LAPORAN
LENGKAP
ILMU
TANAMAN DAN MAKANAN TERNAK
Oleh:
NURAENI PRIMAWATI
NIM.
L1A1 14 095
JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2015
HALAMAN
PENGESAHAN
Judul : 1. Koleksi benih
turi
2. Kualitas benih
Nama : Nuraeni Primawati
Nim : L1A1 14 095
Jurusan/Fakultas : Peternakan/Peternakan
Menyetujui
Asisten Praktikum
Rachmita Dewi S. Toba
NIM:L1A1 12 025
Tanggal disetujui
: Desember
2015
HALAMAN
KONSULTASI
No.
|
Hari/Tgl
|
Materi Konsultasi
|
Paraf
|
Kendari, November 2015
Menyetujui,
Asisten Praktikum,
Rachmita Dewi S. Toba
Laporan
Praktikum I Ilmu Tanaman dan Makanan Ternak
KOLEKSI
BENIH TURI
Oleh:
NAMA :
NURAENI PRIMAWATI
NIM
: L1A1 14 095
KELAS : B
KELOMPOK : III (TIGA)
AST. PEMBIMBING : RACHMITA DEWI.S TOBA
JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2015
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Tanaman makanan
ternak adalah hijauan yang dibudidayakan untuk bisa dimanfaatkan sebagai bahan
makanan utama bagi ternak khususnya ruminansia. Perlu adanya pembelajaran
mengenai ilmu tanaman makanan ternak guna untuk lebih mempermudah para peternak
berikunya. Ilmu tanaman makanan ternak adalah ilmu pengeahuan tentang
pengenalan jenis-jenis tanaman hijauan makanan ternak dalam kedudukan
ekologisnya. Tumbuhan hijauan pakan sangat diperlukan, sehingga perlu dilestarikan
guna melakukan pembudidayaan yang secara bertahap sebagai penerus potensi jenis
vegetasinya.
Benih turi merupakan salah satu
jenis vegetasi yang termasuk jenis makanan ternak yang sangat disukai oleh
ternak kambing. Benih turi adalah jenis kacang-kacangan yang bunganya mirip
dengan sabit dan polongnya menggantung. Sehingga polongnya nampak seperti
kacang panjang akan tetapi daunnya majemuk sepeti daun lamtoro.
Dalam praktikum ini, yang dilakukan adalah
metode pengoleksian benih turi dengan mengamati pertumbuhan kecambahnya. Pada
dasarnya hal ini penting dilakukan guna sebagai koleksi tanaman makanan ternak
sehingga dengan
ketersediaan pertumbuhan jenis pakan ternak seperti ini akan dapat tumbuh
banyak khususnya di bagian Kota Kendari dan akan mempermudah para peternak untuk mendapatkan
bahan pakan turi.
Praktikum ini berguna sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa
agar dapat mengetahui bagaimana cara melakukan pembudidayaan terhadap tanaman
turi dengan jenis yang unggul dan dapat dipercaya sabagai sumber pakan utama
bagi ternak yang ingin dikembangbiakkan. Tanaman ini juga banyak mengandung
khasiat diantaranya sebagai alat kecantikan dan sebagai obat tradisional.
Seperti yang dijelaskan diatas bahwa tanaman
turi banyak khasiatnya. Selain sabagai obat dan alat kecantikan, juga dapat
digunakan sebagai bahan makanan ternak. Daun turi yang katanya banyak
mengandung saponin, tannin dan flavonoid. Dalam beberapa literatur kebanyakan
pohon turi ditemukan di wilayah pemukiman
warga tempat pengambilan sampel.
Berdasarkan
latar belakang terebut, untuk dapat membudidayakan tanaman makanan ternak
seperti ohon turi ini, agar dapat ditemukan secara mudah. sehingga dengan demikian perlu dilakukan praktikum
Koleksi Benih Turi.
B. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada
praktikum Koleks Benih Turi adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui jenis-jenis turi,
2. Untuk
mengetahui cirri-ciri pohon turi,
3. Untuk
mengetahui kondisi alam asal benih turi yang diperoleh, dan
4. Untuk
mengetahui kondisi geografis asal benih turi yang diperoleh.
C.
Manfaat
Manfaat yang ingin dicapai pada
Praktikum Koleksi Benih Turi adalah sebagai berikut:
1. Dapat
mengetahui jenis-jenis turi,
2. Dapat
mengetahui cirri-ciri pohon turi,
3. Dapat
mengetahui kondisi alam asal benih turi yang diproleh, dan
4. Dapat
mengetahui kondisi geografis asal benih turi yang diperoleh
I.
