LAPORAN
PRAKTIKUM II
NUTRISI
DAN PAKAN TERNAK
“Sistem
Saluran Pencernaan Ternak Unggas dan Ruminansia”
Oleh
:
Nama
: Nuraeni Primawati
Stambuk : L1A1 14 095
Kelas
: B
Kelompok : V (Lima)
JURUSAN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Pencernaan
adalah rangkaian penguraian
bahan makanan ke dalam zat-zat makanan dalam saluran pencernaan untuk dapat
diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Pada pencernaan tersangkut
suatuperubahan fisik dan kimia dan dipengaruhi
oleh banyak faktor. Proses pencernaan makanan pada ternak
ruminansia relatif lebih komplek dibandingkan proses pencernaan pada jenis
ternak lainnya. Alat pencernaan
terdiri atas saluran yang memanjang mulai dari mulut sampai ke usus dan
berakhir di lubang pelepasan atau anus. Ayam memiliki pencernaan yang
sederhana. Oleh sebab itu hanya tersedia tempat yang sempit untuk kehidupan
jasad renik dalam usus yang diperlukan untuk membantu mencerna pakan.
Ternak
unggas merupakan aset nasional yang turut menunjang kehidupan sosial dan
ekonomi masyarakat. Seiring dengan meningkatnya permintaan konsumen terhadap
kebutuhan-kebutuhan yang berkaitan dengan produk peternakan membuktikan bahwa
usaha peternakan dewasa ini mengalami kemajuan. Diantara produk-produk tersebut
unggas memegang peranan yang sangat penting, karena digemari dan banyak dikenal
oleh masyarakat.
Hewan
ruminansia umumnya herbivora atau pemakan tanaman, sehingga sebagian besar
makanannya adalah selulose, hemiselulose dan bahkan lignin yang semuanya
dikategorikan sebagai serat kasar. Hewan ini disebut juga hewan berlambung
jamak atau polygastric animal, karena lambungnya terdiri atas rumen,
retikulum, omasum dan abomasum. Rumen merupakan bagian terbesar dan terpenting
dalam mencerna serat kasar, sehingga karena pentingnya rumen dalam proses
pencernaan ruminansia, maka timbul pelajaran khusus yang disebut ruminologi.
Pencernaan pada ruminansia terjadi secara mekanik, fermentatif dan enzimatik.
Pada pencernaan mekanik melibatkan organ seperti gigi (dentis). Pencernaan
fermentatif terjadi dengan bantuan mikroba (bakteri, ptotozoa, dan fungi).
Pencernaan enzimatik melibatkan enzim pencernaan untuk mencerna pakan yang
masuk.
1.2.
Tujuan Praktikum
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1.
Untuk
mengetahui fungsi organ-organ pencernaan ruminansia (sapi)
2.
Untuk
mengetahui fungsi organ-organ pencernaan ungas (ayam)
1.3. Manfaat Praktikum
Manfaat dari pelaksanaan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.
Dapat
mengetahui fungsi organ-organ pencernaan ruminansia (sapi)
2.
Dapat
mengetahui fungsi organ-organ pencernaan ungas (ayam)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sistem Pencernaan Ruminansia
Sapi (hewan memamah biak) tidak
mempunyai gigi seri bagian atas dan gigi taring, tetapi memiliki gigi geraham
lebih banyak dibandingkan dengan manusia sesuai dengan fungsinya untuk
mengunyah makanan berserat, yaitu penyusun dinding sel tumbuhan yang terdiri
atas 50% selulosa (Anonim, 2000).
Faring pada sapi sangat pendek.
Esofagus (kerongkongan) pada sapi sangat pendek dan lebar serta lebih mampu
berdilatasi (mernbesar). Esofagus berdinding tipis dan panjangnya bervariasi
diperkirakan sekitar 5 cm (Anonim, 2000).
Lambung sapi sangat besar,
diperkirakan sekitar 3/4 dari isi rongga perut. Lambung mempunyai peranan
penting untuk menyimpan makanan sementara yang akan dimamah kembali (kedua
kali). Selain itu, pada lambung juga terjadi proses pembusukan dan peragian.
Lambung sapi terdiri atas 4 bagian, yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum
dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.
Kapasitas rumen 80%, retikulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasum 7-8%. Pembagian
ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot sfinkter berkontraksi
(Anonim, 2000).
