Laporan Praktikum I
Ilmu Ternak Unggas
“Pengamatan
Organ Pencernaan Pada Unggas (Ayam)”
Oleh
:
Nama
: Nuraeni Primawati
Stambuk : L1A1 14 095
Kelas
: B
Kelompok : III (Tiga)
Asisten :
Ashar
Jurusan Peternakan
Fakultas Peternakan
Universitas Halu Oleo
Kendari
2016
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Ternak
unggas merupakan aset nasional yang turut menunjang kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakat. Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan produk peternakan membuktikan bahwa
usaha peternakan dewasa ini mengalami kemajuan. Diantara produk-produk tersebut
unggas memegang peranan yang sangat penting, karena digemari dan banyak dikenal
oleh masyarakat.
Unggas adalah ternak bersayap
yang dalam taxonomi zologi tergolong dalam kelas
aves yg telah didomestikasi dan cara hidupnya diatur oleh manusia dengan tujuan
untuk memberikan nilai ekonomis. Ayam broiler adalah ayam yang mempunyai sifat tenang,
bentuk tubuh besar, pertumbuhan cepat, bulu merapat ke tubuh, kulit putih dan
produksi telur rendah. Ayam Broiler dalam klasifikasi ekonomi memiliki
sifat-sifat antara lain :ukuran badan besar, penuh daging yang berlemak,
temperamen tenang, pertumbuhan badan cepat serta efisiensi penggunaan ransum
tinggi. Sifat-sifat ayam broiler ini tentunya sangat berhubungan dengan tingkat
konsumsi serta proses pengolahan makanan di dalam sistem pencernaannya.
Pencernaan
adalah rangkaian penguraian
bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat
diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut
suatuperubahan fisik dan kimia dan dipengaruhi
oleh banyak faktor. Proses pencernaan makanan pada ternak
ruminansia relatif lebih komplek dibandingkan proses pencernaan pada jenis
ternak lainnya. Alat pencernaan
terdiri atas saluran yang memanjang mulai dari mulut sampai ke usus dan
berakhir di lubang pelepasan atau anus. Ayam memiliki pencernaan yang
sederhana. Oleh sebab itu hanya tersedia tempat yang sempit untuk kehidupan
jasad renik dalam usus yang diperlukan untuk membantu mencerna pakan.
1.2.
Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya praktikum pengamatan pada
sistem pencernaan unggas (ayam) adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui fungsi organ-organ pencernaan ungas (ayam)
2.
Untuk mengetahui bobot dan deskripsi
organ-organ pencernaan unggas (ayam)
1.3. Manfaat Praktikum
Manfaat yang bisa diambil dari
pelaksanaan praktikum pengamatan pada sistem pencernaan unggas (ayam) adalah sebagai berikut:
1.
Dapat
mengetahui fungsi organ-organ pencernaan ungas (ayam)
2.
Dapat
mengetahui bobot dan deskripsi organ-organ pencernaan ungas (ayam)
II.
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1. Waktu
dan Tempat
Praktikum
Ilmu Ternak Unggas
dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 26 Maret 2016, pukul 09.00 – selesai WIB bertempat di Unit Kandang
Unggas Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo.
2.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang
digunakan pada praktikum Pengamatan
Sistem Pencernaan pada Ternak Unggas
adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Alat dan Kegunaan yang Digunakan
pada Praktikum Pengamatan Sistem Pencernaan pada Ternak Unggas.
No.
|
Nama
Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Alat Tulis
|
Untuk
mencatat data hasil pengamatan
|
2.
|
Pisau Cater
|
Untuk membedah organ pencernaan ayam
|
3.
|
Kamera
|
Sebagai alat
dokumentasi
|
4.
|
Timbangan
|
Untuk mengetahui berat badan kambing
|
5.
|
Keranjang
|
Untuk
menyimpan organ-organ pencernaan ayam
|
Tabel 2.Bahan dan Kegunaan yang
Digunakan pada Praktikum Pengamatan Sistem Pencernaan pada Ternak Unggas
No
|
Bahan
|
Kegunaan
|
Organ-organ pencernaan ayam
|
Sebagai bahan pengamatan
|
2.3. Metode
Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum Pengamatan Sistem
Pencernaan pada Ternak
Unggas adalah sebagai berikut:
1.
Mempersiapkan alat dan bahan yang
digunakan dalam praktikum.
2.
Mengidentifikasi
letak/posisi organ-organ pencernaan serta fungsinya.
3. Mencatat hasil pengamatan.
4. Menimbang berat organ-organ
pencernaan
4. Mendokumentasikan hasil pengamatan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Hasil
Pengamatan
Hasil pengamata pada Pengamatan Sistem Pencernaa
pada Ternak Unggas dapat dilihat pada Table 3.
Table
3. Nama, bobot dan deskripsi organ-organ pencernaan ayam
No
|
Nama Organ
|
Bobot (gr)
|
Deskripsi
|
1
|
Mulut
|
-
|
Kasar, keras dan berlendir
|
2
|
Esophagus/
|
-
|
Berlendir, sedikit kasar karena adanya garis-garis
|
3
|
Tembolok (Crop)
|
-
|
Licin, sedikit kasar dan berlendir karena
memiliki banyak enzim
|
4
|
Proventrikulus
|
6
|
Berlendir, sedikit kasar karena adanya bintik-bintik
|
5
|
Gizzard
|
22
|
Kasar, keras dan berwarna kuning dan terdapat sisa pakan yang masih
sangat kasar
|
6
|
Duodenum
|
6
|
Lembut, berlendir dan sedikit
panjang
|
7
|
Jejenum
|
18
|
Halus, berlendir, terdapat sisa sari-sari makanan dan ukurannya lebih
panjang dari duodenum
|
8
|
Ileum
|
10
|
Sedikit kasar, terdapat sari-sari makanan yang tidak tercerna secara
sempurna
|
9
|
Sekum
|
8
|
Berwarna coklat kehijauan, berbau busuk karena adanya pencernaan
fermentatif oleh mikroba
|
10
|
Usus Besar
|
2
|
Berlendir, berurat dan bentuknya pendek
|
11
|
Kloaka
|
-
|
Kasar, keras karena memiliki urat-urat
|
3.2. Pembahasan
3.2.1 Mulut