TINJAUAN
PUSTAKA
A.Benih Turi
Turi
(Sesbania grandiflora) merupakan
tanaman asli Indonesia,yang termasuk keluarga
kacang-kacangan dari famili Papilionaceae. Kacang turi adalah salah satu jenis
kacang-kacangan dari pohon turi yang
berbentuk bulat berwarna kuning kecoklatan dan mempunyai rasa yang
khas dan aroma yang khas
jenis kacang-kacangan (Zakiyatul,
2005).
Turi
adalah jenis tanaman yang sangat banyak khasiatnya, bukan hanya sebagai makanan
ternak saja akan tetapi juga sebagai obat tradisioal dan alat kecantikan Daun
turi mengandung saponin,
tanin, flavonoid, glikosida,
peroksidase, vitamin A dan B. Kandungan dari daun turi yaitu saponin
tanin, dan flavonoid yang diduga mempunyai aktivitas sebagai antibakteri. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada tanaman
daun turi dengan senyawa saponin, tanin dan flavonoid dengan metode dilusi
padat dan teknik bioautografi(Prasetyono, 2012).
B.Jenis-jenis Turi
Ada dua jenis
turi dibedakan menurut warna
bunganya, ialah turi berbunga warna putih yang disebut sebagai turi putih, dan
turi berbunga merah violet disebut turi merah. Hampir seluruh bagian
tumbuhan ini bermanfaat bagi manusia, bunganya banyak mengandung vitamin. Biji
turi memiliki kandungan
kimia yaitu kalsium
oksalat, sulfur,kalium, natrium,
beta karoten, vitamin A, vitamin B serta zat besi (Towaha dkk., 2010).
C.Ciri-ciri Pohon Turi
Dalam
beberapa literatur kebanyakan pohon turi memiliki cirri-ciri seperti yang
dijelaskan para ilmuan yaitu dengan karkteristik batang tanaman ini sedikit
bercabang dengan tinggi 8-15 m dan berdiameter 25-30 cm. kulit luar batangnya
berwarna abu-abu kehitaman, kasar, terdapat retakan vertical yang panjang
selebar 1-2 cm. kulit kayu bila ditoreh akan mengeluarkan lender berwarna
kuning kemerahan.Daunnya majemuk menyirip sepanjang 30 cm dengan jumlah anak
daun genap (berpasangan) sekitar 20-50 anak daun pertangkai. Bentuk daun
lonjong atau oval. Bungganya berbentuk tandan, tumbuh pada ketiak daun. Kelopak
bunga berbentuk bulan sabit dan mahkota bunga menggantung seperti lonceng.
Berdasarkan varietasnya bunga dibagi menjadi 2 macam, yaitu berwarna merah dan
berwarna putih. Polongnya menggantung berbentk ramping dan lurus dengan ujung
meruncing. Ukuran panjang polong 30-50 cm dengan lebar 1-1,5 cm. ketika masih
muda, polong berwarna hijau, kemudia setelah tua berwarna kuning (Rusdi dkk.,2009).
D.Kondisi Geografis Kota Kendari
Kota kendari terletak
di Jazirah tenggara. Pulau Sulawesi georafis terletak dibagian selatan garis
khatulistiwa. Memanjang dari utara ke selatan dan membentang dari barat ke
timur diantara 120ͦ 45’ – 124 ͦ30’ bujur sangkar. Kota kendari dengan potensi
sumber daya 3 dimensi yang terus melakukan pembanguunan dengan pertumbuhan dan
perkembangan ekonomi yang cukup pesat, telah mengundang migrasi dan pertambahan
penduduk yang cukup tinggi (Yanti,2012).
III.
METODOLOGI PRAKTIKUM
A.
Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari sabtu,
13 November 2015-07 Desember 2015. Dimulai pada pukul 09:00 WITA sampai selesai
dan bertempat di Laboratorium Pabrik Pakan Fakultas Peternakan, Universitas
Halu Oleo, Kendari.
B.
Alat
dan Bahan
Alat yang digunakan pada Praktikum Koleksi
Benih dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Alat
dan Kegunaan yang digunakan pada Praktikum Koleksi Benih
No.
|
Alat
|
Kegunaan
|
1.
|
Polybag
|
Sebagai media untuk
menanam
bibit
|
2.
|
alat tulis menulis
|
Untuk mencatat data
pengamatan
|
3.
|
Kamera
|
Sebagai alat
dokumentasi
|
4.
|
Pacul
|
Untuk menggali taah
|
5.
|
Sekop
|
Untuk mencampur
tanah,pupuk,dan
|
serbuk gergaji
|
Bahan yang digunakan pada Praktikum
Koleksi Benih dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Bahan
dan Kegunaan yang digunakan pada Praktikum Koleksi Benih
No
|
Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Biji Turi
|
Sebagai objek pengamatan
|
2.
|
Indigovera
|
Sebagai objek pengamatan
|
3.
|
Pupuk Kandang
|
Sebagai bahan
campuran
|
4.
|
Serbuk Gergaji
|
Sebagai
bahan campuran
|
5.
|
Air
|
Untuk menyiram tanaman turi dan Indigovera
|
C.