Makanan dari kerongkongan akan masuk
rumen yang berfungsi sebagai gudang sementara bagi makanan yang tertelan. Di
rumen terjadi pencernaan protein, polisakarida, dan fermentasi selulosa oleh
enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri dan jenis protozoa tertentu. Dari
rumen, makanan akan diteruskan ke retikulum dan di tempat ini makanan akan
dibentuk menjadi gumpalan-gumpalan yang masih kasar (disebut bolus). Bolus
akan dimuntahkan kembali ke mulut untuk dimamah kedua kali. Dari mulut makanan
akan ditelan kembali untuk diteruskan ke ornasum. Pada omasum terdapat kelenjar
yang memproduksi enzim yang akan bercampur dengan bolus. Akhirnya bolus akan
diteruskan ke abomasum, yaitu perut yang sebenarnya dan di tempat ini masih
terjadi proses pencernaan bolus secara kimiawi oleh enzim (Anonim, 2000).
Selulase yang dihasilkan oleh mikroba (bakteri dan protozoa)
akan merombak selulosa menjadi asam lemak. Akan tetapi, bakteri tidak tahan
hidup di abomasum karena pH yang sangat rendah, akibatnya bakteri ini akan
mati, namun dapat dicernakan untuk menjadi sumber protein bagi hewan pemamah
biak. Dengan demikian, hewan ini tidak memerlukan asam amino esensial seperti
pada manusia (Anonim, 2000).
Sekum
pada pemakan tumbuh-tumbuhan lebih besar dibandingkan dengan sekum karnivora.
Hal itu disebabkan karena makanan herbivora bervolume besar dan proses
pencernaannya berat, sedangkan pada karnivora volume makanan kecil dan
pencernaan berlangsung dengan cepat.
Usus pada sapi sangat panjang, usus halusnya bisa mencapai 40 meter. Hal
itu dipengaruhi oleh makanannya yang sebagian besar terdiri dari serat
(selulosa). Enzim selulase yang dihasilkan oleh bakteri ini tidak hanya
berfungsi untuk mencerna selulosa menjadi asam lemak, tetapi juga dapat
menghasilkan bio gas yang berupa CH4 yang dapat digunakan sebagai
sumber energi alternatif (Anonim, 2000).
2.2. Sistem Pencernaan Unggas
Alat pencernaan terdiri atas saluran
yang memanjang mulai dari mulut melanjut ke usus dan berakhir di lubang
pelepasan atau anus (Yaman, 2010). Saluran pencernaan merupakan organ yang
menghubungkan dunia luar dengan dunia dalam tubuh hewan, yaitu proses metabolik
dalam tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, esophagus, crop,
proventikulus, gizzard, duodenum, usu halus, seka, rectum, kloaka
dan vent (Suprijatna et al., 2008).
Mulut ayam tidak memliki bibir dan
gigi. Peranan gigi dan bibir pada ayam digantikan oleh rahang yang menanduk dan
membentuk paruh. Fungsi paruh pada unggas darat dan air berbeda. Pada unggas
darat paruh terdapat lidah yang runcing yang digunakan untuk mendorong pakan
menuju esophagus. Sedangkan pada unggas air paruh berfungsi untuk
menyaring makanan yang terapung pada air (Rasyaf, 2008). Makanan yang telah
masuk oleh pergerakan lidah itik didorong masuk ke dalam faring yang kemudiian
ditelan. Makanan yang terapung – apung di air ditelan dengan bantuan alat
penyaringan yang berupa lamella paralel (Suprijatna et al., 2005).
Esophagus atau
kerongkongan berupa pipa tempat pakan melalui saluran ini dari bagian belakang
mulut ke proventrikulus (Suprijatana et al,. 2008). Esophagus
merupakan saluran lunak dan elastis yang mudah mengalami pemekaran apabila ada bolus yang
masuk. Esophagus memanjang dari faring hingga proventrikulus melewati
tembolok (Yuwanta, 2004).
Tembolok adalah
organ yang bebentuk kantung dan merupakan daerah pelebaran dari esophagus.
Proses pencernaan di dalam tembolok sangat kecil terjadi. Fungsi utama dari
tembolok adalah sebagai organ penyimpan pakan. Sedangkan pada itik memliki crop
yang sedikit berbeda dibandingkan dengan ayam (Yaman, 2010). Pada itik dan
unggas air pada umumnya, crop tidak berkembang secara sempurna, tidak seperti
pada ayam atau burung – burung pemakan rumput. Crop semata – mata
berfungsi sebagai penampung sementara bagi makanan (Yuwanta, 2008).
Proventrikulus
disebut juga perut kelenjar atau glandular stomach yang mensekresikan
pepsinogen dan HCl untuk mencerna protein dan lemak. Sekresi pepsinogen dan HCl
tergantung pada stimulasi saraf vagus, sekresi glandula perut ini 5 – 20 ml/jam
dan mampu mencapai 40 ml ketika ada pakan (Yuwanta, 2004). suatu enzim untuk membantu
pencernaan protein, dan hidrokloric acid disekresi oleh glandular
cell (Suprijatna et al., 2008).