Mulut ayam tidak memliki bibir dan gigi. Peranan gigi dan
bibir pada ayam digantikan oleh rahang yang menanduk dan membentuk paruh.
Fungsi paruh pada unggas darat dan air berbeda. Pada unggas darat paruh
terdapat lidah yang runcing yang digunakan untuk mendorong pakan menuju esophagus.
Sedangkan pada unggas air paruh berfungsi untuk menyaring makanan yang terapung
pada air.
Makanan yang telah masuk oleh pergerakan lidah itik
didorong masuk ke dalam faring yang kemudiian ditelan. Makanan yang terapung –
apung di air ditelan dengan bantuan alat penyaringan yang berupa lamella
paralel (Suprijatna et al., 2005)
Bobot mulut pada ternak unggas (ayam) tidak di ketahui karena pada pelaksanaan praktikum tidak
di sediakan organ mulut ayam. Kami mendiskripsikan mulut ayam yaitu Kasar, keras dan berlendir karena di dalam mulut
terdapat kelenjar saliva yang meghasilkan enzim amilase dan maltase.
3.2.2 Esophagus

Esopagus membentang disepanjang
leher dan thorax, kemudian berakhir
di proventriculus, merupakan
penghubung antara dasar mulut (pharynx)
dengan crop dan ventriculus. Esophagus menghasilkan mukosa yang berfungsi untuk
membantu melicinkan pakan menuju tembolok. Jika berat esophagus ayam
tidak pada kisaran normal ini dapat
dipengaruhi oleh pemberian pakan atau jenis pakan yang dikonsumsi, penyakit,
umur, dan jenis unggas. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat (Prayoga, 2006) bahwa Faktor
yang mempengaruhi adanya perbedaan dari berat esophagus pada ayam adalah jumlah
pakan yang dikonsumsi, jenis pakan, umur dan jenis kelamin.
3.2.3. Tembolok
(crop)

Tembolok adalah organ yang bebentuk kantung dan merupakan
daerah pelebaran dari esophagus. Proses pencernaan di dalam tembolok
sangat kecil terjadi. Fungsi utama dari tembolok adalah sebagai organ penyimpan
pakan. Sedangkan pada itik memliki crop yang sedikit berbeda dibandingkan
dengan ayam. Pada
itik dan unggas air pada umumnya, crop tidak berkembang secara sempurna, tidak
seperti pada ayam atau burung – burung pemakan rumput. Crop semata –
mata berfungsi sebagai penampung sementara bagi makanan.
Sebelum kerongkongan memasuki
rongga tubuh, ada bagian yang melebar di salah satu sisinya menjadi kantong
yang dikenal sebagai crop (tembolok).
Tembolok merupakan modifikasi dari oesophagus yang berperan sebagai
tempat penyimpanan pakan, pakan disimpan dalam tembolok hanya sementara. Dalam
tembolok sedikit bahkan tidak terjadi proses pencernaan, kecuali pencampuran
sekresi saliva dari mulut yang dilanjutkan aktifitasnya di tembolok (Yuwanta, 2004).
3.2.4. Proventriculus

Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui proventriculus ayam memiliki berat 6 gram. Proventriculus adalah
suatu peleburan dari kerongkongan sebelum berhubungan dengan gizzard (empedal).
Biasanya disebut glandula stomach atau true stomach, tempat gastric juice
diproduksi. Pepsin, suatu enzim untuk membantu pencernaan protein, dan
hydrochloric acid disekresi oleh glandular cell, oleh karena pakan berlalu
cepat melalui proventriculus maka tidak ada pencernaan material pakan disini,
akan tetapi sekresi enzim mengalir ke dalam gizzard sehingga dapat bekerja
disini.
Menurut Neil (2006) mengatakan
proventriculus memiliki panjang 6 cm dengan berat 7,5 sampai
10 gram. Data yang diperoleh untuk ayam termasuk dalam kisaran normal.
3.2.5. Gizzard

Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui Gizzard ayam memiliki berat 22
gram. Data ini sesuai dengan data yang menyatakan berat gizzard adalah
25 sampai 30 gram.Pada unggas yang hidup secara berkeliaran, empedal lebih kuat
daripada ayam yang dipelihara secara terkurung dengan pakan yang lebih lunak
(Yuwanta, 2004).
Gizzard disebut juga muscular
stomach (perut otot) atau empedal. Lokasinya berada diantara ventriculus dan
bagian atas usus halus. Fungsi utama empedal adalah melumatkan pakan dan
mencampur dengan air menjadi pasta yang dinamakan chymne.Ukuran dan
kekuatan empedal dipengaruhi oleh kebiasaan makan ayam tersebut.Ayam yang
dipelihara empedalnya lebih kuat dari pada ayam yang dikurung (Yuwanta,
2004).
Mukosa permukaan gizzard
mensekresikan coilin yang berfungsi melindungi permukaan empedal terhadap
kerusakan yang mungkin di sebabkan oleh pakan atau zat lain yang tertelan.
Didalam gizzard terjadi pencernaan secara mekanik yang dibantu
oleh grit (bebatuan) untuk membantu memecah pakan. Partikel
pakan yang lebar besar menyebabkan kontraksi juga semakin cepat.Partikel pakan
segera digiling menjadi partikel kecil yang mampu melalui saluran usus.
Material halus akan masuk gizzard dan keluar lagi dalam beberapa menit, tetapi
pakan berupa material kasar akan tinggal di gizzard untuk beberapa jam. Gastric
juice tidak dapat bekerja atau mencerna cellulose, biji-bijian dan
tidak dapat bekerja aktif sebelum makanan tadi dihaluskan dan dihomogenkan oleh
fungsi gizzard. Gizzard juga berfungsi sebagai filter, bahkan makanan yang
telah halus masuk kedalam duodenum satu menit setelah terbentuk ingesta.
3.2.6. Duodenum

Duodenum terdapat pada bagian
paling atas dari usus halus dan panjangnya mencapai 24 cm. pada bagian ini
terjadi pencernaan yang paling aktif dengan proses hidrolisis dari nutrien
kasar berupa pati, lemak, dan protein. Penyerapan hasil akhir dari proses ini
sebagian besar terjadi di duodenum. Duodenum merupakan tempat
sekresi enzim dari pankreas dan getah empedu dari hati. Getah empedu mengandung
garam empedu dan lemak dalam bentuk kholesitokinin-pankreosimin berisi
kolesterol dan fosfolipid (Yuwanta, 2004).
Dari data hasil
praktikum diperoleh bahwa berat duodenum 6 gram. Menurut Hamsah (2013)
menyatakan bahwa berat duodenum ayam umur 35 hari adalah 4 gram.
Berdasarkan literatur, diketahui bahwa
berat duodenum berada di atas kisaran normal.
3.2.7. Jejunum

Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui berat jejunum ayam
adalah 18 gram. Jejunum merupakan kelanjutan
dari duodenum yakni terjadi pencernaan namun dengan frekuensi
absorpsi yang masih kecil. Dalam jejunum terjadi proses
penyerapan zat makanan yang belum diselesaikan di duodenum sampai tinggal bahan yang tidak
dapat dicerna (Yuwanta, 2004).
3.2.8. Ileum

Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui berat ileum pada ayam
adalah 10 gram. Ileum merupakan bagian usus halus
yang paling banyak melakukan absorpsi. Ileum mempunyai banyak
vili-vili untuk memperluas bidang penyerapan. Batas antara jejunum dengan ileum berupa
tonjolan kecil disebutmicelle diverticum. Menurut
Zuprizal dan Kamal (2005), berat ileum pada unggas terutama ayam
adalah 15 gram walaupun bobot
yang kami dapatkan berbeda tetapi tidak berbeda jauh.
3.2.9. Coecum

Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui berat coecum ayam adalah berat 8 gram. Menurut Neil (2006), berat coecum berkisar
antara 6 sampai 8 gram. Ayam memiliki berat coecum diatas
kisaran normal.Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan individu serta pakan yang dikonsumsi.
Semakin tinggi pakan mengandung serat kasar tinggi, maka coeca akan
berkembang karena coeca berfungsi untuk mencerna serat kasar.
Dengan demikian, coecum pada itik lebih berkembang daripada
pada ayam. Coecum terdiri atas dua coeca atau
saluran buntu. Di dalam Coecum terjadi pencernaan mirobiologi,
karena pencernaan serat kasar dilakukan oleh bakteri pencernaan serat kasar.
3.2.10. Usus besar

Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui berat usus besar ayam adalah berat 2
gram. Menurut Yaman (2010), berat normal rektum adalah 4
sampai 6 gram. Panjang usus besar ayam tidak berada dikisaran normal. Perbedaan
ini disebabkan adanya perbedaan pertumbuhan dan performa ayam. Usus besar
juga dinamakan intestinum crasum. Fungsi usus besra yaitu
untuk perombakan partikel pakan yang tidak tercerna oleh mikroorganisme menjadi
feses yang kemudian juga tercampur dengan urine membentuk ekskreta. Feses dan
urine sebelum dkeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72% sampai 75%.
3.2.11. Kloaka