Prosedur
Kerja
Prosedur kerja pada praktikum Koleksi
Benih adalah sebagai
berikut:
1. Mencampur
pupuk kandang dan sekam padi serta tana,
2. Mengisi
tanah kedalam 100 polybag,
3. Menyusun
polybag dengan rapi,
4. Menyiram polybag sampai kenyang air,
5. Menanam
biji turi dan indigovera masing-masing 50
polybag dengan masing-masing berisi 3 biji benih,
6. Menyiram
kembali polbag,
7. Memasang
plat kelompok, dan
8. Melakukan
pengamatan dan mencatat hasil pengamatan.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan
melalui penyulaman biji turi, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1. Penyulaman Biji
Turi
No.
|
Jumlah Polybag Biji Turi
|
Biji
yangTumbuh
|
Biji yang di
sulam
|
1
|
50
|
32
|
18
|
B.
Pembahasan
1. Jenis-jenis Benih Turi
Berdasarkan hasil pengamatan dilokasi pengambilan benih sampel turi
terdapat beberapa jenis tanaman seperti
ini yang ditemukan diantaranya adalah jenis turi merah. Benih ini berasal dari
Kelurahan Ponggolaka,
Kecamatan Puuwatu.
Jenis seperti ini banyak ditemukan di sekitar jalanan terutama di
wilayah-wilayah pemukiman warga Kelurahan Ponggolaka.
Pengambilan benih sampel turi dilakukan
secara manual yakni dengan memanjat kemudian memetik satu persatu secara
perlahan agar tidak terhambur sebagaimana mestinya struktur buah yang sudah tua
dan layak diambil sebagai bibit, strukturnya pasti sudah melemah.
Di
lokasi pengambilan
sampel, benih turi ang ingin dibudidayaka ini kurang lebih sekitar 85% terdiri
dari jenis turi putih. Jenis turi merah sangat jarang ditemukan khususnya di
wilayah ibu kota sekalipun, bisa dikatakan tidak ada. Di Kecamatan Baruga,
jenis turi merah tidak ditemukan sepohon pun.
2. Ciri-ciri Pohon Turi
Adapun ciri-ciri
benih turi yang diperoleh dilokasi pengambilan sampel adalah batang yang
mempunyai sedikit cabang/ ranting, tingginya diperkirakan 12-15 M. Diameter
batangnya sekitar 25-30 cm. kulit luar dari batangnya berwarna abu -abu
kehitaman, struktur batangnya nampak kasar, dan terdapat banyak retakan-retakan
vertikal kecil. Polong
buah benih pada pohon turi yang diperoleh memiliki ciri menggantung pada
ranting seperti bentuk polong pada kacang panjang. Struktur buah ramping dan
memanjang. Berdasarkan sampe yang diperoleh, buah yang masih muda bijinya
berwana hijau. Apabila sudah tua bijinya warna kuning. Akan tetapi biji turi
yang diambil sebagai sampel ada yang
telah rusak dan tidak dapat digunakan sebagai bibit unggul untuk bahan budidaya
vegetasi jenis ini. Bunga
pohon turi yang diambil di lokasi, memiliki ciri warna putih dan bentuknya
seperti sabit dan bertandan. Mahkotanya menggantung dam berwarna putih.
Sebenarnya bunga turi bukan hanya ada satu jenis, banyak jenis lain mengenai
biji turi diantaranya yang berwaena merah. Akan tetapi jenis pada praktikum ini
hanya ditemukan jenis turi merah
Berdasarkan
hal tersebut sesuai
dengan pendapat Rusdi (2009),
yang menyatakan bahwa batag tanaman turi, dengan ciri-ciri sedikit cabang
dengan tinggi 8-15 m dan berdiameter 25-30 cm. polong menggantung, dengan
ukuran panjang polong 30-50 cm. bunga berbentuk tandan, tumbuh pada ketiak
daun. Kelopak bunga berbentuk bulat sabit dan mahkota bunga menggantung seperti
lonceng.
1.
Kondisi
Alam Asal Bibit Turi
a)
Topografi
Kota
kendari dengan keadaan topogarfinya mulai dengan gunung rendah sekitar 49%,
tanah bukit 25% dan dataran rendah 26%, serta berdasarkan geologisnya 67%
sedimen, metamorphosis 20% dan batuan beku 13%.
Usaha peternakan di Kota Kendari sangat potensial dikembangkan selain
menunjang protein hewani bagi pemenuhan gizi masyarakat karena selain dapat
dikomsumsi sendiri, juga dapat dijual sehingga dapat menambah pendapatan
keluarga(Supri, 2006).