Fungsi utama empedal adalah menggiling dan meremas pakan
yang keras. Proses mencerna makanan secara normal dapat dibantu oleh adanya
kerikil yang biasa diambil dan ditelan melalui mulut (Hardjosworo, 2006). Gizzard
memiliki dua pasang otot yang sangat kuat sehingga ayam mampu menggunakan
tenaga yang kuat (Suprijatna et al., 2005).
Usus terdiri
atas saluran makanan yang dimulai dari duodenum yaitu usus halus bagian
depan dan hingga berakhir di rectum atau usus besar di bagian belakang.
Pencernaan pakan utama terjadi di usus halus (Sudarmono, 2003). Panjang duodenum
unggas dewasa 22 – 38 cm, jejunum 105 cm, dan ileum 15 cm
(Fadilah dan Polana, 2004).
Sekum terdiri atas dua seka atau
saluran buntu yang berukuran panjang 20 cm. Bagian seka juga terjadi digesti
serat kasar yang dilakukan oleh bakteri serat kasar. Kemampuan mencerna
serat kasar pada bangsa itik lebih besar daripada ayam sehingga sekum litik
lebih berkembang daripada ayam (Yuwanta, 2004). diantara usus halus dan usus
besar, terdapat dua kantung yang disebut sebagai ceca (Suprijatna et
al., 2008).
Usus besar (rectum) dinamakan
juga intestinum crasum yang panjangnya 7 cm, hal ini dikarenakan bahwa
unggas yang kita gunakan dalam pratikum masih muda (Yuwanta, 2004). Usus besar
merupakan rectum. Pada ayam dewasa, panjangnya hanya sekitar 10 cm
dengan diameter sekitar dua kali usus halus. Bentuknya melebar dan terdapat
pada bagian akhir usus halus ke kloaka (Suprijatna et al., 2008).
Kloaka merupakan tempat keluarnya
ekskreta karena urodeum dan koprodeum terletak berhimpitan
(Yuwanta, 2004). Kloaka merupakan suatu tabung yang berhubungan dengan
saluran pencernaan, saluran kencing dan reproduksi yang membuka
keluar menuju anus (Sudarmono, 2003). Organ-organ tertentu
berkaitan erat dengan pencernaan sebagai saluran sekresi kedalam saluran
pencernaan itik. Fungsinya membantu dalam pemprosesan pakan. Organ tersebut
yaitu pankreas, hati, dan kantung empedu. Organ tambahan, namun fungsi organ
ini sangat penting karena mengsekresikan enzim pencernaan (Suprijtna et al.,
2008).
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
2.1. Waktu
dan Tempat
Praktikum
Nutrisi dan Pakan Ternak dilaksanakan pada hari Sabtu, tanggal 4 Juni 2016, pukul 09.00 – selesai WIB bertempat di Kandang Ternak
Unggas Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo.
2.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang
digunakan pada praktikum pengamatan
sistem pencernaan pada ternak ruminansia
dan unggas adalah
sebagai berikut :
Tabel 1. Alat dan kegunaan yang digunakan
pada praktikum pengamatan sistem
pencernaan pada ternak ruminansia dan unggas.
No.
|
Nama
Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Alat Tulis
|
Untuk mencatat data hasil pengamatan
|
2.
|
Pisau Cater
|
Untuk membedah organ pencernaan ayam
|
3.
4.
|
Kamera
Sarung Tangan
|
Sebagai alat dokumentasi
Untuk mencegah
tangan agar tidak terkena mikroba yang terdapat di dalam saluran pencernaan
ternak ruminansia dan unggas
|
Tabel 2.Bahan dan kegunaan yang
digunakan pada praktikum pengamatan sistem pencernaan pada ternak ruminansia dan unggas.
No
|
Bahan
|
Kegunaan
|
1.
2.
|
Organ-organ pencernaan ayam
Organ-organ pencernaan sapi
|
Sebagai bahan pengamatan
Sebagai bahan pengamatan
|
2.3. Metode
Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum Pengamatan Sistem
Pencernaan pada Ternak
Unggas dan
Ruminansia adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan saluran pencernaan ayam
dan sapi pada meja praktikum.
2. Memberikan label pada bagian organ
pencernaan.
3. Memperhatikan alat-alat pencernaan
tersebut hingga kita bisa mengetahui alat-alat pencernaan pada ayam dan sapi
tersebut.
4. Memperhatikan bagian-bagian saluran
pencernaan tersebut secara kronologis mulai dari esophagus sampai ke anus.
5. Mengetahui fungsi dari setiap organ
pencernaan.
