuk mengukur tinggi kecambah
5
Alat tulis menulis
Untik mencatat data hasil pengamatan


dan lapora sementara
6
Kamera
Untuk dokumentasi
7
Amplas
Untuk mengamplas biji turi

                   Bahan yang diguunakan pada praktikum  Kualitas Benih dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan Kegunaan  pada  Praktikum Kualitas Benih
No.
Bahan
Kegunaan
1.
Biji Turi
 Sebagai objek pengamatan
2.
Air
Untuk menyiram kecambah


C.Prosedur Kerja
                   Adapun prosedur kerja dari laporan praktikum kualitas benih padauji skarifikasi yaitu sebagai berikut:
1.      Menimbang benih sebanyak 100 gr dan menyeleksi sebanyak 200 benih yang berkualitas,
2.      Benih yang berkualitas dibagi menjadi 5 bagian yaitu 100 benih tanpa perlakuan, 25 benih diamplas, 25 benih disilet, 25 benih direndam air panas dan 25 benih lagi direndam dengan air dingin,
3.      Kemudian diletakkan diatas nampan yang telah di isi tissue yang dilembabkan dan diletakkan di ruang tertutup, kemudian diamati proses perkecambahan pada hari ke-3, ke-4, ke-5, ke-7, ke-14 dan pengukuran dilakukan pada hari ke-7 dan hari ke-14, dan
4.      Mencatat data pengamatan kemudian membuat laporan sementara.







IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
A.  Hasil Pengamatan
                   Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Kemurnian Benih
No.
Nama Benih
Benih Normal
Benih Ab-normal
Kotoran
Benih Lain
1.
Biji Turi
39,21 gr
59,59 gr
0,09 gr
-

Tabel 2. Uji Skarifikasi
No.
Metode
biji kecambah yang tumbuh
Tinggi Jumlah Daun



H3
H4
H5
H7
H14
H7
H14
 1.
amplas 
18
19
20
24
25 
8,32
 9,34
 2.
Silet
12
16
16
23
25
7,54
 10,14
 3.
Air Panas
4
6
6
20
25
8,32
 9,32
 4.
Air dingin
11
12
12
21
25
7,12
 9,60
 5.
t.perlakuan
50
51
53
76
 100
8,2
 10,64

Tabel 3. Daya Kecambah
No.
Benih
Jumlah Benih yang Tumbuh
H4
H7
H10
1.
Benih Turi
104
164
180






B.   Pembahasan
1.  Kemurnian Benih
                   Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan, benih murni yang ditemukan memiliki persentase 39,21 gr, benih yang tidak normal 59,59 gr dan kotoran sebanyak 0,09 gr. Dari persentase tersebut, benih murni yang normal lebih sedikit jumlahnya dari pada benih yang normal. Benih yang abnormal lebih banyak. Hal ini dilakukan dengan menimbang benih dan menghitung komponen benih yang murni dan yang tidak murni. Benih yang murni lebih baik jika digunakan sebagai bibit dengan perlakuan tertentu.
                   Benih murni merupakan benih/bibit yang tidak mengalami cacat sedikitpun baik dari fisiknya ataupun secara biologisnya. Benih yang megalami kecacatan dari fisiknya dapat ditemukan lubang atau bekas gigitan ulat, atau bahkan ada bintik-bintik hitam. Dengan keadaan tersebut, benih bisa dikatakan sebagai benih tidak murni dan tidak baik dipakai sebagai bibit.
                   Mutu bibit merupakan ekspresi yang digunakan untuk menggambarkan kemampuan bibit untuk beradaptasi dan tumbuh setelah penanaman(Jacobs, 2005). Mutu bibit juga didefinisikan sebagai sesuatu yang sesuai dengan tujuan (fitness for purpose) yang mencerminkan berbagai parameter yang menentukan bibit dapat beradaptasi dan tumbuh setelah ditanam di lapangan (Wilson dan Jacobs, 2005).


