Jumat, 10 Maret 2017

Laporan Praktikum Pengamatan Organ Pencernaan Pada Unggas (Ayam)”



Laporan Praktikum I
Ilmu Ternak Unggas
“Pengamatan Organ Pencernaan Pada Unggas (Ayam)”


Oleh :
Nama             : Nuraeni Primawati
Stambuk         : L1A1 14 095
Kelas              : B
                                    Kelompok      : III (Tiga)
                                    Asisten           : Ashar


Jurusan Peternakan
Fakultas Peternakan
Universitas Halu Oleo
Kendari
2016
I. PENDAHULUAN
1.1.    Latar Belakang
Ternak unggas merupakan aset nasional yang turut menunjang kehidupan sosial dan ekonomi masyarakat. Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan produk peternakan membuktikan bahwa usaha peternakan dewasa ini mengalami kemajuan. Diantara produk-produk tersebut unggas memegang peranan yang sangat penting, karena digemari dan banyak dikenal oleh masyarakat.
Unggas adalah ternak bersayap yang dalam taxonomi zologi tergolong dalam kelas aves yg telah didomestikasi dan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan untuk memberikan nilai ekonomis. Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang, bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan produksi telur rendah. Ayam Broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki sifat-sifat antara lain :ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak, temperamen tenang, pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum tinggi. Sifat-sifat ayam broiler ini tentunya sangat berhubungan dengan tingkat konsumsi serta proses pengolahan makanan di dalam sistem pencernaannya.
Pencernaan adalah rangkaian penguraian bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut suatuperubahan fisik dan kimia dan dipengaruhi oleh banyak faktor. Proses pencernaan  makanan pada ternak ruminansia relatif lebih komplek dibandingkan proses pencernaan pada jenis ternak lainnya. Alat pencernaan terdiri atas saluran yang memanjang mulai dari mulut sampai ke usus dan berakhir di lubang pelepasan atau anus. Ayam memiliki pencernaan yang sederhana. Oleh sebab itu hanya tersedia tempat yang sempit untuk kehidupan jasad renik dalam usus yang diperlukan untuk membantu mencerna pakan.

1.2. Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya praktikum pengamatan pada sistem pencernaan unggas (ayam) adalah sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui fungsi organ-organ pencernaan ungas (ayam)
2.      Untuk mengetahui bobot dan deskripsi organ-organ pencernaan unggas (ayam)
1.3.   Manfaat Praktikum                                                     
Manfaat yang bisa diambil dari pelaksanaan praktikum pengamatan pada sistem pencernaan unggas (ayam) adalah sebagai berikut:
1.        Dapat mengetahui fungsi organ-organ pencernaan ungas (ayam)
2.        Dapat mengetahui bobot dan deskripsi organ-organ pencernaan ungas (ayam)


 


II. METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1.    Waktu dan Tempat
Praktikum Ilmu Ternak Unggas dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 26 Maret 2016, pukul 09.00 – selesai WIB bertempat di Unit Kandang Unggas Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo.
2.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Pengamatan Sistem  Pencernaan  pada  Ternak Unggas adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Alat dan Kegunaan yang Digunakan pada Praktikum Pengamatan Sistem  Pencernaan        pada  Ternak Unggas.
No.
Nama Alat
Kegunaan
1.
Alat Tulis
 Untuk mencatat data hasil pengamatan
2.
Pisau Cater
 Untuk membedah organ pencernaan ayam
 3.
Kamera
 Sebagai alat dokumentasi
 4.
Timbangan
 Untuk mengetahui berat badan kambing
 5.
Keranjang
 Untuk menyimpan organ-organ pencernaan ayam  

Tabel 2.Bahan dan Kegunaan yang Digunakan pada Praktikum Pengamatan Sistem Pencernaan  pada  Ternak Unggas
No
Bahan
Kegunaan

Organ-organ pencernaan ayam
Sebagai bahan pengamatan

2.3.     Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum Pengamatan Sistem  Pencernaan        pada  Ternak Unggas adalah sebagai berikut:

1.   Mempersiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum.
2.   Mengidentifikasi letak/posisi organ-organ pencernaan  serta fungsinya.
3. Mencatat hasil pengamatan.
4. Menimbang berat organ-organ pencernaan  
4.  Mendokumentasikan hasil pengamatan.





