6. Mendokumentasikan hasil pengamatan.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Sistem
Pencernaan pada Ruminansia
Table 3. Gambar Ruminansia
Fakultas Peternakan Universitas Halu
Oleo
Praktikum Nutrisi dan Pakan Ternak
|
Hasil Praktek
Internet
|
|
Keterangan : Keterangan :
A: Esophagus
a : rumen
B: Rumen
b : reticulum
C: Reticulum
c : omasum
D: Omasum
d : abomasums
E : Abomasum
|
|
3.2. Pembahasan
3.2.1 Esophagus
Esophagus merupakan saluran yang menghubungkan antara rongga
mulut dengan lambung. Pada ujung saluran esophagus setelah mulut terdapat
daerah yang disebut faring. Pada faring terdapat klep, yaitu epiglotis yang
mengatur makanan agar tidak masuk ke trakea (tenggorokan). Fungsi esophagus
adalah menyalurkan makanan ke lambung. Agar makanan dapat berjalan sepanjang
esophagus, terdapat gerakan peristaltik sehingga makanan dapat berjalan menuju
lambung.
Esophagus terdiri dari
membran mukosa yang memanjang dari mulut sampai ke rumen yang berperan dalam
proses ruminasi dan eruktasi dan berfungsi membawa makanan dan air liur ke
lambung dengan adanya gerakan peristaltik.
3.2.2. Rumen
Bagian sistem pancernaan ruminansia
yang paling berperan besar adalah rumen. Rumen berupa suatu kantung muskular
yang besar yang terentang dari diafragma menuju pelvis dan hampir menempati
sisi kiri dari rongga abdominal. Di dalam rumen terdapat populasi mikroba yang
cukup banyak jumlahnya. Mikroba rumen dapat dibagi dalam tiga grup utama yaitu
bakteri, protozoa dan fungi. Kehadiran fungi di dalam rumen diakui sangat
bermanfaat bagi pencernaan pakan serat, karena dia membentuk koloni pada
jaringan selulosa pakan. Rizoid fungi tumbuh jauh menembus dinding sel tanaman
sehingga pakan lebih terbuka untuk dicerna oleh enzim bakteri rumen.
Kapasitas
rumen pada ternak ruminansia dewasa mencapai 80% dari total kapasitas perut
ruminansia, sedangkan pada ternak ruminansia baru lahir perkembangan rumen
belum sempurna kapasitasnya sekitar 30%. Oleh sebab itu pada anak ternak
ruminansia yang baru lahir belum diberikan pakan yang berserat karena masih
belum ada pencernaan fermentatif dan mikroba rumen belum tumbuh. Pencernaan
pada ternak ruminansia yang baru lahir hanya berupa pencernaan enzimatik. Namun
setelah ternak tersebut berumur dua bulan ukuran rumen sudah baik dan mikroba
rumen sudah dalam jumlah yang cukup untuk mencerna bahan berserat. Mikroba pada
rumen merupakan mikroba yang berasal dari susu yang diberikan induk saat masa
menyusui maupun mikroba yang berasal dari bahan lain.
Jumlah mikroba rumen terbesar adalah
bakteri. Faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan aktifitas populasi
mikroba rumen adalah temperatur, pH, kapasitas buffer, tekanan osmotik, kandungan
bahan kering dan potensial oksidasi reduksi cairan rumen. Adanya bakteri dan
protozoa yang hidup dalam rumen menyebabkan ruminansia dapat mencerna bahan
pakan yang mengandung serat kasar tinggi.
3.2.3. Reticulum
Retikulum
sering disebut sebagai perut jalang atau hardware stomach. Fungsi
retikulum adalah sebagai penahan partikel pakan pada saat regurgitasi rumen.
Retikulum berbatasan langsung dengan rumen, akan tetapi diantara keduanya tidak
ada dinding penyekat. Pembatas diantara retikulum dan rumen yaitu hanya berupa
lipatan, sehingga partikel pakan menjadi tercampur. Fungsinya untuk menyaring
benda – benda asing seperti paku,plastic dst.
Retikulum
pada sapi yang membantu proses ruminasi bolus, sebagai penahan partikel pakan
pada saat regurgitasi rumen, tempat fermentasi,
membantu proses
ruminasi, mengatur arus
ingesta ke omasum, absorpsi hasil
fermentasi dan tempat berkumpulnya
benda-benda asing. Pakan berbentuk sudah mulai lembek,
karena sebelumnya sudah terjadi pencernaan kimiawi dan fermentasi di rumen.
3.2.4.
Omasum
Omasum sering juga disebut dengan perut buku, karena
permukaannya berbuku-buku. Ph omasum berkisar antara 5,2 sampai 6,5. Omasum
merupaka suatu organ seferis yang terisi oleh lamina muskuler yang turun dari
bagian dorsum atau bagian atap. Membrana mukosa yang menutupi lamina, ditebari
dengan papile yang pendek dan tumpul yang akan menggiling hijauan atau serat -
serat sebelum masuk ke abomasum (perut sejati). Omasum letaknya disebelah kanan
rumen dan retikulum persis pada posisi kaudal hati. Omasum domba dan kambing
jauh lebih kecil dibandingkan omasum sapi dalam keadaan normal tidak menyentuh
dinding abdominal ruminansia kecil itu.