B.Uji Skarifikasi
                   Berdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan penentuan kemurnian benih dapat dilakukakn dengan uji skrifikasi dengan mengamati pertumbuhan kecambah dan mengamati persentasenya. Pengamatan yang menyangkut uji skarifikasi ini dilakukan dengan beberapa metode diantaranya yaitu dengan pengamplasan, di silet, di siram dengan air panas, di siram dengan air dingin dan diberi pula uji skarifikasi dengan tanpa perlakuan.
                   Jika dilihat berdasarkan data pengamatan, data yang di peroleh sesuai dengan tabel 2 yang menunjukkan bahwa pada kecambah dengan biji yang di amplas, kecambah yang tumbuh pada hari ke-3 sebanyak 18 kecambah. Pada hari ke 4 sebanyak 19, hari ke 5 sebanyak 20 hari ke 7 adalah 24 dan hari ke 14 sebanyak 25. Selanjutnya pada perlakuan pada biji yang di silet, kecambah yang berumur 3 hari sebanyak 12 kecambah, umur 4 hari sebanyak 16, umur 5 hari 16 dan umur 7 hari adalah 23 kecambah serta umur 14 hari tumbuh secara maksimal sebanyak 25. biji turi yang di beri perlakuan disiram air panas diperoleh hasil yaitu pada hari ke-3 biji yang tumbuh menjadi kecambah sebanyak 4, hari ke-4 sebanyak 6, hari ke-5 juga ada 6 kecambah(Tidak tumbuh), dan hari ke-7 sebanyak 20 serta hari ke 14sebanyak 25. perlakuan pada pemberian dengan air dingin hari ke-3 jumlah yang tumbuh adalah 11 kecambah, hari ke-4 sebanyak 12, hari ke-5 sebanyak 12 juga, bertambah pada hari ke-7 menjadi 21 dan hari ke-14 adalah sebanyak 25. Dengan uji kecambah yang tanpa perlakuan hari ke-3 sebanyak 50 kecambah, hari ke-4 ada 51 kecambah yang tumbuh, pada hari ke-5 tumbuh sebanyak 53, dan pada hari ke-7 adalah sebanyak 76, hari ke-14 juga tumbuh secara normal sebanyak 100 kecambah.
                   Pengujian selanjutnya dilihat pada persentase pertumbuhan pada hari ke-7 dan hari ke-14. Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan dengan metode pengukuran berdasarkan kecambah yang tumbuh, diperoleh rata-rata keseluruhan pada hari ke-7 dengan perlakuan amplas adalah 8,32 dan hari ke-14 adalah 10,14. Selanjutnya diamati pada perlakuan dengan disilet, erdasarkan perlakuan ini, jumlah biji yang tumbuh ternyata lebih rendah disbanding dengan metode pengamplasan sebelumnya. Dari sini hanya diperoleh 7,54 di hari ke-7 dan hari ke-14 adalah 10,14. Dengan perlakuan yang di siram dengan air panas, persentase biji yang tumbuh adalah 8,32 pada hari ke-7, sedangkan pada hari ke-14 adalah sebanyak 9,32. Berikutnya pada perlakuan yang diberikan air diberikan air dingin, hari ke-7 adalah 7,12 dan hari ke-14 berjumlah 9,60. Berdasarkan perlakuan tersebut, maka dibedakan dengan biji yang tidak/tanpa diberikan perlakuan sedikitpun. Dengan tanpa perlakuan ini dperoleh hasil pada hari ke-7 dngan rata-rata 8,2 dan hari ke-14 dengan jumlah 10,64.
                   Penentuan kemurnian benih mengacu pada ketentuan ISTA (2006). Contoh kerja untuk kemurnian benih umumnya setara dengan 2500 butir benih. Komponen benih dibagi dalam 3 bagian, yaitu benih murni (pure seed), benih lain (other seeds), dan kotoran (inert matter). Setiap komponen ditimbang. Penghitungan kemurnian benih dilakukan dengan menghitung berat setiap komponen (tidak menggunakan berat awal).