III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1.    Hasil Pengamatan
Hasil pengamata pada Pengamatan Sistem  Pencernaa   pada  Ternak Unggas dapat dilihat pada Table 3.
Table 3. Nama, bobot dan deskripsi organ-organ pencernaan ayam
No
Nama Organ
Bobot (gr)
Deskripsi
1
Mulut
-
Kasar, keras dan berlendir
2
Esophagus/
-
Berlendir, sedikit kasar karena adanya garis-garis
3
Tembolok (Crop)
-
Licin, sedikit kasar dan berlendir karena memiliki banyak enzim
4
Proventrikulus
    6
Berlendir, sedikit kasar karena adanya bintik-bintik
5
Gizzard
   22
Kasar, keras dan berwarna kuning dan terdapat sisa pakan yang masih sangat kasar
6
Duodenum
    6
Lembut, berlendir  dan sedikit panjang
7
Jejenum
   18
Halus, berlendir, terdapat sisa sari-sari makanan dan ukurannya lebih panjang dari duodenum
8
Ileum
   10
Sedikit kasar, terdapat sari-sari makanan yang tidak tercerna secara sempurna
9
Sekum
    8
Berwarna coklat kehijauan, berbau busuk karena adanya pencernaan fermentatif oleh mikroba
10
Usus Besar
    2
Berlendir, berurat dan bentuknya pendek
11
Kloaka
-
Kasar, keras karena memiliki urat-urat




3.2.  Pembahasan
3.2.1 Mulut

Mulut ayam tidak memliki bibir dan gigi. Peranan gigi dan bibir pada ayam digantikan oleh rahang yang menanduk dan membentuk paruh. Fungsi paruh pada unggas darat dan air berbeda. Pada unggas darat paruh terdapat lidah yang runcing yang digunakan untuk mendorong pakan menuju esophagus. Sedangkan pada unggas air paruh berfungsi untuk menyaring makanan yang terapung pada air. Makanan yang telah masuk oleh pergerakan lidah itik didorong masuk ke dalam faring yang kemudiian ditelan. Makanan yang terapung – apung di air ditelan dengan bantuan alat penyaringan yang berupa lamella paralel (Suprijatna et al., 2005) 
Bobot mulut pada ternak unggas (ayam) tidak di ketahui karena pada pelaksanaan praktikum tidak di sediakan organ mulut ayam. Kami mendiskripsikan mulut ayam yaitu Kasar, keras dan berlendir karena di dalam mulut terdapat kelenjar saliva yang meghasilkan enzim amilase dan maltase.

3.2.2 Esophagus
Esopagus membentang disepanjang leher dan thorax, kemudian berakhir di proventriculus, merupakan penghubung antara dasar mulut (pharynx) dengan crop dan ventriculus. Esophagus menghasilkan mukosa yang berfungsi untuk membantu melicinkan pakan menuju tembolok.  Jika berat esophagus ayam tidak pada kisaran normal ini  dapat dipengaruhi oleh pemberian pakan atau jenis pakan yang dikonsumsi, penyakit, umur, dan jenis unggas. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat (Prayoga, 2006) bahwa Faktor yang mempengaruhi adanya perbedaan dari berat esophagus pada ayam adalah jumlah pakan yang dikonsumsi, jenis pakan, umur dan jenis kelamin.
3.2.3. Tembolok (crop)
Tembolok adalah organ yang bebentuk kantung dan merupakan daerah pelebaran dari esophagus. Proses pencernaan di dalam tembolok sangat kecil terjadi. Fungsi utama dari tembolok adalah sebagai organ penyimpan pakan. Sedangkan pada itik memliki crop yang sedikit berbeda dibandingkan dengan ayam. Pada itik dan unggas air pada umumnya, crop tidak berkembang secara sempurna, tidak seperti pada ayam atau burung – burung pemakan rumput. Crop semata – mata berfungsi sebagai penampung sementara bagi makanan.
Sebelum kerongkongan memasuki rongga tubuh, ada bagian yang melebar di salah satu sisinya menjadi kantong yang dikenal sebagai crop (tembolok). Tembolok merupakan modifikasi dari oesophagus yang berperan sebagai tempat penyimpanan pakan, pakan disimpan dalam tembolok hanya sementara. Dalam tembolok sedikit bahkan tidak terjadi proses pencernaan, kecuali pencampuran sekresi saliva dari mulut yang dilanjutkan aktifitasnya di tembolok (Yuwanta, 2004).
3.2.4. Proventriculus
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui proventriculus ayam memiliki berat 6 gram. Proventriculus adalah suatu peleburan dari kerongkongan sebelum berhubungan dengan gizzard (empedal). Biasanya disebut glandula stomach atau true stomach, tempat gastric juice diproduksi. Pepsin, suatu enzim untuk membantu pencernaan protein, dan hydrochloric acid disekresi oleh glandular cell, oleh karena pakan berlalu cepat melalui proventriculus maka tidak ada pencernaan material pakan disini, akan tetapi sekresi enzim mengalir ke dalam gizzard sehingga dapat bekerja disini.
Menurut Neil (2006) mengatakan  proventriculus memiliki panjang 6 cm dengan berat 7,5 sampai 10 gram. Data yang diperoleh untuk ayam termasuk dalam kisaran normal.