Berdasarkan
lokasi pengambilan sampel yaitu Kecamatan Puuwatu,
Kota Kendari. Pohon turi berdasarkan letak lokasi banyak terdapat didepan
rumah/pemukiman penduduk Kecamatan Puuwatu.
Jenis yang ditemukan tidak bervariasi, hanya terdapat jenis turi putih.
b)
Curah
Hujan
Berdasarkan
lokasi pengambilan sampel, curah hujan pada saat pengambilan benih turi
diperkirakan antara pertengahan musim kering dengan curah hujan yag sangat
minim untuk terjadi. Biasanya seperti teori umum yang telah kita ketahui pada
saat bulan Nopember sampai dengan bula maret, angin bertiup kencang dan banyak
mengandung uap air yang berasal dari Benua Asia dan Samudera Pasifik. Yang mana
pada bulan ini terjadi musim hujan.
c)
Iklim
Kota Kendari sebagaimana
daera-daerah lainnya di Indonesia hanya terdapat dua musim yaitu kemarau dan
penghujan. Keadaan ini sanga dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup diatas
wilayahnya. Wilayah iklim Kota Kendari berdasarkan system oldeman termasuk type
iklim D3 yaitu dengan 3-4 bulan basah dan 5-6 bulan kering.
Berdasarkan
keadaan iklim Kota Kendari yang mengenal dua musim yakni penghujan dan kemarau,
maka berkaitan erat dengan keadaan iklim
Kecamatan Puwatu.
Akan tetapi pada saat pengambilan sampel benih turi, kondisi iklimnya adalah
musim kemarau yang terjadi diatas suhu rata-rata.
2.
Kondisi
Geografis Asal Benih Turi
a)
Gambaran
Umum Lokasi
Biji
turi yang diambil berasal dari Kecamatan Puwatu,
Kelurahan Ponggolaka.
Di daerah ini persentase jumlah benih turi bisa mencapai 80%. Demikian dikatakan
mencapai tingkat tersebut karena karena di daerah ini banyak sekali pohon turi
yang ditemukan dipingiran jalan. Dengan
kondisi daerah yang seperti ini, baiknya dilestarikan sejenis tanaman seperti
turi ini. Mungkin karena kondisi tanah yang bagus dan kelembaban serta pH tanah
yang memungkinkan sehingga tanaman sejenis ini banyak tumbuh di daerah Puwatu.
b)
Batas
Wilayah Lokasi
Luas wilayah kecamatan sangat
beragam, diantaranya jumlah kecamatan di Kota Kendari juga sangat banyak,
contohnya Poasia yang
merupakan wilayah Kecamatn paling luas, menyusul Kecamatan Mandonga dan
Kecamatan Kendari dan Kecamatan Baruga.
c)
Kondisi
Lingkungan
Berdasarkan lokasi pegambilan
sampel, kondisi lingkungan pada saat itu nampak seperti musim kemarau, akan
tetapi waktu pengambilan sampel pada bulan November termasuk musim penghujan walaupun hanya sedikit curah
hujannya.
Disekitar
pohon turi yang diambil sebagai sampel, banyak tumbuh vegetasi lain seperti
daun komba-komba dan pepohonan lainnya yang memiliki akar yang dalam dan jarang
sekali dtemukan jenis rumput liar dengan akar pendek kecuali rumput lapangan
dengan masa hidup yang pendek. Hal ini menunjukkan bahwa lingkungan sekitar
daerah pengambilan sampel masih banyak
mengandung unnsur hara dan pH yang cukup untuk pertumbuhan sejenis vegetasi
lain disekitar pohon turi ini.
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Jenis-jenis turi yang ditemukan di lokasi adalah jenis
turi putih
2. Benih
turi yang ditemukan di Kecamatan Puuwatu
memiliki ciri-ciri batangnnya dengan sedikit ranting dan tinngginya kurang lebih
sekitar 12-15 m, bunganya berwarna putih, bentuknya mirip seperti sabit.
3. Benih
turi yang diperoleh berasal dari Kecamatan Puuwatu,
dengan kondisi iklim kemarau.
4.
Benih turi yang diperoleh
berasal dari Kecamatan Puuwatu
banyak ditemukan menjuntai dipinggiran jalan depan pemukiman warga.
B.
Saran
Saran yang dapat kami ajukan yaitu sebaiknya dalam melaksanakan praktikum ini praktikan diharapkan datang tepat waktu, dan saat praktikum semua praktikan harus aktif.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetyono,S.D.
2012.Daftar Tanaman Obat Ampuh disekitar Kita.Flash Book. Yogjakarta.
Rusdi.,
Rosmiaty., Arief, dan Agus. 2009. Pengaruh Pengeringan Daun Turi (Sesbania Grandiflora) terhadap Degradasi
Bahan Kering dan Protein dalam Rumen. Fakltas Pertanian Universitas Tadulako. Palu.