C.Daya Kecambah
                   Berdasarkan hasil praktikum maka data yang dipeoleh untuk daya kecambah adalah pada hari ke-4, jumlah benih turi yang tumbuh dengan daya kecambah adalah sebanyak 104 kecambah. Pada pengujian daya kecambah selanjutnya, dilakukan pengamatan pada hari berikutnya yaitu pada hari ke-10 yang dihitung kembali ditemukan hasil sebanyak 164 kecambah yang masih bertahan. Kemudian diamati pada ari selanjutnya yaitu hari ke-10 jumlah kecambah dengan persentase yang masih tetap meningkat yaitu sebanyak 180 kecambah.  Hal ini menunjukkan bahwa biji yang di uji untuk yang diperkirakan baik untuk jadi kecambah, memiliki tingkat ketelitian dan ringkat perlakuan yang baik pula.
                   Untuk menentukan standar pengujian, beberapa kelompok benih yang mewakili sebaran ekologinya dikumpulkan (minimal 3 kelompok benih). Kelompok benih tersebut diuji perkecambahannya dengan beberapa metode perkecambahan terbaik berdasarkan beberapa literatur, yang meliputi media, perlakuan pendahuluan, dan kondisi lingkungan. Contoh uji perkecambahan dibuat dari contoh kerja. Contoh uji dari satu kelompok benih untuk setiap perlakuan berjumlah 4 ulangan masing-masing 100 butir atau 50 butir untuk benih-benih berukuran besar(ISTA, 2006).
                   Pengujian ini dilakukan didalam Laboratorium pabrik pakan fakultas peternakan dengan media nampan dan tissu yang diberi air secukupnya untuk menjaga kelembaban benih yang ingin diuji kecambahnya. Perlakuan yang dilakukan dengan metode pengamplasan, disilet, dengan air hangat dan air dingin. Simulasi tersebut akan menghasilkan trend metode perkecambahan optimal yang dapat diterapkan untuk menguji kelompok-kelompok benih jenis tersebut dari sebaran tumbuh yang berbeda-beda.
                  



















V.        PENUTUP
A.  Kesimpulan
                   Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.      Kemurnian benih dapat diketahui dengan cara melakukan penimbangan setelah diseleksi dari benih yang tidak murni dan kotoran.
2.      Pertumbuhan benih normal pada biji turi ditandai dengan uji perkecambahan secara skarifikasi.
3.      Beberapa model uji skarifikasi yang dilakukan diantaranya dengan metode pengamplasan, di silet, di siram air panas dan air dingin serta tanpa perlakuan.persentasenya setiap hari meningkat dari hari ke hari.
4.      Daya kecambah benih turi







B.  Saran
                   Saran yang dapat saya berikan pada praktikum Kualitas Benih adalah seagai berikut:
1.      Dengan adanya praktikum ini sebaiknya para praktikan dapat lebih memahami apa manfaat yang harus diambil. Sehingga tidak terjadi manipulasi data.
2.      Asisten perlu lebih memperhatikan para praktikannya.  Salah satunya memberikan format penulisan laporan tepat waktu.
3.      Untuk proses praktikum selanjutnya, semoga lebih baik dan tidak ada kendala apapun. Baik dari segi mulai pengambilan benih sampai proses pengujiannya maupun pengoleksiannya.












DAFTAR PUSTAKA
ISTA. 2006. International rules for seed testing: Edition 2006. The International Seed Testing Association. Bassersdorf. Switzerland.

Wilson., Jacobs. 2005 Penanganan Perbenihan untuk Mendukung Pengelolaan Hutan secara Lestari. Dalam : Industri Benih di Indonesia. Aspek Penunjang Pengembangan. Kerjasama Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih. Institut Pertanian Bogor dengan PT. Sang Hyang Seri. Bogor.


1 komentar:

  1. Terimakasih Admin, Artikel ini sangat bermanfaat.
    Sekalian mohon ijin ya numpang iklan promosi menawarkan Produk berikut ini :

    - CaO / Kapur Bakar/ Kalsium Oksida.
    - CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
    -CaCo3 /Kalsium Karbonat.
    - Kaptan / Kapur Pertanian
    - Dolomite.
    - Zeolite .
    - Bentonite.

    Untuk informasi dan pemesanan produk Silahkan hubungi :

    Bpk Asep
    081281774186
    085793333234


    Silahkan Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.

    BalasHapus