3.2.5. Gizzard 
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui Gizzard ayam memiliki  berat 22 gram. Data ini sesuai dengan data yang menyatakan berat gizzard adalah 25 sampai 30 gram.Pada unggas yang hidup secara berkeliaran, empedal lebih kuat daripada ayam yang dipelihara secara terkurung dengan pakan yang lebih lunak (Yuwanta, 2004).
Gizzard disebut juga muscular stomach (perut otot) atau empedal. Lokasinya berada diantara ventriculus dan bagian atas usus halus. Fungsi utama empedal adalah melumatkan pakan dan mencampur dengan air menjadi pasta yang dinamakan chymne.Ukuran dan kekuatan empedal dipengaruhi oleh kebiasaan makan ayam tersebut.Ayam yang dipelihara empedalnya lebih kuat dari pada ayam yang dikurung (Yuwanta, 2004).   
Mukosa permukaan gizzard mensekresikan coilin yang berfungsi melindungi permukaan empedal terhadap kerusakan yang mungkin di sebabkan oleh pakan atau zat lain yang tertelan. Didalam gizzard terjadi pencernaan secara mekanik yang dibantu oleh grit (bebatuan) untuk membantu memecah pakan. Partikel pakan yang lebar besar menyebabkan kontraksi juga semakin cepat.Partikel pakan segera digiling menjadi partikel kecil yang mampu melalui saluran usus. Material halus akan masuk gizzard dan keluar lagi dalam beberapa menit, tetapi pakan berupa material kasar akan tinggal di gizzard untuk beberapa jam. Gastric juice tidak dapat bekerja atau mencerna cellulose, biji-bijian dan tidak dapat bekerja aktif sebelum makanan tadi dihaluskan dan dihomogenkan oleh fungsi gizzard. Gizzard juga berfungsi sebagai filter, bahkan makanan yang telah halus masuk kedalam duodenum satu menit setelah terbentuk ingesta.



3.2.6. Duodenum
Duodenum terdapat pada bagian paling atas dari usus halus dan panjangnya mencapai 24 cm. pada bagian ini terjadi pencernaan yang paling aktif dengan proses hidrolisis dari nutrien kasar berupa pati, lemak, dan protein. Penyerapan hasil akhir dari proses ini sebagian besar terjadi di duodenum. Duodenum merupakan tempat sekresi enzim dari pankreas dan getah empedu dari hati. Getah empedu mengandung garam empedu dan lemak dalam bentuk kholesitokinin-pankreosimin berisi kolesterol dan fosfolipid (Yuwanta, 2004).
 Dari data hasil praktikum diperoleh bahwa berat duodenum 6 gram. Menurut Hamsah (2013) menyatakan bahwa berat duodenum ayam umur 35 hari adalah 4 gram. Berdasarkan literatur, diketahui bahwa  berat duodenum berada di atas kisaran normal.