Omasum hampir terisi penuh oleh lamina dengan papila yang
meruncing yang tersusun sedemikian rupa sehingga makanan digerakkan dari
orifisium retikulo-omosal, di antara laminae, dan menuju ke orifisium
omaso-abdomosal. Setiap laminae mengandung tiga lapis otot, termasuk suatu
lapis sentral yang berhubungan dengan dinding otot dari omasum, serta suatu
lapis mukosa muskularis yang terletak pada tiap sisi dari otot sentral.
Dasar omasum seperti juga halnya lembaran - lembaran
(lipatan - lipatan) ditutupi oleh epitel squamosa berstrata. Pada pertautan
antara omasum dan abomasum terdapat suatu susunan lipatan membrana mukosa ‘vela
terminalia’ yang barang kali berperan sebagai katup untuk mencegah kembalinya
bahan-bahan dari abomasum menuju ke omasum, sedangkan pada domba merupakan
bagian dari abomasums.
3.2.5. Abomasum
Abomasum
sering juga disebut dengan perut sejati. Fungsi omaso abomasal orifice
adalah untuk mencegah digesta yang ada di abomasum kembali ke omasum. Ph pada
abomasum asam yaitu berkisar antara 2 sampai 4,1. Abomasum terletak dibagian
kanan bawah dan jika kondisi tiba-tiba menjadi sangat asam, maka abomasum dapat
berpindah kesebelah kiri. Permukaan abomasum dilapisi oleh mukosa dan mukosa
ini berfungsi untuk melindungi dinding sel tercerna oleh enzim yang dihasilkan
oleh abomasum. Sel-sel mukosa menghasilkan pepsinogen dan sel parietal
menghasilkan HCl. Pepsinogen bereaksi dengan HCl membentuk pepsin. Pada saat
terbentuk pepsin reaksi terus berjalan secara otokatalitik.
3.3. Sistem
Pencernaan pada Unggas
Table 4. Gambar Unggas
Fakultas Peternakan Universitas Halu Oleo
Praktikum Nutrisi dan Pakan Ternak
|
Hasil Praktek
Internet
|
|
Keterangan :
Keterangan :
a:
Esophagus h : Ginjal
b:
Tembolok I : Pangkreas
c: Proventikulus j : Hati
d:
Fentrikulus k :
Empedu
e
: Duodenum l : Ileum
f
: Jejenum m: Secum
|
3.3.1. Mulut
Mulut ayam tidak memliki bibir dan gigi. Peranan gigi dan
bibir pada ayam digantikan oleh rahang yang menanduk dan membentuk paruh.
Fungsi paruh pada unggas darat dan air berbeda. Pada unggas darat paruh
terdapat lidah yang runcing yang digunakan untuk mendorong pakan menuju esophagus.
Sedangkan pada unggas air paruh berfungsi untuk menyaring makanan yang terapung
pada air.
Makanan yang telah masuk oleh pergerakan lidah itik
didorong masuk ke dalam faring yang kemudiian ditelan. Makanan yang terapung –
apung di air ditelan dengan bantuan alat penyaringan yang berupa lamella
paralel (Suprijatna et al., 2005)
Bobot mulut pada ternak unggas (ayam) tidak di ketahui karena pada pelaksanaan praktikum tidak
di sediakan organ mulut ayam. Kami mendiskripsikan mulut ayam yaitu Kasar, keras dan berlendir karena di dalam mulut
terdapat kelenjar saliva yang meghasilkan enzim amilase dan maltase.
3.2.2 Esophagus
Esopagus membentang disepanjang
leher dan thorax, kemudian berakhir
di proventriculus, merupakan
penghubung antara dasar mulut (pharynx)
dengan crop dan ventriculus. Esophagus menghasilkan mukosa yang berfungsi untuk
membantu melicinkan pakan menuju tembolok. Jika berat esophagus ayam
tidak pada kisaran normal ini dapat
dipengaruhi oleh pemberian pakan atau jenis pakan yang dikonsumsi, penyakit,
umur, dan jenis unggas. Hal tersebut juga sesuai dengan pendapat (Prayoga, 2006) bahwa Faktor
yang mempengaruhi adanya perbedaan dari berat esophagus pada ayam adalah jumlah
pakan yang dikonsumsi, jenis pakan, umur dan jenis kelamin.