Sujarto.
2005. Kebijaksanaan Teknologi untuk Pengembangan Wilayah; Pokok-pokok
Pemikiran. UI Press: Jakarta.
Supri., Yantoni., dan Anggara. 2006. Kondisi Geografis
Wilayah Kota Kendari. Mentri. Kendari
Towaha,
R. 2010. Jenis-jenis Turi (Sesbania
Grandiflora) dan Ciri-ciri Fisik Pohon Turi. Unhas. Makassar.
Yanti,
N. 2012. Letak dan Kondisi Geografis Sulawesi Tenggara. Kisman. Jakarata.
Zakiyatul.
2005. Klasifikasi Umum Benih Turi (Sesbania
Grandiflora). Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran. Bogor.
Laporan
Praktikum II Ilmu Tanaman dan Makanan Ternak
KUALITAS
BENIH
Oleh:
NAMA :
NURAENI PRIMAWATI
NIM
: L1A1 14 095
KELAS : B
KELOMPOK : III
AST. PEMBIMBING : RACHMITA DEWI.S TOBA
JURUSAN
PETERNAKAN
FAKULTAS
PETERNAKAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
KENDARI
2015
I.
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Ilmu tanaman dan makanan ternak memang sangat
perlu untuk dibudidayakan. Pengadaan
benih dan bibit bermutu merupakan upaya penting untuk mendukung keberhasilan
dalam melakukan penghijauan terhadap benih
turi. Mulai tingginya peredaran benih dan bibit secara komersial memerlukan
suatu sistem untuk pengendaliannya. Di Indonesia dan beberapa negara berkembang
lainnya, pengendalian mutu benih dan bibit dilakukan melalui sistem skarifikasi mutu yang diatur
dalam bentuk peraturan pemerintah.
Dalam
kaitannya dengan praktikum uji kualitas benih, benih yang baik dikembangkan
harus memenuhi kategori persyaratan, misalnya tidak ada benjolan aneh pada
benih ataupun bekas lubang atau habis digigit ulat. Sehingga sangat perlu dalam
pemilihan atau harus diseleksi terlebih dahulu sebelum diadakan penanaman
pohon.
Benih
turi yang berkualitas apabila diberi perlakuan misalnya dilakukan pengamplasan,
tentunya benih akan lebih cepat berkembang dibanding dengan benih yang tanpa
diberikan perlakuan sedikitpun. Benih turi yang ini sangat cocok apabila
ditanam di lokasi dengan kondisi lingkungan antara iklim basah dan kering. Jika
dilihat dari praktikum Pengoleksian Benih Turi yang sebelumnya telah dilakukan,
sesuai dengan percepatan pertumbuhannya, benih ini sangat mudah untuk
dikembangbiakkan/diperbanyak.
Dengan kondisi
benih yang berkualitas, tentunya dapat mempermudah para praktikan untuk dapat
membudidayakan kecambah-kecambah yang berkualitas. Bukan hanya praktikan, akan
tetapi juga para peternak yang kekurangan akan bahan pakan dan menemukan
hal/ide untuk menanam kecambah turi dengan mudah pula.
Berdasarkan
latar belakang tersebut, perlu diadakannya pemilihan kualitas benih yang baik
dan memenuhi persyaratan yang sudah ditentukakn sehingga tidak terjadi yang
namanya kegagalan dalam pelestarian bibit pakan, yang akan menyababkan
kekurangan persediaan pakan ternak.
B.Tujuan
Tujuan
yang ingin dicapai dalam praktikum kualitas benih adalah sebagai berikut:
1. Untuk
mengetahui cara menghitung kemurnian bennih,
2. Untuk
mengetahui pertumbuhan benih normal,
3. Untuk
mengetahui berapa model uji skarifikasi dan persentase pertumbuhannya,
4.
Untuk mengetahui daya
kecambah benih.
C.Manfaat
Manfaat
yang ingin dicapai dalam praktikum kualitas benih adalah sebagai berikut:
1. Dapat
mengetahui cara menghitunng kemurnian benih,
2. Dapat
mengetahui pertumbuhan benih normal,
3. Dapat
mengetahui model uji skarifikasi dan
persentase pertumbuhannya,
4. Dapat mengetahui daya kecambah
benih.
II.
TINJJAUAN
PUSTAKA
A.Kemurnian Benih
Penentuan kemurnian benih mengacu pada ketentuan sesuai
peraturan, Contoh kerja untuk kemurnian benih umumnya setara dengan 2500 butir
benih. Komponen benih dibagi dalam 3 bagian, yaitu benih murni (pure seed),
benih lain
(other seeds), dan
kotoran (inert matter). Setiap komponen ditimbang .Permasalahan dalam penentuan
kemurnian benih adalah belum adanya definisi benih murni yang jelas (baku)
untuk setiap jenis. Hal ini penting untuk menyeragamkan penentuan kemurnian
benih antar instansi yang berwenang untuk
melakukan pengujian
mutu benih. (ISTA ,2006).