Saluran pencernaan ayam berakhir pada kloaka
yang merupakan muara keluarnya ekskreta. Menurut Yuwanta (2004), feses dan urin
sebelum dikeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72% sampai 75%. Rerata
waktu yang diperlukan untuk lintas pakan di dalam saluran pencernaan unggas
kurang lebih 4 jam. Muara ureter dinamakan urodeum, muara sperma pada
ayam jantan disebut proktodeum, dan muara feses dinamakan koprodeum.
Kloaka merupakan tempat keluarnya ekskreta karena urodeum dan koprodeum
terletak berhimpitan.
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan tidak diketahui berat kloaka pada ayam karna pada saat praktikum
bahan tersebut tidak tersedia.
3.2.12. Organ Tambahan
a. Hati
Organ ini terdiri dari
dua lobus yang berwarna cokelat dan terletak pada daerah gizzard dan duodenum
yang menghasilkan empedu berwarna kehijauan dan bersifat alkali karena untuk
menetralkan asam lambung. Hati berkerja sebagai filter zat makanan yang telah
diserap yang kemudian masuk ke dalam sirkulasi darah. Fungsi utama hati dalam
pencernaan dan absorpsi adalah produksi empedu. Dalam getah empedu
terdapat asam empedu yang berfungsi membantu digesti lemak, mengaktifkan lipase
pankreas dan membantu penyerapan asam lemak, kolesterol dan vitamin yang larut
dalam lemak (Yuwanta, 2004). Warna kehijauan empedu disebabkan karena
produk akhir destruksi sel darah merah, yaitu biliverdin dan bilirubin
(Amrullah, 2004).
Hati berperan dalam sekresi
empedu, metabolisme lemak, protein, karbohidrat, zat besi dan vitamin,
detoksifikasi, pembentukan darah merah, dan penyimpanan vitamin.Faktor-faktor
yang memengaruhi bobot hati adalah bobot tubuh, spesies, jenis kelamin, umur,
dan bakteri patogenmenyatakan bahwa bobot hati meningkat sejalan dengan
meningkatnya umur, tetapi persentasenya konstan terhadapbobot badan.
Berat hati ayam adalah 46 gram
dan 43 gram, sedangkan berat adalah 1828 gram. Menurut Yuwanta (2004), berat
hati adalah 3% dari berat badan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa berat hati
tidak sesuai dengan kisaran normal karena kurang dari 3% berat badan.
b. Pankreas
Pankreas mensekresikan insulin dan
getah pankreas yang berfungsi dalam pencernaan pati, lemak,
dan protein (Yuwanta, 2004). Berdasarkan praktikum yang dilakukan diketahui
panjang dan berat pannkreasi ayam adalah panjang 10
cm dan berat 3 gram . Pankreas adalah sebuah (glandula tubule
alveolar) yang memiliki bagian endokrin dan eksokrin. Bagian endokrin dari pankreas menghasilkan hormone insulin (sel beta) dan glukagon (sel alfa). Bagian eksokrin menghasilkan getah pencernaan yang menghasilkan enzim pepsinogen, tripsinogen. Pankreas mensekresikan getahpankreas (pancreatic juice) yang berfungsi
dalam pencernaan pati, lemak, dan protein. Hati mensekresikan getah empedu yang
disekresikan ke dalam duodenum.
c. Kantong empedu (gallblader)
Dua saluran empedu mentransfer empedu
dari hati ke usus. Saluran kanan kantong empedu terbentuk melebar, dimana
sebagian besar empedu mengalir dan kadang-kadang di tampung. Sementara pada
seluran sebelah kiri tidak melebar. Oleh karena itu, hanya sedikit empedu yang
mengalir melelui bagian ini secara langsung ke usus (Nur. A, 2014).
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum Pengamatan
sistem pencernaan pada ternak unggas yaitu organ dalam pada ternak unggas
terdiri dari dua bagian, yaitu alat pencernaan dan organ tambahan.Alat
pencernaan pada ternak unggas terdiri dari mulut, oesophagus, crop,
proventikulus, gizzard, duodenum, jejunum,
ilieum, coecum, usus besar, dan kloaka.Adapun organ
tambahan pada ternak unggas terdiri dari hati, pankreas, dan kantung empedu.
4.2. Saran
Adapun saran saya selama pelaksanaan
praktikum Pengamatan sistem pencernaan pada ternak unggas ini adalah sebaiknya jadwal pelaksanaan
praktikumnya tidak digabung semua kelas, akibatnya pada saat praktikum banyak
praktikan yang tidak bisa mengikuti penjelasan dosen karena berdesak-desakan,
dan kemudian pada saat respon membutuhkan waktu yang sangat lama.
Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi
Ayam Broiler.Lembaga Satu Gunungbudi
IPB. Bogor.
IPB. Bogor.
Hamsah. 2013. Respon Usus dan Karakteristik Karkas pada
Ayam Ras Pedaging dengan Berat Badan Awal Berbeda yang Dipuasakan Setelah
Menetas. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin, Makassar.
Neil, A. C. 2008. Biology 2nd edition.The
Benjamin Coming Publishing
Company Inc. Pec Wood City.
Company Inc. Pec Wood City.
Nur, A. 2014. Organ Saluran Pencernaan Tambahan.
Universitas Indonesia. Jakarta.
Prayoga, Goodma, H. D. 2006. Biology
Laboratory Inversatium Java. Novich Put Orlando.
Suprijatna. 2005. Ilmu
Dasar Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Yaman, M. Aman.
2010. Ayam Kampung Unggul. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar Ternak Unggas. Kanisius.Yogyakarta.
Zuprizal dan M. Kamal. 2005. Nutrisi dan Pakan Unggas. Fakultas
Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
terimakasih banyak ,ini memudahkan saya dalam mengerjakan tugas
BalasHapussama-sama
HapusArtikel sangat bagus, bermanfaat.
HapusBismillah,Mohon ijin numpang promosi yaa.
Kami menawarkan produk dengan HARGA PABRIK :
- Zeolite
- Dolomite
- Kapur Cao / Kalsium Oksida
- Kapur CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
- Kapur CaCo3 /Kalsium Karbonat
- Kapur pertanian /Kaptan
Untuk informasi dan pemesanan produk Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan simpan nomor dan hubungi jika sewaktu waktu membutuhkan.
terimakasih banyak ,ini memudahkan saya dalam mengerjakan tugas
BalasHapusTerimakasih Admin, Artikel ini sangat bermanfaat.
BalasHapusSekalian mohon ijin ya numpang iklan promosi menawarkan Produk berikut ini :
- CaO / Kapur Bakar/ Kalsium Oksida.
- CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
-CaCo3 /Kalsium Karbonat.
- Kaptan / Kapur Pertanian
- Dolomite.
- Zeolite .
- Bentonite.
Untuk informasi dan pemesanan produk Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.