3.2.3. Tembolok
(crop)
Tembolok adalah organ yang bebentuk kantung dan merupakan
daerah pelebaran dari esophagus. Proses pencernaan di dalam tembolok
sangat kecil terjadi. Fungsi utama dari tembolok adalah sebagai organ penyimpan
pakan. Sedangkan pada itik memliki crop yang sedikit berbeda dibandingkan
dengan ayam. Pada
itik dan unggas air pada umumnya, crop tidak berkembang secara sempurna, tidak
seperti pada ayam atau burung – burung pemakan rumput. Crop semata –
mata berfungsi sebagai penampung sementara bagi makanan.
Sebelum kerongkongan memasuki
rongga tubuh, ada bagian yang melebar di salah satu sisinya menjadi kantong
yang dikenal sebagai crop (tembolok).
Tembolok merupakan modifikasi dari oesophagus yang berperan sebagai
tempat penyimpanan pakan, pakan disimpan dalam tembolok hanya sementara. Dalam
tembolok sedikit bahkan tidak terjadi proses pencernaan, kecuali pencampuran
sekresi saliva dari mulut yang dilanjutkan aktifitasnya di tembolok (Yuwanta, 2004).
3.2.4. Proventriculus
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui proventriculus ayam memiliki berat 6 gram. Proventriculus adalah
suatu peleburan dari kerongkongan sebelum berhubungan dengan gizzard (empedal).
Biasanya disebut glandula stomach atau true stomach, tempat gastric juice
diproduksi. Pepsin, suatu enzim untuk membantu pencernaan protein, dan
hydrochloric acid disekresi oleh glandular cell, oleh karena pakan berlalu
cepat melalui proventriculus maka tidak ada pencernaan material pakan disini,
akan tetapi sekresi enzim mengalir ke dalam gizzard sehingga dapat bekerja
disini.
Menurut Neil (2006) mengatakan
proventriculus memiliki panjang 6 cm dengan berat 7,5 sampai
10 gram. Data yang diperoleh untuk ayam termasuk dalam kisaran normal.
3.2.5. Gizzard
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui Gizzard ayam memiliki berat 22
gram. Data ini sesuai dengan data yang menyatakan berat gizzard adalah
25 sampai 30 gram.Pada unggas yang hidup secara berkeliaran, empedal lebih kuat
daripada ayam yang dipelihara secara terkurung dengan pakan yang lebih lunak
(Yuwanta, 2004).
Gizzard disebut juga muscular
stomach (perut otot) atau empedal. Lokasinya berada diantara ventriculus dan
bagian atas usus halus. Fungsi utama empedal adalah melumatkan pakan dan
mencampur dengan air menjadi pasta yang dinamakan chymne.Ukuran dan
kekuatan empedal dipengaruhi oleh kebiasaan makan ayam tersebut.Ayam yang
dipelihara empedalnya lebih kuat dari pada ayam yang dikurung (Yuwanta,
2004).
Mukosa permukaan gizzard
mensekresikan coilin yang berfungsi melindungi permukaan empedal terhadap
kerusakan yang mungkin di sebabkan oleh pakan atau zat lain yang tertelan.
Didalam gizzard terjadi pencernaan secara mekanik yang dibantu
oleh grit (bebatuan) untuk membantu memecah pakan. Partikel
pakan yang lebar besar menyebabkan kontraksi juga semakin cepat.Partikel pakan
segera digiling menjadi partikel kecil yang mampu melalui saluran usus.
Material halus akan masuk gizzard dan keluar lagi dalam beberapa menit, tetapi
pakan berupa material kasar akan tinggal di gizzard untuk beberapa jam. Gastric
juice tidak dapat bekerja atau mencerna cellulose, biji-bijian dan
tidak dapat bekerja aktif sebelum makanan tadi dihaluskan dan dihomogenkan oleh
fungsi gizzard. Gizzard juga berfungsi sebagai filter, bahkan makanan yang
telah halus masuk kedalam duodenum satu menit setelah terbentuk ingesta.
3.2.6. Duodenum
Duodenum terdapat pada bagian
paling atas dari usus halus dan panjangnya mencapai 24 cm. pada bagian ini
terjadi pencernaan yang paling aktif dengan proses hidrolisis dari nutrien
kasar berupa pati, lemak, dan protein. Penyerapan hasil akhir dari proses ini
sebagian besar terjadi di duodenum. Duodenum merupakan tempat
sekresi enzim dari pankreas dan getah empedu dari hati. Getah empedu mengandung
garam empedu dan lemak dalam bentuk kholesitokinin-pankreosimin berisi
kolesterol dan fosfolipid (Yuwanta, 2004).
Dari data hasil
praktikum diperoleh bahwa berat duodenum 6 gram. Menurut Hamsah (2013)
menyatakan bahwa berat duodenum ayam umur 35 hari adalah 4 gram.