3.2.7. Jejunum
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui  berat  jejunum ayam adalah  18 gram. Jejunum merupakan kelanjutan dari duodenum yakni terjadi pencernaan namun dengan frekuensi absorpsi yang masih kecil. Dalam jejunum terjadi proses penyerapan zat makanan yang belum diselesaikan di duodenum sampai tinggal bahan yang tidak dapat dicerna (Yuwanta, 2004).
3.2.8. Ileum
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui  berat  ileum pada ayam adalah 10 gram. Ileum merupakan bagian usus halus yang paling banyak melakukan absorpsi. Ileum mempunyai banyak vili-vili untuk memperluas bidang penyerapan. Batas antara jejunum dengan ileum berupa tonjolan kecil disebutmicelle diverticum. Menurut Zuprizal dan Kamal (2005), berat ileum pada unggas terutama ayam adalah 15 gram walaupun bobot yang kami dapatkan berbeda tetapi tidak berbeda jauh.
3.2.9. Coecum
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui  berat coecum ayam adalah  berat 8 gram. Menurut Neil (2006), berat coecum berkisar antara 6 sampai 8 gram. Ayam memiliki berat coecum diatas kisaran normal.Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan individu serta pakan yang dikonsumsi.
Semakin tinggi pakan mengandung serat kasar tinggi, maka coeca akan berkembang karena coeca berfungsi untuk mencerna serat kasar. Dengan demikian, coecum pada itik lebih berkembang daripada pada ayam. Coecum terdiri atas dua coeca atau saluran buntu. Di dalam Coecum terjadi pencernaan mirobiologi, karena pencernaan serat kasar dilakukan oleh bakteri pencernaan serat kasar.



3.2.10. Usus besar
Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui  berat usus besar ayam adalah  berat 2 gram. Menurut Yaman (2010), berat normal rektum adalah 4 sampai 6 gram. Panjang usus besar ayam tidak berada dikisaran normal. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan pertumbuhan dan performa ayam. Usus besar juga dinamakan intestinum crasum. Fungsi usus besra yaitu untuk perombakan partikel pakan yang tidak tercerna oleh mikroorganisme menjadi feses yang kemudian juga tercampur dengan urine membentuk ekskreta. Feses dan urine sebelum dkeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72% sampai 75%.
3.2.11. Kloaka
Saluran pencernaan ayam berakhir pada kloaka yang merupakan muara keluarnya ekskreta. Menurut Yuwanta (2004), feses dan urin sebelum dikeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72% sampai 75%. Rerata waktu yang diperlukan untuk lintas pakan di dalam saluran pencernaan unggas kurang lebih 4 jam. Muara ureter dinamakan urodeum, muara sperma pada ayam jantan disebut proktodeum, dan muara feses dinamakan koprodeum. Kloaka merupakan tempat keluarnya ekskreta karena urodeum dan koprodeum terletak berhimpitan.
Berdasarkan praktikum yang dilakukan tidak diketahui berat kloaka pada ayam karna pada saat praktikum bahan tersebut tidak tersedia.
3.2.12. Organ Tambahan
a. Hati
 Organ ini terdiri dari dua lobus yang berwarna cokelat dan terletak pada daerah gizzard dan duodenum yang menghasilkan empedu berwarna kehijauan dan bersifat alkali karena untuk menetralkan asam lambung. Hati berkerja sebagai filter zat makanan yang telah diserap yang kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah. Fungsi utama hati dalam pencernaan dan absorpsi adalah produksi empedu. Dalam getah empedu terdapat asam empedu yang berfungsi membantu digesti lemak, mengaktifkan lipase pankreas dan membantu penyerapan asam lemak, kolesterol dan vitamin yang larut dalam lemak (Yuwanta, 2004). Warna kehijauan empedu disebabkan karena produk akhir destruksi sel darah merah, yaitu biliverdin dan bilirubin (Amrullah, 2004).
Hati berperan dalam sekresi empedu, metabolisme lemak, protein, karbohidrat, zat besi dan vitamin, detoksifikasi, pembentukan darah merah, dan penyimpanan vitamin.Faktor-faktor yang memengaruhi bobot hati adalah bobot tubuh, spesies, jenis kelamin, umur, dan bakteri patogenmenyatakan bahwa bobot hati meningkat sejalan dengan meningkatnya umur, tetapi persentasenya konstan terhadapbobot badan.
Berat hati ayam adalah 46 gram dan 43 gram, sedangkan berat adalah 1828 gram. Menurut Yuwanta (2004), berat hati adalah 3% dari berat badan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berat hati tidak sesuai dengan kisaran normal karena kurang dari 3% berat badan.
b. Pankreas 
Pankreas mensekresikan insulin dan getah pankreas yang berfungsi dalam pencernaan pati, lemak, dan protein (Yuwanta, 2004). Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui panjang dan berat pannkreasi ayam adalah panjang 10 cm dan berat 3 gram . Pankreas adalah sebuah (glandula tubule alveolar)  yang memiliki bagian endokrin dan eksokrin. Bagian endokrin dari pankreas menghasilkan hormone insulin (sel beta) dan glukagon (sel alfa). Bagian eksokrin menghasilkan getah pencernaan  yang menghasilkan enzim pepsinogen, tripsinogen. Pankreas mensekresikan getahpankreas (pancreatic  juice) yang berfungsi dalam pencernaan pati, lemak, dan protein. Hati mensekresikan getah empedu yang disekresikan ke dalam duodenum.
c. Kantong empedu (gallblader)
Dua saluran empedu mentransfer empedu dari hati ke usus. Saluran kanan kantong empedu terbentuk melebar, dimana sebagian besar empedu mengalir dan kadang-kadang di tampung. Sementara pada seluran sebelah kiri tidak melebar. Oleh karena itu, hanya sedikit empedu yang mengalir melelui bagian ini secara langsung ke usus (Nur. A, 2014).