III.METODE
PRAKTIKUM
A.Waktu dan Tempat
Praktikum
ini dilaksanakan di Laboratorium Pabrik Pakan Fakultas Peternakan, Universitas
Halu Oleo, Kendari. Pada hari Sabtu, 13 November 2015. Pukul 08.30 WITA.
B.Alat dan Bahan
Alat yang
digunakan pada praktikum Kualitas
Benih dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1.Alat dan Kegunaan pada
Praktikum Kualitas Benih
No.
|
Alat
|
Kegunaan
|
1
|
Cutter
|
Untuk melukai ujung benih turi
|
2
|
Nampan
|
Sebagai wadah untuk menyimpan
|
biji turi
|
||
3
|
Tissue
|
Sebagai alat untuk melapisi biji
|
turi di nampan agar tetap lembab
|
||
4
|
Penggaris
|
Untuk mengukur tinggi kecambah
|
5
|
Alat tulis menulis
|
Untik mencatat data hasil pengamatan
|
dan lapora sementara
|
||
6
|
Kamera
|
Untuk dokumentasi
|
7
|
Amplas
|
Untuk mengamplas biji turi
|
Bahan
yang diguunakan pada
praktikum Kualitas Benih
dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Bahan dan Kegunaan pada Praktikum Kualitas Benih
No.
|
Bahan
|
Kegunaan
|
1.
|
Biji Turi
|
Sebagai objek
pengamatan
|
2.
|
Air
|
Untuk
menyiram kecambah
|
C.Prosedur
Kerja
Adapun
prosedur kerja dari laporan praktikum kualitas benih padauji skarifikasi yaitu
sebagai berikut:
1.
Menimbang benih
sebanyak 100 gr dan menyeleksi sebanyak 200 benih yang berkualitas,
2.
Benih yang
berkualitas dibagi menjadi 5 bagian yaitu 100 benih tanpa perlakuan, 25 benih
diamplas, 25 benih disilet, 25 benih direndam air panas dan 25 benih lagi
direndam dengan air dingin,
3.
Kemudian
diletakkan diatas nampan yang telah di isi tissue
yang dilembabkan dan diletakkan di ruang tertutup, kemudian diamati proses
perkecambahan pada hari ke-3, ke-4, ke-5, ke-7, ke-14 dan pengukuran dilakukan
pada hari ke-7 dan hari ke-14, dan
4.
Mencatat data
pengamatan kemudian membuat laporan sementara.
IV.HASIL
DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Berdasarkan praktikum yang
telah dilakukan, maka diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 1.
Kemurnian Benih
No.
|
Nama Benih
|
Benih Normal
|
Benih Ab-normal
|
Kotoran
|
Benih Lain
|
1.
|
Biji Turi
|
39,21 gr
|
59,59 gr
|
0,09 gr
|
-
|
Tabel 2. Uji
Skarifikasi
No.
|
Metode
|
biji kecambah yang tumbuh
|
Tinggi Jumlah Daun
|
|||||
H3
|
H4
|
H5
|
H7
|
H14
|
H7
|
H14
|
||
1.
|
amplas
|
18
|
19
|
20
|
24
|
25
|
8,32
|
9,34
|
2.
|
Silet
|
12
|
16
|
16
|
23
|
25
|
7,54
|
10,14
|
3.
|
Air Panas
|
4
|
6
|
6
|
20
|
25
|
8,32
|
9,32
|
4.
|
Air dingin
|
11
|
12
|
12
|
21
|
25
|
7,12
|
9,60
|
5.
|
t.perlakuan
|
50
|
51
|
53
|
76
|
100
|
8,2
|
10,64
|
Tabel 3. Daya
Kecambah
No.
|
Benih
|
Jumlah Benih yang Tumbuh
|
||
H4
|
H7
|
H10
|
||
1.
|
Benih Turi
|
104
|
164
|
180
|
B. Pembahasan
1. Kemurnian Benih
Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan, benih murni yang ditemukan memiliki persentase 39,21 gr,
benih yang tidak normal 59,59 gr dan kotoran sebanyak 0,09 gr. Dari persentase
tersebut, benih murni yang normal lebih sedikit jumlahnya dari pada benih yang
normal. Benih yang abnormal lebih banyak. Hal ini dilakukan dengan menimbang
benih dan menghitung komponen benih yang murni dan yang
tidak murni. Benih yang murni lebih baik jika digunakan sebagai bibit dengan
perlakuan tertentu.