Berdasarkan literatur, diketahui bahwa
berat duodenum berada di atas kisaran normal.
3.2.7. Jejunum
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui berat jejunum ayam
adalah 18 gram. Jejunum merupakan kelanjutan
dari duodenum yakni terjadi pencernaan namun dengan frekuensi
absorpsi yang masih kecil. Dalam jejunum terjadi proses
penyerapan zat makanan yang belum diselesaikan di duodenum sampai tinggal bahan yang tidak
dapat dicerna (Yuwanta, 2004).
3.2.8. Ileum
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui berat ileum pada ayam
adalah 10 gram. Ileum merupakan bagian usus halus
yang paling banyak melakukan absorpsi. Ileum mempunyai banyak
vili-vili untuk memperluas bidang penyerapan. Batas antara jejunum dengan ileum berupa
tonjolan kecil disebutmicelle diverticum. Menurut
Zuprizal dan Kamal (2005), berat ileum pada unggas terutama ayam
adalah 15 gram walaupun bobot
yang kami dapatkan berbeda tetapi tidak berbeda jauh.
3.2.9. Coecum
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui berat coecum ayam adalah
berat 8 gram. Menurut Neil (2006), berat coecum berkisar
antara 6 sampai 8 gram. Ayam memiliki berat coecum diatas
kisaran normal.Hal ini dapat disebabkan oleh perbedaan individu serta pakan yang dikonsumsi.
Semakin tinggi pakan mengandung serat kasar tinggi, maka coeca akan
berkembang karena coeca berfungsi untuk mencerna serat kasar.
Dengan demikian, coecum pada itik lebih berkembang daripada
pada ayam. Coecum terdiri atas dua coeca atau
saluran buntu. Di dalam Coecum terjadi pencernaan mirobiologi,
karena pencernaan serat kasar dilakukan oleh bakteri pencernaan serat kasar.
3.2.10. Usus besar
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan diketahui berat usus besar ayam adalah berat 2
gram. Menurut Yaman (2010), berat normal rektum adalah 4
sampai 6 gram. Panjang usus besar ayam tidak berada dikisaran normal. Perbedaan
ini disebabkan adanya perbedaan pertumbuhan dan performa ayam. Usus besar
juga dinamakan intestinum crasum. Fungsi usus besra yaitu
untuk perombakan partikel pakan yang tidak tercerna oleh mikroorganisme menjadi
feses yang kemudian juga tercampur dengan urine membentuk ekskreta. Feses dan
urine sebelum dkeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72% sampai 75%.
3.2.11. Kloaka
Saluran pencernaan ayam berakhir pada kloaka
yang merupakan muara keluarnya ekskreta. Menurut Yuwanta (2004), feses dan urin
sebelum dikeluarkan mengalami penyerapan air sekitar 72% sampai 75%. Rerata
waktu yang diperlukan untuk lintas pakan di dalam saluran pencernaan unggas
kurang lebih 4 jam. Muara ureter dinamakan urodeum, muara sperma pada
ayam jantan disebut proktodeum, dan muara feses dinamakan koprodeum.
Kloaka merupakan tempat keluarnya ekskreta karena urodeum dan koprodeum
terletak berhimpitan.
Berdasarkan praktikum yang
dilakukan tidak diketahui berat kloaka pada ayam karna pada saat praktikum
bahan tersebut tidak tersedia.
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Ruminansia memilliki sistem pencernaan
yang terdiri atas esophagus, lambung, dan juga usus. Lambung pada ruminansia
terdiri dari 4 bagian. Hal inilah yang unik pada ruminansia dan tidak dimiliki
oleh hewan lainnya. Ada rumen, retikulum, omasum dan abomasum. Ukuran dapat
bervariasi sesuai dengan jenis, umur dan juga faktor makanan ruminansia.
2. sistem pencernaan pada ternak unggas
yaitu organ dalam pada ternak unggas terdiri dari dua bagian, yaitu alat
pencernaan dan organ tambahan.Alat pencernaan pada ternak unggas terdiri dari
mulut, oesophagus, crop, proventikulus, gizzard, duodenum, jejunum, ilieum, coecum, usus
besar, dan kloaka.Adapun organ tambahan pada ternak unggas
terdiri dari hati, pankreas, dan kantung empedu.
4.2. Saran
Saran yang dapat saya berikan pada
praktikum ini yaitu diharapkan menyediakan tempat yang baik untuk semua praktikan
agar dapat melihat dan mendengar penjelasan yang diberikan.
Amrullah, I. K. 2004. Nutrisi Ayam Broiler.Lembaga
Satu Gunungbudi
IPB. Bogor.
IPB. Bogor.