IV. PENUTUP
4.1.    Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Pengamatan sistem pencernaan pada ternak unggas yaitu organ dalam pada ternak unggas terdiri dari dua bagian, yaitu alat pencernaan dan organ tambahan.Alat pencernaan pada ternak unggas terdiri dari mulut, oesophagus, crop, proventikulus, gizzard, duodenum,   jejunum, ilieum, coecum, usus besar, dan kloaka.Adapun organ tambahan pada ternak unggas terdiri dari hati, pankreas, dan kantung empedu.
4.2. Saran
Adapun saran saya selama pelaksanaan praktikum Pengamatan sistem pencernaan pada ternak unggas ini adalah sebaiknya jadwal pelaksanaan praktikumnya tidak digabung semua kelas, akibatnya pada saat praktikum banyak praktikan yang tidak bisa mengikuti penjelasan dosen karena berdesak-desakan, dan kemudian pada saat respon membutuhkan waktu yang sangat lama.








DAFTAR PUSTAKA

Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler.Lembaga Satu Gunungbudi
              IPB. Bogor.
Hamsah. 2013. Respon Usus dan Karakteristik Karkas pada Ayam Ras Pedaging dengan Berat Badan Awal Berbeda yang Dipuasakan Setelah Menetas. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.

Neil, A. C. 2008. Biology 2nd edition.The Benjamin Coming Publishing
              Company Inc. Pec Wood City.
Nur, A. 2014. Organ Saluran Pencernaan Tambahan. Universitas Indonesia. Jakarta.

Prayoga, Goodma, H. D. 2006Biology Laboratory Inversatium Java. Novich Put Orlando.

Suprijatna. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Yaman, M. Aman. 2010. Ayam Kampung Unggul. Penebar Swadaya. Jakarta.

Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius.Yogyakarta.
Zuprizal dan M. Kamal. 2005. Nutrisi dan Pakan Unggas. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

5 komentar:

  1. terimakasih banyak ,ini memudahkan saya dalam mengerjakan tugas

    BalasHapus
    Balasan
    1. Artikel sangat bagus, bermanfaat.
      Bismillah,Mohon ijin numpang promosi yaa.

      Kami menawarkan produk dengan HARGA PABRIK :
      - Zeolite
      - Dolomite
      - Kapur Cao / Kalsium Oksida
      - Kapur CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
      - Kapur CaCo3 /Kalsium Karbonat
      - Kapur pertanian /Kaptan

      Untuk informasi dan pemesanan produk Silahkan hubungi :

      Bpk Asep
      081281774186
      085793333234

      Silahkan simpan nomor dan hubungi jika sewaktu waktu membutuhkan.

      Hapus
  2. terimakasih banyak ,ini memudahkan saya dalam mengerjakan tugas

    BalasHapus
  3. Terimakasih Admin, Artikel ini sangat bermanfaat.
    Sekalian mohon ijin ya numpang iklan promosi menawarkan Produk berikut ini :

    - CaO / Kapur Bakar/ Kalsium Oksida.
    - CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
    -CaCo3 /Kalsium Karbonat.
    - Kaptan / Kapur Pertanian
    - Dolomite.
    - Zeolite .
    - Bentonite.

    Untuk informasi dan pemesanan produk Silahkan hubungi :

    Bpk Asep
    081281774186
    085793333234


    Silahkan Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.

    BalasHapus