Benih
murni merupakan benih/bibit yang tidak mengalami cacat sedikitpun baik dari
fisiknya ataupun secara biologisnya. Benih yang megalami kecacatan dari
fisiknya dapat ditemukan lubang atau bekas gigitan ulat, atau bahkan ada
bintik-bintik hitam. Dengan keadaan tersebut, benih bisa dikatakan sebagai
benih tidak murni dan tidak baik dipakai sebagai bibit.
Mutu bibit merupakan ekspresi yang digunakan untuk
menggambarkan kemampuan bibit untuk beradaptasi dan tumbuh setelah penanaman(Jacobs,
2005). Mutu bibit juga didefinisikan sebagai sesuatu yang sesuai dengan tujuan (fitness
for purpose) yang mencerminkan berbagai parameter yang menentukan bibit dapat
beradaptasi dan tumbuh setelah ditanam di lapangan (Wilson dan Jacobs, 2005).
B.Uji
Skarifikasi
Berdasarkan hasil pengamatan
yang telah dilakukan penentuan kemurnian benih dapat
dilakukakn dengan uji skrifikasi dengan mengamati pertumbuhan kecambah dan
mengamati persentasenya. Pengamatan yang
menyangkut uji skarifikasi ini dilakukan dengan beberapa metode diantaranya yaitu
dengan pengamplasan, di silet, di siram dengan air panas, di siram dengan air
dingin dan diberi pula uji skarifikasi dengan tanpa perlakuan.
Jika dilihat berdasarkan data
pengamatan, data yang di peroleh sesuai dengan tabel 2 yang menunjukkan bahwa pada
kecambah dengan biji yang di amplas, kecambah yang tumbuh pada hari ke-3 sebanyak
18 kecambah. Pada hari ke 4 sebanyak 19, hari ke 5 sebanyak 20 hari ke 7 adalah
24 dan hari ke 14 sebanyak 25. Selanjutnya pada perlakuan pada biji yang di
silet, kecambah yang berumur 3 hari sebanyak 12 kecambah, umur 4 hari sebanyak
16, umur 5 hari 16 dan umur 7 hari adalah 23 kecambah serta umur 14 hari tumbuh
secara maksimal sebanyak 25. biji turi yang di beri perlakuan disiram air panas
diperoleh hasil yaitu pada hari ke-3 biji yang tumbuh menjadi kecambah sebanyak
4, hari ke-4 sebanyak 6, hari ke-5 juga ada 6 kecambah(Tidak tumbuh), dan hari
ke-7 sebanyak 20 serta hari ke 14sebanyak 25. perlakuan pada pemberian dengan
air dingin hari ke-3 jumlah yang tumbuh adalah 11 kecambah, hari ke-4 sebanyak
12, hari ke-5 sebanyak 12 juga, bertambah pada hari ke-7 menjadi 21 dan hari
ke-14 adalah sebanyak 25. Dengan uji kecambah yang tanpa perlakuan hari ke-3
sebanyak 50 kecambah, hari ke-4 ada 51 kecambah yang tumbuh, pada hari ke-5
tumbuh sebanyak 53, dan pada hari ke-7 adalah sebanyak 76, hari ke-14 juga
tumbuh secara normal sebanyak 100 kecambah.
Pengujian selanjutnya dilihat
pada persentase pertumbuhan pada hari ke-7 dan hari ke-14. Dari hasil
pengamatan yang telah dilakukan dengan metode pengukuran berdasarkan kecambah
yang tumbuh, diperoleh rata-rata keseluruhan pada hari ke-7 dengan perlakuan
amplas adalah 8,32 dan hari ke-14 adalah 10,14. Selanjutnya diamati pada
perlakuan dengan disilet, erdasarkan perlakuan ini, jumlah biji yang tumbuh
ternyata lebih rendah disbanding dengan metode pengamplasan sebelumnya. Dari
sini hanya diperoleh 7,54 di hari ke-7 dan hari ke-14 adalah 10,14. Dengan
perlakuan yang di siram dengan air panas, persentase biji yang tumbuh adalah
8,32 pada hari ke-7, sedangkan pada hari ke-14 adalah sebanyak 9,32. Berikutnya
pada perlakuan yang diberikan air diberikan air dingin, hari ke-7 adalah 7,12
dan hari ke-14 berjumlah 9,60. Berdasarkan perlakuan tersebut, maka dibedakan
dengan biji yang tidak/tanpa diberikan perlakuan sedikitpun. Dengan tanpa
perlakuan ini dperoleh hasil pada hari ke-7 dngan rata-rata 8,2 dan hari ke-14
dengan jumlah 10,64.