Bali. Saluran Pencernaan Kambing.
http://bali-baliqu.blogspot.com/2011/09/salu ran-pencernaan-kambing.html. 2011.
Diakses tanggal 12 Desember 2012.
Biologigonz.
Pencernaan Ruminansia. http:// biologigonz.
blogspot. com/2010 /01/pencernaan-ruminansia. html. 2010. Diakses
tanggal 12 Desember 2012.
Blakely,
James and David H. Bade. Ilmu Peternakan edisi IV. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press. 1991.
Dodee.
Pencernaan Ruminansia. http://dodee88.
wordpress.com/2009/01/03/67/. 2009. Diakses pada tanggal 12 Desember
2012.
Frandson.
Anatomi dan Fisiologi Ternak. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
1992.
Hamsah.
2013. Respon Usus dan Karakteristik
Karkas pada Ayam Ras Pedaging dengan Berat Badan Awal Berbeda yang Dipuasakan
Setelah Menetas. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Kosnoto, M. 2000. Teknologi Limbah Rumen untuk Pakan dan
Pupuk Organik. Surabaya: Fakultas Kedokteran Hewan Universitas
Airlangga. . 2 nov 2012
Neil, A. C. 2008. Biology 2nd edition.The
Benjamin Coming Publishing
Company Inc. Pec Wood City.
Company Inc. Pec Wood City.
Neisheim.2009.http://www.scribd.com/doc/51775557/tinjauan-pustaka
North.2008.http://health.detik.com/read/2008/09/11/170027/1201783/770/pencernaan
Prayoga, Goodma, H. D. 2006. Biology
Laboratory Inversatium Java. Novich Put Orlando.sistem-organ-dalam . 1 nov 2012
Suprijatna. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Sutardi. 2002. Landasan Ilmu Nutrisi I. Bogor:
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor . . 2 nov 2012
Yaman, M. Aman. 2010. Ayam Kampung Unggul. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Yuwanta, Tri. 2004. Dasar
Ternak Unggas. Kanisius.Yogyakarta.
Zuprizal
dan M. Kamal. 2005. Nutrisi dan Pakan
Unggas. Fakultas Peternakan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
HALAMAN
PENGESAHAN
Diajukan Sebagai salah satu syarat yang harus
dipenuhi dalam menyelesaikan
Laporan Praktikum mata kuliah Nutrisi
dan
Pakan Ternak.
Judul :
Laporan Praktikum Nutrisi
dan Pakan Ternak
Nama :
NURAENI PRIMAWATI
Stambuk : L1A1 14 095
Jurusan : Peternakan
Fakultas : Peternakan
Universitas : Halu Oleo
Kelompok : V (Lima)
Kendari, 6 Juni 2016
Mengetahui
Dosen
Pembimbing
Firman Nasiu S,
Pt. M, Sc
NIP : 197605262010011009
KATA
PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas segala rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya
sehingga lapoaran praktikum nutrisi dan pakan ternak ini dapat terselesaikan
dalam waktu yang telah di tentukan.
Laporan ini
diharapkan dapat menjadi salah satu sumber bacaan dan inspirasi yang bermanfaat
bagi mahasiswa lain dan halNyak, khususnya mahasiswa di Universitas Halu Oleo.
Dan juga kepada teman-teman semua terimah kasih yang telah membantu dalam
membuat laporan ini, serta memberikan sumbangan saran dan kritik positif dan
tentu saja konstruksi baik secara langsung maupun tidak langsung mengenai isi
materi maupun penulisannya, guna untuk kebaikan bersama.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih
mempunyai banyak kekurangan sehingga membutuhkan perbaikan-perbaikan demi
penyempurnaan laporan ini. Oleh karena itu, dengan lapang dada dan dengan hati
terbuka saya senantiasa menantikan saran dan kritik positif dari para pembaca.
Kendari,
6 Juni 2016
Penyusun
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL ................................................................................................... i
HALAMAN
PENGESAHAN......................................................................................ii
KATA
PENGANTAR.................................................................................................iii
DAFTAR
ISI................................................................................................................iv
BAB I
PENDAHULUAN.............................................................................................2
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA...................................................................................4
BAB III PEMBAHASAN.............................................................................................9
BAB IV PENUTUP.....................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
Suka Dengan Konten Ini, Sangat berkaitan dengan Blog Pemainayam.vip
BalasHapusTerimakasih Admin, Artikel ini sangat bermanfaat.
BalasHapusSekalian mohon ijin ya numpang iklan promosi menawarkan Produk berikut ini :
- CaO / Kapur Bakar/ Kalsium Oksida.
- CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
-CaCo3 /Kalsium Karbonat.
- Kaptan / Kapur Pertanian
- Dolomite.
- Zeolite .
- Bentonite.
Untuk informasi dan pemesanan produk Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.