Penentuan
kemurnian benih mengacu pada ketentuan ISTA (2006). Contoh kerja untuk
kemurnian benih umumnya setara dengan 2500 butir benih. Komponen benih dibagi
dalam 3 bagian, yaitu benih murni (pure seed), benih lain (other seeds), dan
kotoran (inert matter). Setiap komponen ditimbang. Penghitungan kemurnian benih
dilakukan dengan menghitung berat setiap komponen (tidak menggunakan berat
awal).
C.Daya
Kecambah
Berdasarkan hasil praktikum maka data yang
dipeoleh untuk daya kecambah adalah
pada hari ke-4, jumlah benih turi yang tumbuh dengan daya kecambah adalah
sebanyak 104 kecambah. Pada pengujian daya kecambah selanjutnya, dilakukan
pengamatan pada hari berikutnya yaitu pada hari ke-10 yang dihitung kembali
ditemukan hasil sebanyak 164 kecambah yang masih bertahan. Kemudian diamati
pada ari selanjutnya yaitu hari ke-10 jumlah kecambah dengan persentase yang
masih tetap meningkat yaitu sebanyak 180 kecambah. Hal ini menunjukkan bahwa biji yang di uji
untuk yang diperkirakan baik untuk jadi kecambah, memiliki tingkat ketelitian
dan ringkat perlakuan yang baik pula.
Untuk
menentukan standar pengujian, beberapa kelompok benih yang mewakili sebaran
ekologinya dikumpulkan (minimal 3 kelompok benih). Kelompok benih tersebut
diuji perkecambahannya dengan beberapa metode perkecambahan terbaik berdasarkan
beberapa literatur, yang meliputi media, perlakuan pendahuluan, dan kondisi
lingkungan. Contoh uji perkecambahan dibuat dari contoh kerja. Contoh uji dari
satu kelompok benih untuk setiap perlakuan berjumlah 4 ulangan masing-masing
100 butir atau 50 butir untuk benih-benih berukuran besar(ISTA, 2006).
Pengujian ini dilakukan didalam Laboratorium
pabrik pakan fakultas peternakan dengan media nampan dan tissu yang diberi air
secukupnya untuk menjaga
kelembaban benih yang ingin diuji kecambahnya. Perlakuan yang dilakukan dengan
metode pengamplasan, disilet, dengan air hangat dan air dingin. Simulasi
tersebut akan menghasilkan trend metode perkecambahan optimal yang dapat
diterapkan untuk menguji kelompok-kelompok benih jenis tersebut dari sebaran
tumbuh yang berbeda-beda.
V.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1.
Kemurnian benih
dapat diketahui dengan cara melakukan penimbangan setelah diseleksi dari benih
yang tidak murni dan kotoran.
2.
Pertumbuhan
benih normal pada biji turi ditandai dengan uji perkecambahan secara
skarifikasi.
3.
Beberapa model
uji skarifikasi yang dilakukan diantaranya dengan metode pengamplasan, di
silet, di siram air panas dan air dingin serta tanpa perlakuan.persentasenya
setiap hari meningkat dari hari ke hari.
4. Daya kecambah benih turi
B. Saran
Saran yang dapat saya
berikan pada praktikum Kualitas Benih
adalah seagai berikut:
1. Dengan
adanya praktikum ini sebaiknya para praktikan dapat lebih memahami apa manfaat
yang harus diambil. Sehingga tidak terjadi manipulasi data.
2. Asisten
perlu lebih memperhatikan para praktikannya.
Salah satunya memberikan format penulisan laporan tepat waktu.
3. Untuk
proses praktikum selanjutnya, semoga lebih baik dan tidak ada kendala apapun.
Baik dari segi mulai pengambilan benih sampai proses pengujiannya maupun
pengoleksiannya.
DAFTAR
PUSTAKA
ISTA.
2006. International rules for seed testing: Edition 2006. The International
Seed Testing Association. Bassersdorf. Switzerland.
Wilson., Jacobs. 2005 Penanganan Perbenihan untuk Mendukung
Pengelolaan Hutan secara Lestari. Dalam : Industri Benih di Indonesia. Aspek
Penunjang Pengembangan. Kerjasama Laboratorium Ilmu dan Teknologi Benih.
Institut Pertanian Bogor dengan PT. Sang Hyang Seri. Bogor.
Terimakasih Admin, Artikel ini sangat bermanfaat.
BalasHapusSekalian mohon ijin ya numpang iklan promosi menawarkan Produk berikut ini :
- CaO / Kapur Bakar/ Kalsium Oksida.
- CaOH2 / Kalsium Hidroksida.
-CaCo3 /Kalsium Karbonat.
- Kaptan / Kapur Pertanian
- Dolomite.
- Zeolite .
- Bentonite.
Untuk informasi dan pemesanan produk Silahkan hubungi :
Bpk Asep
081281774186
085793333234
Silahkan Simpan nomor dan hubungi jika sewaktu-waktu membutuhkan.